Ada 400 Ribu Amplop di OTT Sidik Pangarso Diduga Untuk 'Serangan Fajar', Danhil Azhar Kritik KPK

Pasalnya, KPK dinilai tak terbuka kepada publik soal 400 ribu amplop yang berhasil 'diamankan' dalam penangkapan kasus ini.

Editor: Ishak
ISTIMEWA
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Danhil Anzar Simanjuntak 

Ada 400 Ribu Amplop di OTT Sidik Pangarso yang Diduga Untuk 'Serangan Fajar' Pemilu 2019, Danhil Azhar Kritik KPK

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Keberhasilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) politkus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso justru mendapatkan kritikan.

Pasalnya, KPK dinilai tak terbuka kepada publik soal 400 ribu amplop yang berhasil 'diamankan' dalam penangkapan kasus ini. 

Kritikan itu disampaikan Danhil Anzar Simanjuntak, lewat akun Twitter-nya,  @Dahnilanzar, Jumat (29/3/2019).

Bowo Sidik Pangarso, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, terjaring operasi senyap yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta sejak Rabu (27/3/2019) sore hingga Kamis (28/3/2019) dini hari.

Baca: Sandi Kembali ke Kalbar Dinilai Pengamat Menjaga Memori Publik

Baca: Sedang Berlangsung! Link Live Streaming FP1 MotoGP Argentina 2019, Rossi Posisi ke-9

"Saya apresiasi OTT terhdp politisi Golkar, tapi bu Basaria @KPK_RI kenapa tdk dibuka dan tunjukkan 400 ribu amplop-amplop yg berisi uang 20 ribuan dan 50 ribuan yg diduga ada cap jempolnya itu?" Tulis Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu di akun Twitter-nya. 

"Kebiasaan @KPK_RI ketika konpres membuka barang bukti, kenapa Bu Basaria melarang membuka barang bukti termasuk 400 ribu amplop2 yg sudah ada kode2 capres tertentu tsb. Publik perlu tahu," lanjutnya.

"Bahkan ada salah satu media online yg awalnya menulis diduga untuk Pilpres, KPK tak membuka amplop kemudian dirubah menjadi diduga untuk serangan fajar :-) hehehe," sambungnya.

Sebelumnya, KPK menyatakan amplop-amplop berisi uang yang terdapat di dalam 84 kardus tersebut, tidak terkait logistik Pemilu Presiden 2019 untuk pasangan nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin.

"Kardus yang tadi apakah benar untuk logistik nomor satu Pilpres? Dari awal sampai akhir kami konferensi tidak ada berbicara tentang itu," jelas Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2019).

Basaria Panjaitan menjelaskan, 84 kardus yang berisikan sekitar 400 ribu amplop berisi uang pecahan Rp50 ribu dan Rp 20 ribu dengan total Rp 8 miliar itu, diduga disiapkan oleh anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso untuk 'serangan fajar' pada Pemilu 2019.

Uang itu diduga terkait pencalonan Bowo Sidik Pangarso sebagai anggota DPR di Daerah Pemilihan Jawa Tengah II.

"Untuk sementara dari hasil tim kami, beliau mengatakan bahwa saya ini memang dalam rangka kepentingan logistik pencalonan dia sendiri sebagai anggota DPR. Dia akan maju kembali. Jadi, tidak ada keterlibatan tim sukses yang lainnya," jelas Basaria Panjaitan.

Dalam operasi tangkap tangan ini, KPK mengamankan 8 orang di Jakarta, yaitu Bowo Sidik Pangarso (BSP), Anggota DPR RI; Asty Winasti (AWI), Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia; Selo (SLO), Head Legal PT Humpuss Transportasi Kimia; Indung (IND), swasta PT INERSIA; Manto (MNT), Bagian Keuangan PT INERSIA; Siesa Darubinta (SD), swasta; dan dua orang sopir.

Baca: Panji Petualang dan Doni Herdaru Dijadwalkan Hadiri Borneo Pet Lovers, Catat Tanggalnya!

Baca: Bakso Keluarga di Jalan Sungai Jawi, Begitu Menggugah Selera

Ada pun kronologi penangkapan Bowo Sidik Pangarso, sebelumnya tim KPK menerima informasi akan adanya penyerahan uang dari AWI kepada IND.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved