Indonesia Lawyers Club
TVONE ILC LIVE 12 Maret, Ini Daftar Narasumber ILC TVOne! Ada Saudara Kandung Prabowo, Rocky Gerung?
TVONE ILC LIVE 12 Maret, Ini Daftar Narasumber ILC TVOne Ada Saudara Kandung Prabowo, Rocky Gerung?
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
TVONE ILC LIVE 12 Maret, Ini Daftar Narasumber ILC TVOne Ada Saudara Kandung Prabowo, Rocky Gerung?
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne, episode Selasa (12/3/2019) dengan topik "Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019"sedang berlangsung, mulai pukul 20.00 WIB.
Adapun para narasumber yang hadir pada diskusi kali ini antara lain, Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Lukman Edy dan Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN), Aria Bima.
Akademisi Karim Suryadi, Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin, Zudan Arif Fakrulloh, Komisioner KPU Firzan Aziz, Pakar Hukum Tata Negara, Irman Putra Sidin, dan mantan Komisioner KPU Chusnul Mariyah.
Baca: Kubu Capres 02 Ungkap Fakta 17,5 Juta DPT Tak Masuk Akal, Hashim: Ada yang Lahir Zaman Tuhan Yesus
Kemudian ada Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera dan Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo.
Khusus Hashim Djojohadikusumo, ini merupakan yang pertama baginya diskusi di ILC.
Sayang, untuk kesekian kalinya Rocky Gerung kembali absen.
Saksikan diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne melalui link live streaming berikut ini:
Baca: ILC TVOne Selasa Malam Ini Bahas Topik Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019, Saksikan Live TVOne
Baca: Presiden ILC TVOne Kembali Disebut Andi Arief, Tegaskan Urusan dengan Karni Ilyas Belum Selesai
Seperti diberitakan Tribunnews.com, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi melaporkan 17,5 juta data yang menurut mereka tak wajar di DPT atau Daftar Pemilih Tetap) ke kantor KPU RI, Senin (11/3/2019).
Pelaporan ini dipimpin oleh Direktur Komunikasi dan Media Prabowo-Sandi, Hashim S Djojohadikusumo.
Hashim yang juga diketahui sebagai adik dari Prabowo ini memberikan data yang diperiksanya dari DPT yang diumumkan KPU RI pada 15 Desember 2018.
“KPU RI memberi kami waktu untuk melakukan verifikasi, setelah empat kali pertemuan dengan KPU, BPN melalui tim informasi dan teknologi meyampaikan bahwa masih ada 17,5 juta data yang menurut kami tak wajar, dengan penemuan itu kami menyampaikan keprihatinan atas keutuhan dan integritas DPT,” kata Hashim.
Lebih lanjut, Juru Debat BPN, Ahmad Riza Patria mengatakan, 17,5 juta nama yang dinilai tidak wajar itu terletak pada jumlah pemilih yang lahir pada tiga tanggal yang sama, yaitu pada 31 Desember, 1 Januari, dan 1 Juli.
“Dari 17,5 juta nama yang tak wajar itu terletak pada tanggal lahir yaitu yang lahir pada tanggal 1 Juli sejumlah 9,8 juta; yang lahir pada tanggal 31 Desember ada 3 juta; dan yang lahir pada 1 Januari sejumlah 2,3 juta nama,” papar Ahmad Riza Patria.
Hal ini dinilai tidak wajar karena ada perbedaan jumlah yang sangat signifikan dari angka rata-rata penduduk yang lahir pada tanggal selain itu.
“Kalau kami hitung rata-rata setiap tanggal dalam satu tahun itu ada 520 ribu nama, misal masyarakat yang lahir tanggal 30 Juni ada 520 ribu kemudian tiba-tiba yang lahir tanggal 1 Juli ada 9,8 juta; kemudian yang lahir 2 Juli kembali 520 ribu, itu menurut kami yang tak wajat,” ungkapnya.
Dari hasil pertemuan dengan KPU RI itu Ahmad Riza mengatakan akan ada verifikasi lapangan untuk meluruskan laporan BPN.
“Kami bersama KPU dan Bawaslu akan segera turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi, setidaknya seminggu ke depan akan dilakukan, kami juga akan segera tentukan daerah-daerah yang akan disisir,” pungkasnya.
Tema ILC TVOne Dikritik
Tema Diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (12/3/2019) malam nanti mendapatkan banyak kritik dari sejumlah pihak, satu di antaranya adalah Politisi Partai Demokrat, Zara Zettira.
Hal tersebut seperti tampak dalam unggahan Zara di akun Twitter @zarazettirazr, Selasa (12/3/2019), yang menyebut lebih baik tema ILC membahas soal pernikahan penyanyi Syahrini dan pengusaha Reino Barack, daripada tema kecurigaan terhadap Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu.
Awalnya, pembawa acara ILC, Karni Ilyas mengumumkan tema diskusi ILC pada Selasa malam ini.
Tema yang diangkat adalah 'Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019'.
"Dear Pencita ILC, diskusi kita Selasa pkl 20.00 malam ini berjudul "Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019" Selamat menyaksikan. #IlcMencurgaiDPTPemilu," tulis Karni.
Mendapatkan informasi tersebut, Zara Zettira yang mengharapkan ILC membahas soal isu bahwa Polri membentuk buzzer melalui aplikasi bernama Sambhar mengaku sudah menduga bahwa ILC tak akan membahas tema tersebut.
"Hahahahaha sdh kuduga ora wani (tidak berani) #ILCSambharMenyambar," tulis Zara Zettira.
Dalam kicauan lainnya, Zara lantas memberikan kritikannya atas tema diskusi yang dipilih oleh ILC.
"#IlcMencurgaiDPTPemilu ngapain masih curga wong sdh terbukti ada di media2 mo dibahas berjam2 di @ILCtv1 lagi? mendingan aku makn HESTEK ntar malam
#PrabowoTheNextLeader," tulis Zara.
Menurut Zara, ILC lebih baik membahas pernikahan selebriti Syahrini dan Reino Barack saja dari pada membahas soal tema saat ini.
"Daripada #IlcMencurgaiDPTPemilu mendingan @ILCtv1 bahas PERNIKAHAN Syahreino aja," tulisnya.
"Dear Pencita ILC, diskusi kita Selasa pkl 20.00 malam ini berjudul "ILC mencurigai Syahreino” Selamat menyaksikan. #IlcMencurgaiSyahreino @karniilyas @ILCtv1," cuit Zara lagi.
Diberitakan TribunWow.com sebelumnya, dua hari jelang penayangan program Indonesia Lawyers Club (ILC), Twitter diramaikan dengan tagar "ILC Sambhar Menyambar" hingga menjadi trending topic, Minggu (10/3/2019).
Diketahui, tagar yang menjadi trending itu berisi permintaan para netizen Twitter agar ILC mengangkat tema soal isu bahwa Polri membentuk buzzer melalui aplikasi bernama Sambhar.
Ramainya tagar tersebut bermula saat Zara Zettira mengusulkan topik yang bisa dibahas untuk ILC pada Selasa (12/3/2019) mendatang.
Zara berharap ILC bisa mengedukasi warganet secara netral mengenai isu tersebut, Minggu (10/3/2019).
"Makanya kita lupakan sejenak politik dan ajak @ILCtv1 @karniilyas mengedukasi warganet secara netral dgn angkat tema #ILCsambharMenyambar tanpa undang politisi cukup Polisi sbg pihak yg duirugikan dan ahli 2 IT," tulis Zara Zettira.
Kicauan dengan tagar "ILC Sambhar Menyambar" itu banyak digaungkan netizen hingga menjadi trending.
Banyak netizen yang menginginkan topik tersebut diangkat di ILC.
"Pake Gaya @rockygerung ahhh..
Itu hestek #ILCSambharMenyambar maksudnya apa @zarazettirazr ? Sambhar... Menyambar.. apa ?
Sambhar kan yang diburu Publik.. kenapa Sambhar yg menyambar.
Gaya @rockygerung setiap kata dan kalimat harus punya makna teks dan konteksnya," twit akun @conan_idn.
"#ILCsambharMenyambar Setelah dua episode ILC garing, sekarang saatnya ILC naikin rating," kicau akun @dyla_se.
Sebelumnya diberitakan, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menanggapi polemik isu yang menyebut polri ikut menjadi buzzer.
Isu tersebut berkembang ketika akun Twitter @Opposite6890 mengatakan bahwa Mabes Polri membentuk buzzer anggota Polri dari tingkat Polres sampai pusat melalui aplikasi bernama Sambhar.
Pemilik akun @Oppositte6890 mengaku membongkar buzzer itu setelah melacak paket aplikasi android (APK) Sambhar.
Dedi mengatakan, kepemilikan IP Address Mabes Polri itu bisa diretas akun anonimus tersebut melalui Wifi di areal Mabes Polri.
Alasannya, wifi tersebut dapat diakses oleh masyarakat atau publik secara bebas yang berada di area atau wilayah Mabes Polri.
"Itu kan (akun) enggak jelas, kenapa harus kita jadikan rujukan. Kemudian kalau IP, Wifi di areal Mabes ini ada di area publik. Jadi bisa diakses publik," ujar Dedi yang dikutip dari Tribunnews, Jumat (8/3/2019).
Saat ini, pihak kepolisian juga telah melalukan proses penyelidikan pada akun itu.
"Sudah (diselidiki), langkah-langkah progresif sudah dilakukan Direktorat Siber. Kita akan memprofil akan identifiaksi siapa yang memiliki akun opposite sebagai akun anonimus," kata Dedi. (*)