Siswi SD Melahirkan
Fakta-fakta Siswi SD Melahirkan: Guru Curiga Perut Murid, Kondisi Terkini Bayi & Status Hukum Pelaku
Fakta-fakta Siswi SD Melahirkan: Guru Curiga Perut Murid, Kondisi Terkini Bayi & Status Hukum Pelaku
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Fakta-fakta Siswi SD Melahirkan: Guru Curiga Perut Murid, Kondisi Terkini Bayi & Status Hukum Pelaku
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Fakta-fakta siswi SD melahirkan: guru curiga perut murid, kondisi terkini bayi hingga kembaran jadi korban.
Baru berusia 13 tahun, siswi SD di Kalimantan Barat kini harus merasakan menjadi seorang ibu.
Perbuatan tak manusiawi yang diduga dilakukan pamannya sendiri SD (23) menjadi penyebab.
Akibat perbuatan SD, korban tak sekadar harus menjadi seorang ibu di usia yang sangat belia, korban juga harus memikul beban berat menghadapi hari-hari selanjutnya.
Baca: Jadwal Kas Keliling Bank Indonesia Kalbar
Baca: KRONOLOGI Lengkap Kasus Siswi Kelas 6 SD Melahirkan Bayi Seberat 2,6 Kg
Baca: Rumah Direktur RSUD Abdul Aziz Singkawang Dibobol Maling, Kerugian Capai Rp 100 Juta Lebih
Baca: BREAKING NEWS - Wali Kota Edi Kamtono Bertengkar dengan Pelaku Pembuang Sampah, Ini Kisahnya
Baca: Wisatawan Tak Perlu Khawatir, Lewat Grup WhatsApp PHRI Singkawang Bagi Informasi Kamar Kosong
Fakta-fakta terungkap terkait siswi SD yang melahirkan di usia 13 tahun ini. Berikut beberapa fakta yang Tribun himpun:
1. Berawal Dari Kecurigaan Guru
Terungkapnya kondisi korban yang tengah hamil berawal dari kecurigaan guru kelasnya.
Sang guru curiga dengan kondisi kesehatan korban karena semakin hari pertunya semakin membesar.
Hal itu kemudian ditanyakan kepada korban. Sang anak yang masih polos ini kemudian bercerita apa yang dialaminya.
Dari pengakuan korban, guru kemudian melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
2. Korban Tak Tahu Sedang Hamil
Korban tidak tahu mengapa semakin hari perutnya semakin membesar.
Dirinya tak tahu jika sedang hamil.
"Dia tahunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, takut ada penyakit lain," ungkap Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana kepada Tribun Pontianak.
Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.
Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.
"Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya," ungkapnya.
3. Penyelidikan Kepolisian
Mendapat laporan dari guru, kepolisian langsung melakukan penyelidikan termasuk menanyai korban dan melakukan tes kehamilan.
Maka terkuaklah seluruh perbuatan bejat dari sang paman. yang mencabuli kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, dan hari ini telah melahirkan.
"Korban dibawa ke Puskesmas untuk di cek. Ternyata benar, anak ini sedang hamil," ungkap Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana kepada Tribun Pontianak.
Saat ini SD sudah ditetapkan tersangka dan diamankan di Rutan Mempawah.
Aparat kepolisian sudah menyatakan kasus tersangka SD sudah P21 alias lengkap.
4. Tinggal Satu Rumah dengan Pelaku
Apa yang menimpa korban, terungkap Desember tahun lalu.
Saat itu, kondisi korban sudah hamil besar.
Pelaku diketahui adalah paman korban sendiri berinisial SD (23).
Selama ini, korban dan ibunya memang tinggal di rumah warisan ayahnya.
Dalam satu rumah itu, tak hanya keluarga korban, juga tinggal saudaranya yang lain termasuk pelaku yang tak lain adalah paman korban.
5. Melahirkan Anak Laki-laki
Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar, Devi Tiomana yang ditemui Tribun, mengungkapkan bahwa korban yang hamil saat ini telah melahirkan di salah satu Rumah Sakit di Kota Pontianak.
Korban telah melahirkan seorang anak laki-laki dengan berat 2,6 kg dan panjang 46 cm melalui operasi caesar.
Devi mengatakan, kondisi anak korban sehat.
6. Kembaran Turut Jadi Korban
Saat diperiksa pertama kali di Puskesmas, diketahui korban sudah hamil 33 minggu.
Korban kemudian dimintai informasi di Kantor Desa.
Korban akhirnya mengakui telah dicabuli SD paman kandungnya sendiri.
Tidak hanya korban, saudara kembarnya juga turut menjadi korban kebejatan pelaku.
Devi Tiomana mengatakan, lahirnya sang anak dari korban bukanlah klimaks atau puncak dari kasus ini.
Namun ujian sesungguhnya bagi korban akan lebih besar setelah ini.
Oleh sebab itu, pihaknya berjanji akan terus melakukan pendampingan terhadap korban agar korban tetap kuat.
Pihaknya juga akan menyiapkan sekolah bagi korban agar tetap bisa lanjutkan pendidikannya.