Pilpres 2019

Oknum Dokter di Kalbar Terang-terangan Dukung Calon Presiden! Pose di Ruang Operasi Viral

Ia mengaku siap menghadapi konsekuensi hukum yang akan muncul terkait beredarnya foto dirinya di sosial media.

Editor: Marlen Sitinjak
GRAFIS TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ENRO
Foto tiga orang tenaga medis yang diduga ASN jajaran Pemkab Sintang bertugas di RSUD Ade M Djoen Sintang berfoto dengan tutup kepala bertuliskan #2019 Ganti Presiden yang sempat viral di media sosial dan aplikasi WhatsApp. 

Oknum Dokter di Kalbar Terang-terangan Dukung Calon Presiden! Pose di Ruang Operasi Viral

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Seorang dokter spesialis kandungan di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Kalimantan Barat, bikin gempar setelah foto kontroversialnya viral di sosial media.

Dalam foto itu ia mengenakan penutup kepala bertulis #2019 Ganti Presiden sambil mengenakan baju operasi di ruang operasi.

Tak pelak dr Poncoroso SpOG MKes, harus menjalani pemeriksaan di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sintang, Rabu (30/1/2019).

Ia mengaku siap menghadapi konsekuensi hukum yang akan muncul terkait beredarnya foto dirinya di sosial media.

Dalam foto itu Poncoroso mengacungkan ibu jari-jari telunjuk dan menggunakan atribut #2019 Ganti Presiden, bersama dua rekannya, saat berdinas di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.

Baca: Kabar Duka Datang dari Rocky Gerung saat Jadi Narasumber ILC TVOne

Baca: Jubir Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Dukung KPU Umumkan Caleg Eks Koruptor

Pada Rabu (30/1/2019) sekitar pukul 09.00 WIB, dr Poncoroso, menjalani pemeriksaan di Sekretariat Bawaslu Kabupaten Sintang, Jl Dr Wahidin Sudirohusodo.

"Siaplah, konsekuensinya apa ini? Siap, siap. Mungkin dari Bawaslu tidak ada konsekuensi, cuman dari BKPSDM mungkin ada," ujar dr Poncoroso usai menjalani pemeriksaan.

dr Poncoroso merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.

Dalam foto yang viral, dr Poncoroso mengacungkan ibu jari dan jari telunjuk yang dianggap simbol pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Ada dua foto dr Poncoroso yang tersebar.

Dalam dua foto itu, dr Poncoroso dan dua petugas medis lainnya masih mengenakan pakaian operasi bertuliskan RSUD Ade M Djoen.

Ketiganya mengacungkan dua jadi dan mengenakan penutup kepala bertuliskan #2019 Ganti Presiden.

Pada foto lainnya dr Poncoroso dan satu petugas medis juga mengacungkan dua jadi dan mengenakan penutup kepala yang sama.

Satu di antara foto diposting diakun Facebook Russo Russo pada 31 Desember 2018. Lokasi pemotretan terlihat berada di ruang operasi.

Bahkan satu di antara petugas medis tampak tengah bekerja memotong sesuatu.

”Selsaikan sampai irisan terakhir. 2018 menyisakan tunggakan jasa medis menggunung yang belum dibayarkan, sabar aja. Itung2 nabung. Tenaga medis ngga boleh mogok. Ngga boleh demo. Ngga boleh ngeluh. Ngga boleh nuntut bayaran. Kerja ya kerja aja. Semoga 2019 bisa lancar Dan #2019gantipresiden #31desember - di Rsud Ade Mdjoen Kab Sintang Kalimantan Barat,” tulis akun Facebook Russo Russo.

dr Poncoroso memastikan foto tersebut benar dirinya.

“Itu foto saya ya, yang viral di Facebook itu. Kita sebagai warga negara yang baik hadir untuk memberikan keterangan. Keterangan sudah saya sampaikan ke Bawaslu tadi, Pak Fransiskus,” lanjut dr Poncoroso.

Ia kembali memastikan satu di antara tiga pria yang ada di dalam foto yang berpose dua jari dan penggunaan atribut #2019 Ganti Presiden adalah dirinya.

“Emang foto saya itu. Tadi ditanya alasannya kenapa, kok foto gini (seraya mencontohkan dua jari) dan pakai topi ganti presiden. Di luar saya sebagai ASN, sebagai warga negara kita ingin perubahan sebenarnya,” katanya.

Di bidang kesehatan, kata dr Poncoroso, banyak carut marut kesehatan. Termasuk kita yang di rumah sakit umum ini.

“Jadi kita dari hati ingin ada perubahan. Istilahnya nggak ada solusi ke depan itu bagaimana dari pihak-pihak terkait. Terutama dari pihak BPJS yang kita kecewa,” paparnya.

Ia menyatakan, belum ada penggilan dari pimpinannya di Pemkab Sintang.

"Untuk panggilan dari Sekda belum, ibu direktur juga belum karena beliau lagi di luar kota. Namun kata beliau Jumat mau diminta klarifikasi," jelasnya.

Meski demikian, dr Poncoroso kaget foto bisa viral di media sosial.

Sebab foto tersebut merupakan foto lama, meskipun dia tidak memberitahukan persisnya kapan foto itu diambil.

"Fotonya sudah lama cuma saya tidak tahu kenapa foto itu bisa viral di sosial media," ujarnya.

Terkait pakaian operasi berwarna hijau dan tertulis RSUD Ade M Djoen Sintang, dirinya memang mengakui sebagai dokter di rumah sakit tersebut dan foto diambil sebelum tindakan operasi.

“Saya lupa, sudah lama soalnya. Seperti biasa, kita meredakan stress operasi. Kadang kita foto-foto apa gitu. Bikin video-video apa gitu. Nggak tahu saya bisa ke sosial media,” pungkasnya.

Ditemui terpisah Ketua Bawaslu Kabupaten Sintang Fransiskus Ancis menyampaikan, selain dr Poncoroso ada tiga lainnya yang akan dipanggil.

Dua merupakan rekan dr Poncoroso dalam foto tersebut, lalu satunya lagi pihak RSUD Ade M Djoen Sintang.

Ancis juga masih merahasiakan status pekerjaan, jabatan, maupun nama dari tiga lainnya yang akan dipanggil karena proses investigasi masih belum selesai.

"Sesuai kapasitas, kami akan melakukan investigasi. Namun tentu masih perlu penelusuran yang lebih mendalam, jadi belum ada hal-hal yang bisa kita simpulkan terkait dengan foto-foto yang beredar," ujar Ancis, Rabu (30/1/2019) pagi.

Selain itu, Ancis mengatakan bahwa beberapa pertanyaan yang sudah ditanyakan ke dr Poncoroso seputar keterangan dari para tenaga medis yang ada di dalam foto tersebut.

"Kita tanyakan, apakah benar yang bersangkutan, kemudian kapan, siapa yang mengunggah. Tapi terkait dengan foto ada, pengakuan dari yang bersangkutan memang itu foto beliau," terangnya.

Lanjutnya bahwa yang menjadi bagian dari investigasi ini juga untuk memastikan sesungguhnya siapa yang mengunggah foto tersebut sampai akhirnya viral seperti ini.

Baca: Khabib Nurmagomedov Dihukum Denda Rp 7 M dan Skors 9 Bulan, Presiden UFC Meradang

Baca: ILC TVOne - Reaksi Mengejutkan Karni Ilyas saat Rocky Gerung Minta Tak Ditanya Lagi

"Karena yang bersangkutan merasa tidak pernah mengunggah di media sosial. Jadi dalam investigasi ini juga akan kita telusuri. Intinya hasil investigasi ini tentu akan menjadi pembahasan di Bawaslu untuk memastikan apakah bentuk rekomendasi ataupun apapun setelah semua hasil investigasi terkumpul," pungkasnya.

Fransiskus Ancis mengatakan akan mengundang satu persatu tenaga medis tersebut untuk dimintai keterangan di Sekretariat Bawaslu Kabupaten Sintang.

"Kita Bawaslu Kabupaten Sintang hari ini sudah mengundang salah satu ASN yang merupakan tenaga medis yang kita lihat beredar di media sosial, foto menggunakan nama-nama salah satu pasangan calon dalam hal ini pasangan calon presiden dan wakil presiden," katanya.

Kemarin dr Poncoroso sudah memenuhi panggilan. Ia dimintai keterangan selama satu setengah jam oleh Bawaslu Kabupaten Sintang.

Ancis mengatakan, memang atas dasar viralnya foto tersebut, pihaknya harus melakukan investigasi karena dianggap sebagai informasi awal.

"Kita anggap informasi awal karena tidak ada pelapornya, tetapi karena gambar itu sudah beredar atas dasar itu kita mengambil langkah-langkah investigasi," katanya.

Terlebih yang bersangkutan masih berstatus sebagai ASN di jajaran Pemerintah Kabupaten Sintang yang bertugas di RSUD Ade M Djoen Sintang.

"Setelah kita undang satu hari ini, besok kita undang dua lainnya yang ada di dalam foto tersebut. Kemudian lusa (Jumat, Red) kita juga akan panggil satu orang lagi dari pihak rumah sakit dengan inisial R," pungkasnya. (*)

Netralitas ASN

Aturan Main

* Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

* Undang-Undang No 10 tahun 2016 tentang Pilkada

* Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu

* PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

* Surat Edaran KemenPAN-RB Nomor B/71/M.SM.00.00/2017 tentang Pelaksanaan Netralitas bagi ASN

Larangan

* Melakukan pendekatan terhadap partai politik.

* Memasang atribut yang mempromosikan calon pemimpin daerah.

* Mendeklarasikan dirinya sebagai calon pemimpin daerah.

* Menghadiri deklarasi calon pemimpin daerah dengan atau tanpa atribut partai.

* Mengunggah, menanggapi, atau menyebarluaskan gambar maupun visi misi calon kepala daerah melalui media sosial.

* Melakukan foto bersama; dan menjadi pembicara dalam pertemuan partai. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved