Kisah Sukses Gadis Putusibau di Tanah Rantauan

Nia Kurniawati Hakim (22) berasal dari Putusibau, Kapuas Hulu yang kini sukses ditanah rantauan dari menyelesaikan Kuliah tepat waktu

Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Nia Kurniawati Hakim Usai menghadiri seminar tentang beasiswa aktivis nusantara Kota Pontianak 

Pembuatan kerupuk basah oleh mamanya, lalu dikirim langsung dari Kapuas hulu, dan benar-benar kerupuk basah asli Putusibau kecuali cabenya yang ia buat disini. Biasanya ibundanya sekali mengirim 130 batang per tiga hari dan ludes dalam waktu 3 hari juga.

Awal buka usaha ia gunakan modal pribadi yang ia dapatkan dari beasiswa PPA kemudian ia tabung dan untuk membuka usaha lapakan yang pertama kali di semester 3.

"Sebelumnya untuk buka usaha lapak saya gunakan modal Rp1.2 juta yang seala kadarnya," imbuhnya.

Ia mengaku kesulitan timbul bukan dari orang lain , tapi melainkan datang dari diri sendiri karena dari dunia usaha yang perlu dijaga adalah semangat diri sendiri dan perlu teman yang bergerak dibidang yang sejenis untuk memberikan semangat dan harus saling support.

"Alhamdulillah saya enjoy dengan aktivitas saya seperti mengurus usaha dan kuliah terus dapat kerja di kantoran, dulu kerjannya lebih ke lapangan. Dari perjalanan kerja di kantor sebenarnya kerja di balik meja itu kurang mengasikan tidak seasik di lapangan dan saat buka usaha," jelasnya.

Ia mengatakab bahwa cita-citanya dari awal ingin jadi dosen tapi kalau belum bisa terwujud ia akan tetap membuka usaha lagi.

Di usia sekarang ia sudah mempunyai penghasilan dengan hitungan kotornya R. 12 juta hanya dari usaha, dan untuk keseluruhan dari gajih dan untung dari buka usaha ia biasa terima R.8.5 juta perbulan.

"Apa yang saya terima menurut saya sesuai sekali karena perhitungan kita harus matang juga. Uang yang saya dapat biasanya saya buat catatan input dan outputnya, lalu disisihkan untuk zakat penghasilan kantor dan usaha untuk membersihkan harta kita," terangnya.

Ia juga punya life plan dibuat dalam poin-poin kecil, di situ ia akan perkirakan berapa yang harus ia sisipkan misalnya untuk jalan-jalan ke suatu tempat, selain itu juga ia berikan kepada orang tua.

Setelah itu ditabung untuk menambah usaha, kemudian keiginannya mau keluar negeri yaitu ke Tibet, selain memberangkatkan Umroh dan haji kedua orang tuanya.

Saat menempuh pendidikan S1 tahun 2014 ia mengambil Prodi Ekonomi Pembangunan , Jurusan Ilmu Ekonomi Faktas Ekonomi dan Bisnis Untan, dan sekarang lanjut S2 di jurusan Magister Ekonomi Untan.

Ia menyelesaikan masa studi S1 yaitu 3 tahun 4 bulan dan dapat 3 predikat tercepat ,termuda, IPK tertinggi.

Adapun Organisasi yang pertama kali ia ikuti saat masuk Untan yaitu Organisasi Seni Himepa, Komunitas Pemerhati Pasar Modal yaitu bagaimana melihat trending saham dan segaal macam. Kemudian pramuka Untan tingkat Universitas, Mapala Untan, ikut beasiswa Bank Indonesia dan gabung di organisasi Generasi Baru Indonesia (Genbi) yang merupakan organiasai mahasiswa penerima beasiswa dari Bank Indonesia.

Selanjutnya ia juga tergaung dalam Aktivitis Nusantara dan tergabung dalam himpunan organisasi dari Bakti Nusa selama 2 tahun mendapatkan beasiswa dari tahun 2017 sampai 2019.

Di Bakti Nusa Pontianak ia menjadi angkatan pertama, dan di nasional angkatan 7.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved