Kisah Tahanan Polsek Pontianak Barat Putuskan Jadi Muallaf: Dituntun Ustadz Luqman Bersyahadat

Kisah Tahanan Polsek Pontianak Barat Putuskan Jadi Muallaf: Dituntun Ustadz Luqman Bersyahadat

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Nasaruddin
Youtube
Kisah Tahanan Polsek Pontianak Barat Putuskan Jadi Muallaf: Dituntun Ustadz Luqman Bersyahadat 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tahanan Polsek Pontianak Barat, Hisar (35) warga Jalan Tabrani Ahmad, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat memutuskan untuk masuk Islam.

Hisar dituntun bersyahadat oleh Ustaz Luqman, Sabtu (9/3/2019) sekitar pukul 19.45 WIB.

Tak hanya resmi menjadi muallaf, Hisar juga mengubah namanya menjadi Muhammad Rajab.

Saat ditemui Tribun, Selasa (12/3/2019), Muhammad Rajab mengungkapkan awal mula hidayah itu datang kepadanya.

Muhammad Rajab mengatakan, dirinya ditahan di Mapolsek Pontianak Barat, Kamis (7/3/2019).

Saat berada di dalam tahanan, Muhammad Rajab menyaksikan teman-temanya dalam tahanan melaksanakan ibadah sholat.

Baca: Tahanan Polsek Pontianak Barat Memutuskan Jadi Mualaf, Terkesan Lihat Teman Satu Selnya Salat

Baca: Kalbar 24 Jam - Rekonstruksi Kasus Pasar Mawar, Karolin Ulang Tahun, Hingga Penipuan Dana Haji Plus

Baca: RAMALAN ZODIAK Rabu 13 Maret, Virgo Lebih Introspektif, Cancer Cukup Ikuti Kata Hatimu Saat Ini

Baca: Soal Provinsi Kapuas Raya, Paolus Hadi: Jika Terwujud, Sanggau jadi Kota Administratif

"Saya masuk Islam datang dari hati, ketika saya melihat cara sholat teman-teman di tahanan yang rutin," katanya kepada Tribun.

"Tidak ada orang yang memaksa saya, saya masuk Islam atas kemauan sendiri," tegasnya.

Muhammad Rajab mengatakan, sebelumnya ia bekerja di sebuah koperasi di sekitar Jalan Tabrani Ahmad,

"Saya asal dari Medan, merantau sudah dua tahun lebih dan belum berkeluarga," ucapnya.

Muhammad Rajab menuturkan tidak ada satupun keluarganya yang keberatan dengan keputusannya memeluk agama Islam.

"Keluarga saya sudah tahu kalau saya masuk Islam, tidak ada keluarga saya yang keberatan," ungkapnya.

Usai memeluk agama Islam, Muhammad Rajab mengaku merasa tenang dan damai didalam hatinya.

"Saya merasa tenang dan bebas ketika masuk Islam, rasanya bisa bernapas leluasa, dan lega," ungkapnya.

Ia mengaku, sebelum masuk Islam perasaannya terasa berat, tidak tahu apa yang harus di pikirkan dan tidak tahu harus melangkah kemana.

"Sekarang hidup saya terasa lebih terarah," ucapnya.

Selama di tahanan Muhammad Rajab diajari tentang Islam oleh teman-temannya.

"Sampai hari ini, saya sudah belajar sedikit-sedikit tentang Islam, seperti sholat dan mengaji, yang mengajari saya teman-teman yang ada di tahanan," paparnya.

Ia mengaku tersandung kasus penggelapan, dimana ia menggadaikan satu unit laptop milik bos tempat dia bekerja.

"Saya sebelumnya tidak mengenal Islam, baru-baru ini semenjak melihat teman-teman saya di tahanan lah saya merasa mendapat hidayah," ungkapnya.

"Kedua orangtua saya Islam, adik bapak saya dan adik mamak saya juga ada yang beragama Islam," ujarnya.

Muhammad Rajab mengaku lima bersaudara dan saudara kandungnya hanya dia yang masuk Islam.

"Semenjak saya disini, saya lihat cara-cara islam itu indah, bisa membuat hati saya tenang," katanya.

Ia mengaku selama beragama Islam, sudah mengikuti Tausiyah beberapa kali.

"Saya sudah beberapa kali mengikuti tausiyah, saya harap saya bisa istiqomah mempertahankan keislaman saya. Saya akan terus belajar tentang Islam pelan-pelan," pungkasnya. 

Bamin Reskrim dan Batahti Polsek Pontianak Barat, Bripka Andi Rahadian, sempat kaget saat Muhammad Rajab menyatakan niatnya memeluk Islam.

"Sabtu kemarin, setelah ustaz menyampaikan tausiah, ada seorang tahanan menyampaikan ke saya, pak ada yang mau masuk Islam. Saya terkejut. Kemudian saya tanya kapan mau masuk Islam? Apakah ada paksaan atau tidak?," cerita Andi.

Andi mengatakan, Rajab menegaskan tak ada yang memaksanya masuk Islam. Keinginan itu benar-benar tulus datang dari hatinya.

Muhammad Rajab juga sempat mengaku kepada Andi bahwa saat melihat teman-teman di dalam selnya shalat, dia merasa tenang, damai, jadi pengen ikut.

"Karena mungkin kehidupan sehari-hari nya tidak teratur, jauh dari agamanya. Kemudian melihat teman-teman di dalam sel shalat, mulai ada rasa damai. Kemudian disampaikan ke tahanan lain baha ia mau menjadi Muslim," papar Bripka Andi.

Selanjutnya Andi membuat janji dengan Ustaz Luqman setelah Isya, agar bisa menuntun Rajab bersyahadat.

"Sebelum syahadat, sekitar 4 orang terlebih dahulu memberikan gambaran tentang Islam. Seperti rukun Islam, rukun Iman, halal haram dan sebagainya, setelah itu dibimbing buat mengucapkan dua kalimat syahadat," kata Andi.

Usai bersyahadat, Rajab mendapat penjelasan mengenai namanya, Hisar. Dari penjelasan ustaz, arti nama itu adalah orang yang merugi.

"Ustaz kemudian menawarkan, bagaimana kalau diganti kata ustaz, terus yang mau masuk Islam ini mengiyakan, digantilah jadi Muhammad Rajab," terangnya.

Andi ikut merasa bertanggungjawab dan turut membimbing Muhammad Rajab tentang keislaman.

"Saya ajarkan cara berwudhu. Saya bekali buku tuntunan shalat. Jangan sampai sudah mualaf malah tidak tahu apa-apa," ujarnya.

Andi menjelaskan, di Polsek Pontianak Barat ada Majelis Taklim harian khusus untuk tahanan.

Selain itu juga ada program tausiyah terhadap tahanan yang ditetapkan setiap Sabtu sore.

Di mana program tersebut sudah mulai sekitar Desember semasa Kompol Bermawis masih menjabat sebagai Kapolsek.

"Awal mulanya tahanan banyak menghabiskan waktu tidur-tiduran, ribut tidak jelas. Dengan adanya program Kapolsek ini, Alhamdulilah tahanan mulai mengenal salat yang awalnya tidak salat jadi salat," tuturnya.

Tahanan juga dikasi buku taklim, mereka diajarkan membuat majelis taklim di dalam sel. Bahkan ada juga yang mengamalkan puasa Senin-Kamis.

"Di sel itu ada taklim harian. Jadi dia bergantian, sama seperti di Masjid, kita bekali buku yang isinya firman Allah dan hadist Rasulullah, ada juga kisah sahabat, setelah sholat isya mereka membacanya bergantian, jadi semua tahanan merasakan," ungkapnya.

Menambahkan penjelasan dari Bripka Andi, Kapolsek Pontianak Barat, Kompol Abdullah mengatakan, kedepan mereka akan membuat program rohani untuk semua tahanan.

"Kedepan kita akan terus membina kerohanian tahanan disini, kebetulan mayoritas agama Islam jadi tausiyah dulu, nanti akan ada program kepada mereka yang non Muslim," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved