Batuk Rejan Tak Kunjung Sembuh, Begini Cara Mudah Menyembuhkannya Yang Dianjurkan Medis!
Batuk Rejan Tak Kunjung Sembuh, Begini Cara Mudah Menyembuhkannya Yang Dianjurkan Medis! Serangkaian pemeriksaan diperlukan untuk...
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
Batuk Rejan Tak Kunjung Sembuh, Begini Cara Mudah Menyembuhkannya Yang Dianjurkan Medis!
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Batuk Rejan Tak Kunjung Sembuh, Begini Cara Mudah Menyembuhkannya Yang Dianjurkan Medis!
Penyakit batuk rejan atau pertusis adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk parah disertai suara napas yang nyaring (mengi).
Serangkaian pemeriksaan diperlukan untuk mendiagnosis penyakit ini dengan tepat.
Baca: Ramuan Nanas & Bahan Alami Ini Mampu Sembuhkan Batuk 5 Kali Lebih Cepat Dari Obat
Baca: Tren Baru Kuliner, Bubble Tea Dicampur Obat Batuk, Penasaran Mau Coba?
Baca: Seorang Politisi Diusir dari Rapat, Pemicunya Gara-gara Obat Batuk
Setelah itu, barulah dokter dapat mengobati batuk rejan melalui pemberian obat-obatan.
Berikut adalah sejumlah hal yang perlu Anda pahami dalam pengobatan batuk rejan serta cara mengoptimalkan proses penyembuhan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengobati batuk rejan
Penyakit batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis.
Maka dari itu, pengobatannya memerlukan antibiotik.
Jenis antibiotik yang digunakan biasanya merupakan erythromycin atau antibiotik sejenis yang berasal dari golongan makrolid.
Antibiotik seperti erythromycin banyak digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri apa pun dan bekerja dengan cara mencegah bakteri berkembangbiak.
Namun, keberhasilan pengobatan tetap tergantung pada ketekunan Anda dalam mengonsumsi obat.

Jika dokter meresepkan antibiotik, artinya Anda harus mengonsumsi obat itu hingga habis untuk menghindari kebalnya bakteri pertusis terhadap jenis antibiotik tersebut.
Mengobati batuk rejan sebaiknya dilakukan sedini, supaya bakteri tidak menjalar ke bagian tubuh lain dan menular ke orang lain.
Penyakit ini menular sehingga Anda mesti menjaga jarak dengan orang lain.
Biasanya, dokter akan menyarankan penggunaan obat Postexposure Antimicrobial Prophylaxis (PEP) pada orang berisiko tinggi, supaya tidak ikut tertular.
Perhatikan pula waktu yang tepat untuk memeriksakan diri bila Anda merasa mengalami gejala batuk rejan.
Idealnya, Anda harus memeriksakan diri dalam jangka waktu tiga minggu sejak terinfeksi.
Jika lebih dari itu, bakteri pertusis biasanya sudah menghilang dan meninggalkan kerusakan pada tubuh.
Apakah mengobati batuk rejan bisa dilakukan secara alami?
Kendati batuk rejan hanya bisa diobati secara medis, Anda tetap dapat menyesuaikan kebiasaan sehari-hari untuk menunjang proses penyembuhan.
Berikut adalah tips yang dapat Anda lakukan selama mengobati batuk rejan.
Perbanyaklah beristirahat, tingkatkan kualitas tidur Anda, dan cobalah membuat tubuh Anda lebih rileks.
Cegah penularan penyakit dengan rutin mencuci tangan dan mengenakan masker saat bersama orang lain.
Jaga kebersihan udara di sekitar Anda dan hindari hal-hal yang dapat memicu batuk.
Sesuaikan porsi makan Anda untuk mencegah muntah setelah batuk. Bila perlu, bagi porsi makan Anda ke dalam beberapa porsi yang lebih kecil tapi sering.
Waspadai tanda-tanda dehidrasi. Cegahlah dehidrasi dengan mencukupi kebutuhan cairan Anda melalui minum air putih, mengonsumsi makanan berkuah, atau minum jus buah-buahan.
Penyakit batuk rejan sebetulnya bisa dicegah
Popmama.com
Bakteri pertusis dapat menginfeksi siapa saja, tapi anak-anak adalah kelompok usia yang paling rentan.
Penyakit ini bahkan berisiko menyebabkan komplikasi, penurunan berat badan, kejang, kerusakan otak, hingga kematian pada bayi berusia di bawah enam bulan.
Kabar baiknya, Anda dapat mencegah penularan pertusis melalui imunisasi.
Pemberian vaksin biasanya dilakukan pada saat bayi berusia dua, tiga, dan empat bulan bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, serta Hepatitis B.
Imunisasi lanjutan juga sebaiknya dilakukan pada saat anak berusia 18 bulan dan 5 tahun.
Cara mengobati batuk rejan tentu berbeda dengan mengobati batuk biasa.
Bila terus berlanjut, penyakit ini pun dapat mengakibatkan kerusakan pada saluran pernapasan.
Karenanya, cermati setiap perubahan yang Anda alami guna deteksi penyakit sejak dini. (*)