Warga Desa Pemuar Benarkan Ada Aktivitas Galian C di Lokasi Longsor Bukit Matuk
Bencana tanah longsor menutup badan jalan akses Sintang-Nanga Pinoh dan terjadi di lima titik kawasan Bukit Matuk, Desa Pamuar
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Warga Desa Pemuar Benarkan Ada Aktivitas Galian C di Lokasi Longsor Bukit Matuk
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Bencana tanah longsor menutup badan jalan akses Sintang-Nanga Pinoh dan terjadi di lima titik kawasan Bukit Matuk, Desa Pamuar, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (1/3/2019) pagi.
Satu di antara warga Desa Pemuar, Hendri saat ditemui Tribun Pontianak memantau langsung lokasi kejadian. Dikatakannya bahwa kawasan Bukit Matuk memang lokasi yang rawan terjadi bencana tanah longsor.
Menurutnya kejadian ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Memang sudah sempat terjadi beberapa kali, namun memang kejadian kali ini yang benar-benar besar dan menutup badan jalan Sintang-Nanga Pinoh.
Baca: 50 Anak Pontianak Dididik Jadi Pelopor dan Pelapor Oleh Pemkot Pontianak
Baca: Ini Pendapat Warga Soal Penerapan Kantong Plastik Berbayar di Minimarket
Baca: Masyarakat Tanjung Medan Praktekkan cara Pembenihan Ikan Air Tawar
"Memang pernah kejadian seperti ini, tetapi memang yang parah kali ini. Kemungkinan kejadiannya jam satu tadi malam, karena saya tahunya padam lampu itu sekitar jam itu. Lalu dengar kabar ada longsor," katanya.
Tampak di sekitar lokasi kejadian memang merupakan tempat galian C atau galian batu ilegal. Bahkan di beberapa titik lokasi kejadian, selain material tanah dan pepohonan, juga ada bekas pecahan batu.
Saat ditanya mengenai lokasi galian C di titik longsor tersebut, warga asli Desa Pemuar ini membenarkan bahwa selama ini lokasi tersebut dijadikan tempat galian C.
Namun dia tidak berani berspekulasi bahwa penyebab utama kejadian longsor tersebut akibat galian C. Karena memang sejak malam hari sampai dengan pagi, hujan deras terjadi di Kecamatan Belimbing khususnya Desa Pemuar.
"Kalau menurut saya bisa terjadi akibat galian di pinggir-pinggir Bukit Matuk tersebut, namun bisa juga karena memang faktor cuaca karena dari malam sampai subuh hujan deras dan kejadian ini memang bencana," jelasnya.
Hendri berharap atas kejadian ini Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi bisa segera mengambil tindakan. Karena memang galian C di Bukit Matuk berpotensi menyebabkan terjadinya tanah longsor.
"Menurut kita di bukit ini cocoknya jadi taman buah-buahan yang dikelola oleh pemerintah daerah. Memang tanah di situ ada pemiliknya, tetapi kalau dibebaskan kan bisa, supaya jangan dijadikan tempat galian. Karena kalau kita melarang secara instan mereka tidak mau dengar," pungkasnya.