Indonesia Lawyers Club
Live ILC TVOne Selasa (26/2) Malam Ini, Tema: "Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?"
Live ILC TVOne Selasa (26/2) Malam Ini, Tema: "Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?"
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne kembali tayang, Selasa (26/2/2019) pukul 20.00 WIB.
Diskusi di Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne kali ini membahas tema "Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?".
Tema ILC TVOne itu sebagaimana postingan Host ILC, Karni Ilyas, di akun Twitter miliknya.
"Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa, Pkl 20.00 WIB besok berjudul "Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?" Selamat menyaksikan." tulis Karni ilyas di akun Twitter-nya, @karniilyas, Senin (25/2/2019) petang WIB.
Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa, Pkl 20.00 WIB besok berjudul "Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?" Selamat menyaksikan. #ILCPerangTotalPerangBadar
— Karni ilyas (@karniilyas) February 25, 2019
Istilah Perang Total dan Perang Badar menjadi perbincangan akhir-akhir ini, setelah puisi yang dibacakan Neno Warisman di Munajat 212.
Sebelumnya Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf AMin, Moeldoko mendeklarasikan 'perang' total jelang dua bulan pemilihan presiden 2019.
Moeldoko mengatakan, TKN akan habis-habisan memenangkan pasangan Jokowi - Maruf Amin. Mantan Panglima TNI ini mengistilahkan dengan perang total.
"Saat ini kita menyebutnya dengan istilah dengan perang total," ujar Moeldoko di Markas TKN Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).
Moeldoko menerangkan, timses Jokowi - Maruf Amin telah mengenali titik pusat dari kekuatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi.
Moeldoko menyinggung soal strategi militer Center of Gravity (CoG).
Dalam dunia militer, CoG dipopulerkan oleh seorang tentara Prusia dan intelektual, Carl von Clausewitz.
CoG adalah titik pusat dari kekuatan lawan untuk kemudian bisa secara efektif dan efisien mengerahkan kemampuannya untuk bisa memenangkan peperangan.
"Kita sudah memiliki Center of Gravity itu sehingga kita tahu harus bagaimana setelah mengenali Center of Gravity itu," tutur Moeldoko.
Moeldoko memastikan, strategi pemenangan TKN Jokowi - Maruf Amin yang digunakan tak akan mencontoh konsep dari BPN.
"Jadi yang kita lakukan adalah betul-betul sesuatu yang baru dan kita tidak mau mengikuti, apalagi fotocopy," kata Moeldoko.
Moeldoko meyakini strategi yang diterapkan akan berjalan baik di lapangan.
Strategi juga terkontrol, karena akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu.
Semua unsur atau komponen dari TKN akan dikerahkan. Dari relawan hingga calon anggota legislatif dari partai koalisi Indonesia kerja.
"Semua kekuatan-kekuatan yang terinventarisasi, bukan lagi potensi. Kita kenali semua target-target. Kita kenali strategi yang kita terapkan dengan isu lokal, tidak harus terkonsentrasi tapi karakteristik daerah memiliki karakter yang berbeda," imbuh Moeldoko.
"Itulah kira-kira yang kita lakukan, kita tidak bicara perang taktis karena itu bagian yang saya sembunyikan," sambungnya.
Berikutnya, narasi Perang Badar kembali ramai setelah puisi Neno Warisman yang meniru doa Nabi Muhammad sebelum perang Badar berlangsung di Munajat 212.
Sejatinya "Perang Badar" di Pilpres 2019 sudah disuarakan Amien Rais pada 2014 lalu.
Bong,
— Rocky Gerung (@rockygerung) February 24, 2019
1.Jabatan publik itu sasaran kritik.
2. Pejabat dungu itu harus dikritik.
3. Kritik adalah kesopanan dalam politik.
4. Melarang kritik, itu justru tidak sopan.
Saat itu, Jokowi-Jusuf Kalla bersaing dengan Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres.
Amien Rais yang menjadi pendukung Prabowo-Hatta mengatakan, PAN akan menggunakan mental Perang Badar dalam menghadapi pemilu presiden ini.
"Dahulukan perjuangan ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang," kata Amien menyitir semangat dalam Perang Badar, Selasa (27/5/2014).
"Jangan (mental dalam) Perang Uhud, wani pira atau bagaimana nanti rampasan perangnya," imbuh dia, di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, seperti dilansir Kompas.
Amien mengatakan, prajurit dalam Perang Uhud telah kemasukan kepentingan pribadi yang berorientasi dunia.
Dalam Perang Uhud, kata dia, prajurit berperang bukan untuk kebenaran dan keadilan, melainkan demi harta rampasan perang.
Sebaliknya, Amien menyebut bahwa perjuangan para prajurit dalam Perang Badar adalah ikhlas membela kehormatan diri dan tanah air.
Karena itu, tutur Amien, kemenangan dapat digenggam dalam Perang Badar.
Sebagai kaum Muslimin, Amien pun menganjurkan penggunaan mentalitas Perang Badar alih-alih Perang Uhud.
"Jadi, kalau mulai maju (niatnya seperti di) Perang Uhud, insya Allah kalah. Kalau (niatnya seperti di) Perang Badar, ini siapa, menterinya siapa, itu nanti, insya Allah kita kali ini dimenangkan," ucap mantan Ketua Umum PAN itu.