JADWAL Misa Rabu Abu di Pontianak dan Kubu Raya, Gereja Katedral Pontianak Terakhir Jam 19.00 WIB

Gereja Katolik di Kota Pontianak dan sekitarnya pun mengadakan misa Rabu Abu mulai dari pagi hingga malam hari, Rabu (6/3/2019).

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Marlen Sitinjak
dphx.org
Jadwal Misa Rabu Abu di Pontianak 

2. Mengapa Rabu “Abu”?

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).

Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.

Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

3. Tradisi Ambrosian

Namun demikian, ada tradisi Ambrosian yang diterapkan di beberapa keuskupan di Italia, yang menghitung Masa Prapaskah selama 6 minggu, termasuk hari Minggunya, di mana kemudian hari Jumat Agung dan Sabtu Sucinya tidak diadakan perayaan Ekaristi, demi merayakan dengan lebih khidmat Perayaan Paskah. 

Jadwal Misa Rabu Abu di Kota Pontianak dan Sekitarnya:

Rabu Abu, hari pertama puasa umat Kristen, secara harfiah adalah pemberian tanda di dahi orang-orang Kristen.

Dalam ibadat gereja-gereja di seluruh dunia, abu pembakaran daun palem dicampur dengan air atau minyak suci, lalu diberikan dalam bentuk tanda salib di dahi umat.

Abu daun palma yang digunakan pada Rabu Abu berasal dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.

Minggu Palma merupakan perayaan kembalinya Yesus ke Jerusalem saat Ia disambut kerumunan orang yang melambaikan daun palem atau palma.

Baca: Bupati Landak Bersama Uskup Agung Pontianak Resmikan Pembangunan Asrama Suster di Serimbu

Baca: Uskup Agus: Pendidikan Imam di Seminari Harus Menjadi Prioritas Untuk Diperhatikan

Pemberian tanda salib dengan abu itu disertai kata-kata, "Bertobatlah, dan percaya pada Injil" (Markus 1:15) atau "Ingat bahwa kamu berasal dari debu, dan kamu akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).

Rabu Abu merupakan awal masa Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari yang memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.

Praktik menandai dahi dengan simbol tobat, berkabung, dan kematian pada awalnya dijalankan Gereja Katolik Roma.

Namun, Christian Today mencatat bahwa Gereja Metodis, Episkopal, Presbiterian, Lutheran, dan denominasi Protestan lainnya kini juga mempraktikkannya.

Rabu Abu tahun ini jatuh pada Rabu ini, 6 Maret 2019, menjelang Jumat Agung yang jatuh pada tanggal 19 April mendatang. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved