Indonesia Lawyers Club
Rocky Gerung Bicara Blak-Blakan di ILC 26 Maret, Soroti Dampak Wacana Hoaks Dibasmi UU Terorisme
Publik mencurigai mengapa pada akhirnya dikeluarkan Undang-Undang (UU) pamungkas yang namanya UU Terorisme.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
"Ada seorang raja yang dicitrakan sebagai raja yang baik namanya Procrustes. Setiap malam, dia undang satu warga tidur di ranjang emasnya. Malam-malam, dia intip kalau si warga negara tubuhnya lebih panjang dari ranjang emasnya, maka digergaji warganya itu. Kalau pendek, ditarik supaya fit and proper dengan ranjang itu," jelas Rocky.
Procrustes, kata Rocky, bukan raja yang demokratis. Namun, raja yang lalim karena memakai ukuran sendiri untuk menyeragamkan pikiran rakyatnya sendiri.
"Itu buruknya. Kita ingin demokrasi bukan begitu. Demokrasi itu, biarkanlah semua pikiran bertumbuh," pintanya.
Kemudian, Rocky Gerung memberikan contoh filosofis dari rumah Suku Badui.
Rumah orang badui bentuknya tidak beraturan. Sebab, panjang penyangga atap atau bambu sengaja dibiarkan tidak sama ukurannya.
"Yang panjang ke situ, yang pendek ke situ. Tapi filosofinya jelas. Dia mau kasi tahu bahwa yang panjang jangan dipotong, yang pendek jangan disambung. Mestinya, demokrasi tumbuh seperti itu," tandasnya.
Baca: Diskes Provinsi Kalbar Optimis 2019 Ini Seluruh RS di Kalbar Terakreditasi
Baca: Sekjen Kemenkes RI: Akreditasi Rumah Sakit Jangan Dijadikan Beban
Baca: Dewan Minta Pemda Segera Laksanakan Pengerjaan Ruas Jalan Pelang-Tumbang Titi
Rocky Gerung Terlibat Debat Panas dengan Rhenald Kasali
Debat panas ini bermula ketika Rocky Gerung menyatakan keberatannya usai Rhenald Kasali menyatakan paparannya terkait asal usul hoaks.
"Saya mau kasi keterangan dulu karena itu deceptions. Bisa salah arah, apa yang diterangkan oleh saudara Rhenald Kasali," ungkap Rocky Gerung.
"Hoaks itu kalau anda baca sejarah. Karena you sebut tadi di dalam ilmu pengetahuan itu adalah jahat," timpalnya.
Menurut Rocky Gerung, asal-usul hoaks muncul pertama kali dalam sejarah ilmu pengetahuan ketika seorang Professor Fisika Allan Sokal menulis sebuah artikel untuk majalah Social Text dengan nama samaran.
Baca: Ngopi Sambil Pilih-pilih Luquid Vape di Ngabang, Di Sini Tempatnya
Baca: Sekjen Kemenkes RI Tekankan Rakerkesda Kalbar Jangan Jadi Agenda Ceromonial Belaka
Baca: 3 Lokasi Wisata Mangrove di Kabupaten Mempawah, Indah dan Instagramabel
"Lalu dipuji-puji oleh redakturnya tanpa tahu itu adalah bohong. Fungsi hoaks Allan Socal itu adalah untuk menguji apakah redaktur dari majalah bergengsi itu punya otak atau tidak, ternyata gak punya otak," kata Rocky Gerung.
Menurut dia, hal yang sama ketika kita ajukan ujian kepada kekuasaan. Kemudian, kekuasan bereaksi negatif.
"Artinya, kekuasan juga gak berpikir," imbuh dia.
Rocky Gerung juga tidak sependapat dengan pernyataan Rhenald Kasali yang mengartikan hoaks itu adalah pekerjaan iblis.
"Lalu, yang menjanjikan Rp 50 juta untuk rakyat Lombok itu Presiden atau iblis?," tanyanya.
Baca: HASIL Lengkap FP1 Moto3 GP Argentina 2019, Pebalap KTM Tercepat (LIVE)
Baca: VIDEO : Febri Jadi Dilan di Grandfinal The Voice Indonesia, Anggun : Seperti Boyband, Tapi Sendirian
Baca: VIDEO : Grandfinal The Voice Indonesia, Suara Berkarakter Ava Seperti Band Rock Foo Fighters
Rocky kembali menegaskan bahwa asal usul hoaks terjadi ketika Allan Sokal menguji kedunguan dari redaktur majalah Social Text.