Indonesia Lawyers Club

Rocky Gerung Bongkar Motif Jokowi Dibalik Rencana Bebaskan Ustadz Abu Bakar Baa'syir di ILC

Rocky Gerung Bongkar Motif Jokowi Dibalik Rencana Bebaskan Ustadz Abu Bakar Baa'syir

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube
Rocky Gerung Bongkar Motif Jokowi Dibalik Rencana Bebaskan Ustadz Abu Bakar Baa'syir di ILC 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung membongkar motif Jokowi dibalik rencana bebaskan Ustadz Abu Bakar Baa'syir.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi pembicara di ILC TVOne, Selasa (29/1/2019) malam.

Rocky Gerung mendapat kesempatan berbicara soal polemik batalnya pembebasan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.

Pada kesempatan itu, Rocky Gerung mengatakan, polemik yang terjadi memperlihatkan ada kekacauan di dapur kekuasaan.

"Ada pepatah mengatakan, terlalu banyak koki, terlalu banyak tukang masak, membuat sup itu tumpah berantakan. Itu yang terjadi sekarang. Tumpah berantakan sup itu," katanya.

Baca: Braaak! Muatan Tronton Ambruk di Mempawah, Begini Kondisinya

Baca: Deretan Zodiak yang Hebat Dalam Berbisnis, Cek Zodiak Kamu!

Baca: Jokowi Bikin Hoaks, Rocky Gerung Sebut Sel Rusak di Istana Harusnya Bunuh Diri Tapi Coba Hidup Ulang

Baca: Razia Layangan, Polsek Pontianak Timur Imbau Warga Berbagi Informasi Layangan Maut

Rocky sempat mengkritisi judul ILC. Menurutnya judul itu kurang menggigit. 

"Mestinya hoaks atau bukan. Saya menganggap yang disebutkan presiden kemarin adalah hoaks. Presiden sekali lagi bikin hoaks," tegasnya.

Rocky gerung mengatakan, presiden dibantah oleh bawahannya dan itu tidak elok sebetulnya.

"Anda bayangkan bahwa Pak Tito menerangkan secara lengkap urut-urutan peristiwa, konsekuensi diplomasi karena soal terorisme ini adalah investasi internasional, seharusnya pak Tito yang mengucapkan pikiran pemerintah. Bukan presiden," katanya.

"Supaya kalau pak Tito bikin kesalahan, presiden masih bisa koreksi," lanjutnya.

Rocky Gerung melanjutkan, ini ngaconya presiden yang mengambil alih sesuatu sehingga dia dikoreksi oleh anak buahnya.


"Karena gak mungkin lagi ada yang di atas presiden mengkoreksi hoaks yang dibuat presiden," katanya.

"Ini soal kegagalan memperlihatkan dikniti dan bonafiditas dari presiden sebagai kepala negara," lanjutnya.

Rocky Gerung menyamakan polemik itu dengan aktivitas presiden membagi-bagi sertifikat yang sebetulnya didiamkanpun rakyat tetap dapat sertifikat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved