Waspada! 35 Penderita HIV-AIDS Tercatat di Mempawah, Ini Penyebabnya?

Diskes Mempawah sebanyak 35 orang tercatat sebagai penderita Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS)

Penulis: Ramadhan | Editor: Muhammad Firdaus
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ MAUDY ASRI GITA UTAMI
Dalam rangka memperingati hari aids sedunia, beberapa organisasi ikut bergabung dalam aksi memperingati penyakit berbahaya "HIV AIDS" di beberapa titik bundaran bambu runcing Jl Ahmad Yani, Kota Pontianak, Sabtu (1/12/2018) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Dinas Kesehatan (Diskes) Mempawah sebanyak 35 orang tercatat sebagai penderita Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) dalam setahun terakhir.

Bupati Mempawah, Gusti Ramlana mengakui, saat ini penanganannya sedikit stagnan karena terkendala anggaran. Namun, ia menegaskan, Pemkab tetap komit menangani penularan HIV-AIDS.

"Dulu kita ada lembaga yang menangani HIV-AIDS. Kebetulan sekarang tidak terakses, karena terkendala terkait anggaran, maka agak stagnan penanganannya," ujar Ramlana, pada Kamis (24/1/2019).

Bupati berharap, penanganan HIV-AIDS menjadi perhatian semua elemen. "Tapi hal ini tidak menyangkut pada kegiatan di rumah sakit, VCT (Voluntary Counselling and Testing-red) tetap berjalan dengan baik," ungkapnya.

Baca: Karang Taruna Chandra Yudha Galang Bantuan untuk Korban Kebakaran di Segedong

Ramlana menjelaskan, VCT adalah layanan dukungan klinik yang bersahabat dengan penderita HIV-AIDS atau ODHA.

"VCT fokus mendukung kebutuhan klien, baik yang hasil tesnya positif maupun negatif. Dukungan tersebut di antaranya berupa dukungan perubahan perilaku, dukungan mental, dukungan terapi ARV, dan pemahaman faktual dan terkini atas HIV/AIDS," imbuhnya.

Namun, ke depannya, Ramlana sangat berharap kegiatan sosialisasi bisa berjalan lagi. Ia menilai, ini penting untuk menunjang penanganan HIV-AIDS.

"Sosialisasi harus ditingkatkan lagi, karena selama ini masalah HIV-AIDS kurang menjadi perhatian semua elemen," katanya.

Baca: Bawaslu Ingatkan Pendamping Desa dan PKH Kampanyekan Peserta Pemilu, Sebut Sanksi Pidana

Plt Kepala Diskes Mempawah, Jamiril menjelaskan, peningkatan kasus ini mencapai tingkat terkonsentrasi, terutama pada kelompok resiko tinggi.

"Kelompok resiko yang rentan tertular HIV/AIDS, yakni mereka yang identik dengan seks bebas dan prilaku menyimpang," ujar Jamiril, saat ditemui di ruang kerjanya.

Lebih lanjut, dijelaskan, seks bebas dan perilaku menyimpang itu, seperti Pekerja Seks Komersial (PSK), baik wanita, laki-laki dan waria beserta pelanggannya.

"LSL (lelaki seks lelaki-red) atau sebaliknya (wanita seks wanita-red), pengguna Napza suntik dan pasangannya. Serta anggota masyarakat yang terkait langsung dengan populasi risiko tinggi," lanjutnya.

Jamiril menilai, penyebaran HIV/AIDS memang patut diwaspadai di Mempawah. Karena, tingginya mobilitas dan resiko pergaulan mulai perilaku menyimpang dan seks bebas. Namun, ia tidak memungkiri bahwa penularan bukan hanya dibawa oleh masyarakat lokal, tapi juga berasal dari luar daerah.

"Terkadang virus ini dibawa oleh warga luar daerah, bisa juga warga yang kerja di luar negeri. Tertular di sana dan virusnya dibawa ke sini, sehingga menular ke yang lain," imbuhnya.

Jamiril menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya pencegahan, penemuan kasus, penanganan, termasuk pengobatan. Upaya itu dimplementasikan dalam program penanggulangan HIV-AIDS, baik pemerintah maupun pihak swasta melalui lembaga donor.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved