Deretan Artis Peduli Siswi Pengeroyokan di Pontianak, Awkrin dan Atta Halilintar akan Lakukan Ini!
Deretan Artis Peduli Kasus Audrey, Awkrin dan Atta Halilintar Ingin lakukan ini.Mereka menilai para pelaku tidak berperikemanusiaan....
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
Deretan Artis Peduli Kasus Audrey, Awkrin dan Atta Halilintar akan Lakukan Ini!
Sejumlah artis turut peduli atas kasus Audrey, Siswi SMP yang dikeroyok 12 siswi SMA secara brutal di Pontianak.
Mereka sangat miris atas kasus yang menimpa Audrey.
Mereka menilai para pelaku tidak berperikemanusiaan hingga melakukan perbuatan sebiadab itu.
Inilah deretan artis Indonesia yang peduli atas kasus Audrey.
1. Nikita Mirzani
Nikita Mirzani sangat miris melihat Audrey yang dikeroyok secara brutal.
Hingga kemaluan korban juga dirusak para pelaku.
Dia menilai pelaku tak miliki otak hingga kasus ini harus ditindaklanjuti oleh polisi.
"Miris. Anak SMA 12 org bisa ngeroyok anak SMP yg berumur 14 thn sendirian.
Smp di colok kemaluan nya.
Saya sebagai seorang ibu yg punya anak perempuan baca berita nya smp gemeteran.
Apa yg ada di otak para pelaku...semoga bisa di tindak lanjutin dgn baik pak Polisi .
Pasti trauma sih korban.. semoga cpt semua proses nya... mau tau itu yg boomerang di kantor Polisi msh bisa main hp ga abis ini....
#stopbullying #justiceforjunior," tulis caption Nikita Mirzani di instagram pribadinya.
Baca: Dukungan Terus Mengalir, PETISI #JusticeForAudrey Menuju 3 Juta
Baca: Tagar #JusticeForAudrey Trending Topic Twitter, Kasus Pengeroyokan Siswi SMP Pontianak Viral
Baca: Pelaku Pengeroyokan Siswi SMP Pontianak Tak Bisa Berlindung dari Jerat Hukum Hanya Karena Anak-anak
2. Hotman Paris
Keluarga Audrey meminta Hotman Paris untuk membantu mereka.
Baca: Awkarin akan ke Pontianak Memperjuangkan Hak Audrey dan Hak Kemanusiaan
Baca: PETISI #JusticeForAudrey Menuju 200 Ribu, Siswi SMP Dikeroyok Brutal 12 Siswi SMA di Kota Pontianak
Baca: Gubernur Kalbar Sutarmidji Sebut Pengeroyokan Siswi SMP Pontianak Penculikan, Tak Bisa Ditoleransi!
Lewat instagram pribadi miliknya, Hotman Paris meminta Jokowi segera angkat bicara soal kasus ini.
"Kasus Audrey hanya satu kalimat apabila Bapak Presiden Ri Pak Jokowi berbicara ada kasus Audrey di Pontianak segera disidik dan ditangkap pelakunya maka hukum akan cepat berjalan.
Pak jokowi this is the right for you menjelang Pilpres this is the right for you segera ucapkan di televisi agar hukum ditegakkan dan pelaku ditangkap.
Kasihan putrinya," minta Hotman Paris pada Presiden Jokowi.
3. Awkrin
Awkarin melalui insta storynya menuliskan keprihatinkan atas kasus yang mencoreng dunia pendidikan ini.
Ia menuliskan tagar #justiceforaudrey.
Bahkan ia mengaku siap memberikan dukungan langsung untuk korban Au di Pontianak.
"doakan ya, jika diberi kesempatan dan waktu, aku akan ke pontianak, memperjuangkan hak audrey dan hak asasi wanita,"tulisnya

Bahkan menjawab salah satu pesan dari netizen yang mengatakan persoalan ini bakal diselesaikan dengan cara kekeluargaan lantaran diduga orang tua pelaku merupakan pejabat, Awkarin dengan tegas tidak menyetujui hal itu.
"mau orang tuanya siapa kek. gak bener kalo orang tuanya membenarkan anaknya berlaku seperti itu. jabatan gak dibawa mati. cara parenting orang tua akan turun menurun ke anak dan cucu. kalo emang damai bener bener secara damai dr kedua belah pihak gapapa deh. tapi kalau damai yang dipaksa karena diancam. saya tidak setuju,"tulisnya kemudian
Bahkan netizen kembali berharap tidak ada kata damai dengan persoalan serius ini, Awkarin kembali berkomentar.
"gak gitu juga. mereka masih anak2, masih labil, apa yang dipikirkan hanya senang-senang.saya juga dulu pernah jadi bocah yang bodoh. yang mereka butuhkan adalah penyuluhan dan bimbingan,"tulisnya lagi.

Kasus Audrey mengetuk hati youtuber nomor 1 di Indonesia.
Atta Halilintar lewat instagram miliknya mengatakan sangat terharu membaca berita kasus Audrey.
Kasus ini membuatnya merinding dan menangis.
Baca: Kasus Audrey Jadi Sorotan Dunia, Hotman Paris Minta Jokowi Segera Tangani
Baca: Justice for Audrey Rajai Trending Twitter Hari Ini, Siswi SMP Pontianak Dikeroyok 12 Murid SMA
Baca: Awkarin akan ke Pontianak Memperjuangkan Hak Audrey dan Hak Kemanusiaan

#JusticeForAudrey.
#kelakukanorangbodoh.
Merinding haru membaca berita adek Audrey.
Semoga aku bisa ketemu sama adik Audrey.
"Bully menyakiti orang gak akan bikin lo terlihat keren."
Atta juga berusaha menguatkan Audrey atas kasus ini.
"Yang kuat ya dek.
#AkuBerdiriBuatKamu," tulis caption Atta Halilintar untuk Audrey.
5. Rachel Vennya Roland
Selebgram bernama lengkap Rachel Vennya Roland merupakan merupakan seorang selebriti sosial media Instagram asal Indonesia.
Melalui instastorynya, Rachel Vennya mengaku sedih dan menuliskan keprihatinannya akan kasus ini.
"Kepikiran Ya Allah"ujarnya seraya menyertakan sebuah cuitan twitter dari netizen bernama Ziana Fazura.
Ia juga mengunggah tagar #JusticeForAudrey yang menunjukkan gambar ilustrasi dari korban pelecehan.
Tak lama kemudian ia mengunggah tanda tangan petisi #JusticeForAudrey.

Siswi SMP di Pontianak, AU harus dirawat di rumah sakit, setelah menjadi korban pengeroyokan 12 murid SMA.
Siswi yang baru berumur 14 tahun ini harus menjalani rontgen untuk memeriksa tengkoran kepala karena dibenturkan ke aspal dan trauma bagian dada akibat mengalami penganiayaan.
Tribun Pontianak menghimpun fakta-fakta yang terkuak setelah kasus ini ditangani aparat kepolisian dan didampingi KPPAD.
Berikut fakta-fakta yang Tribun himpun:
1. Berawal dari Saling Komentar di Medsos
Penganiayaan terhadap AU terjadi Jumat (29/3/2019) di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.
Dari informasi yang dihimpun Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kalbar, kejadian ini bermula dari saling komentar di media sosial.
Korban AU sejatinya bukanlah target utama dari 12 pelaku, tapi kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.
Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.
HIngga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan dan penganiayaan terhadap korban.
2. Dijemput di Rumah dan 2 Tempat Penganiayaan
Ada tiga aktor utama terkait penganiayaan terhadap korban AU.
Sementara sembilan orang lainnya, membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.
Korban dijemput di rumahnya dengan alasan ada yang ingin disampaikan.
Alasan itu membuat korban menuruti ajakan pelaku lalu ikut ke Jalan Sulawesi.
Pada saat penjemputan korban tidak menyadari, dirinya akan dianiaya.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.
Saat di lokasi inilah korban dianiaya. Bahkan menurut informasi yang didapat, kepala korban dibenturkan ke aspal.
Setelah mengalami penganiayaan, korban takut melaporkan ke orangtuanya.
Bahkan masalah ini baru disampaikan ke orangtuanya dan dilaporkan Jumat (5/4/2019) ke Polsek Pontianak Selatan.
Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, langsung dilakukan proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan.
Sementara proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan.
Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Selatan.
"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban.
"Kita akan panggil orangtua korban," pungkas Inayatun.
4. Wali Kota Turun Tangan
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turun tangan atas pengeroyokan yang terjadi terhadap AU.
Edi bahkan sudah mendatangi langsung korban di rumah sakit.
Menurutnya, aksi penganiyaan yang dilakukan oknum pelajar SMA terhadap AU sangat brutal.
"Gejala-gejala yang dilakukan pelajar ini dapat memberikan dampak negatif, terutama korban," katanya.
"Kita harapkan tidak terulang lagi kasus ini, mereka juga merupakan anak dibawah umur, maka perlu investigasi secepatnya agar dapat diambil langkah dalam memberikan pembinaan," lanjutnya.
Edi menegaskan pelaku harus diberikan efek jera dan edukasi, agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini di Pontianak.
(*)