Cinta Segitiga Elly Sugigi, Irfan Sbaztian dan Ulfi Anaknya, Astaga Dampaknya Pelecehan Seksual

Cinta Segitiga Elly Sugigi, Kekasihnya dan Anaknya, Astaga Dampaknya Pelecehan Seksual,Sebelum hubungan asmaranya dengan Irfan Sbaztian kandas....

Editor: Mirna Tribun
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Cinta Segitiga Elly Sugigi, Kekasihnya Irfan Sbaztian dan Anaknya, Astaga Dampaknya Pelecehan Seksual 

"Bukan tidak mungkin. Ada banyak kasus pelecehan seksual, di mana pacar baru (ibunya) telah digoda anak gadis yang usianya 15 tahun atau di atasnya. Saya merasa bahwa laki-laki yang digoda gadis sangat rentan. Dan wajar bila sang ibu memiliki kecemasan serta kekhawatiran. Tetapi sebenarnya yang dilakukan gadis seusianya dianggap wajar karena mencapai masa birahinya," ungkap Coppard.

Bahkan ia mengklaim bahwa banyak kliennya yang merupakan remaja perempuan mengobrol dnegan ayah sambungnya atau kekasih ibunya.

Selain kisah dari ibu angkat Sarah, kisahyang bertolak belakang terjadi pada Ann Thomas.

Ann merupakan ibu dari dua anak.

Ia merupakan perempuan karir yang bekerja setiap harinya.

Ann memiliki anak perempuan bernama Amy.

Usianya juga masih 15 tahun.

Ann mendengar bahwa anaknya Amy mencintai kekasihnya.

Tetapi Ann hanya menganggap angin lalu, karena ia rasa hal tersebut sangat tidak wajar.

Apalagi, kekasih Ann bernama Duncan sudah hidup bersama Ann dan Amy saat usia Amy masih tiga tahun.

Dan terbukti bahwa anaknya dan kekasihnya tak memiliki hubungan special kecuali teman berbicara, lantaran Amy telah diberi pengertian juga pendidikan mengenai hal seksual.

Sehingga Amy menganggap bahwa mencintai orang terdekat ibunya merupakan hal yang tabu.

Tapi seberapa yakin perempuan yang ada di posisi Ann bahwa anaknya tidak mencintai kekasihnya atau suami sambungnya, terlebih bila usia mereka tak terpaut jauh?

Sebuah penerlitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa perilaku yang tak terlacak tersebut sangat tinggi.

Dalam studinya pada 1990 silam, Child Sexual Abuse: The Search for Healing, Christopher Bagley dan Kathleen King, menemukan bahwa hanya 2 persen dari pelaku pelecehan seksual adalah ayah biologis sang anak. "Untuk anak perempuan, risiko terbesar adalah ketika mereka tinggal bersama dengan kekasih ibunya atau ayah sambungnya. Ketidakhadiran ayah kandungnya akan mengancam keselamatannya,".

Ini karena kebanyakan laki-laki memiliki dilema moral yang cukup tinggi.

Sudah jadi rahasia umum bila laki-laki yang kerap terlibat dengan perempuan secara intim apalagi perempuan yang dirasa sedang atau sudah mencapai birahi merupakan tantangan tersendiri darinya.

Hal ini juga diakui seseorang objek penelitian bernama Patrick Craig.

Patrick merupakan pekerja teknisi komputer.

Ia mengaku bahwa ia tertarik dengan perempuan ketika mereka menunjukkan penampilan yang menggodanya, apalagi bila perempuan tersebut berusia belasan tahun.

"Itu jadi hal yang sulit untuk menghilangkannya dari pikiran (Seksual) saya," ujarnya.

Beberapa gadis tidak sadar bahwa ia sedang berada di dalam bahaya, meski ia sudah hidup bersama rasa bahaya itu bertahun-tahun.

Terlebih menurut penelitian yang sduah dilakukan Coppard, ia menemukan bahwa seorang gadis perempuan akan tertarik dan penasaran dengan ayah sambung atau kekasih ibunya, baik usianya tak jauh berbeda darinya, atau jauh lebih tua.

Ini merupakan lampu merah bagi orangtua mereka.

Anak gadisnya tak serta-merta bersalah.

Ibu juga harus menyadari apakah pengawasan dan pendidikannya pada sang anak sudah sesuai dan juga bisa diterapkan anak dengan baik.

Kesalahan utama, biasanya datang dari kekasih sang ibu atau suami sambungnya. Kekasih atau suaminya merupakan orang baru di kehidupannya.

Meski ia sudah lama hidup bersama anak sambungnya yang merupakan anak permepuan, tak bisa dipungkiri bahwa banyak pria tertarik dengan perempuan yang akan beranjak dewasa.

Fenomena ini telah diteliti oleh Psych Central dalam beberapa tahun terakhir.

Ini mengapa hak asuh anak perempuan ada baiknya jatuh ke tangan ayah kandungnya, untuk menghindari berbagai fenomena serupa.

Ayah kandung akan berusaha melindungi dan menjauhkan anaknya dari ancaman bahaya.

Bukan tidak mungkin, bila anak perempuan hidup bersama pasangan baru sang ibu merasa tertarik.

Beberapa fenomena membuktikan bahwa ketertarikan mereka berawal lantaran kebiasaan-kebiasaan sepele, misalnya berjabat tangan, mencium pipi atau kening.

Bagi anak perempuan, mungkin hal ini sangat biasa dan sepele.

Tetapi tidak bagi ayah non biologisnya.

Meski memiliki hubungan keluarga, ayah non biologis tak memiliki hubungan darah sehingga bukan tidak mungkin bila birahinya memuncak ketika ia diperlakukan penuh rasa cinta oleh anaknya.

Sumber: Nakita
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved