PMII Rayon Abu Hanifah Kemas RTAR dengan Dialog Kebangsaan dalam Prespektf Lintas Agama
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Abu Hanifah menggelar Rapat Tahunan Anggota Rayon
Penulis: Syahroni | Editor: Tri Pandito Wibowo

PMII Rayon Abu Hanifah Kemas RTAR dengan Dialog Kebangsaan dalam Prespektf Lintas Agama
Citizen Reporter Kader PMII Pontianak, Maulida
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Abu Hanifah menggelar Rapat Tahunan Anggota Rayon yang bertema “Ilmu dan Baktiku Berikan”, rapat tahunan ini sebelumnya dirangkai dengan Dialog kebangsaan yang bertema “ Mengaji Kebangsaan untuk Mewujudkan Toleransi dalam Beragama. Acara ini digelar di UPT Institut Agama Islam Negeri Pontianak, Sabtu (19/1/2019).
Baca: TERPOPULER - Dari Teori ARMY BTS, Lee Kwang Soo dan Lee Sun Bin, Hingga Imbas Supermoon
Baca: Presiden Jokowi Bocorkan Cara PDKT Bobby Nasution ke Kahiyang Ayu Sebelum Jadi Menantu Presiden
Baca: Hasil Manchester United Vs Brighton: Babak Pertama MU Unggul Lewat Rashford & Paul Pogba
Acara dialog ini dihadiri oleh seluruh kader PMII IAIN Pontianak serta kader dari Rayon se Pontianak, Pengurus Cabang PMII Pontianak Raya, para senior seperti Saiful Maulana, Didi Darmadi selaku Mabincab. Kemudian ketiga narasumber yang mengisi dialog yaitu Dr Zulkifli Abdillah selaku pengurus Majlis Ulama Indonesia Kalimantan Barat, kemudian Suryanto, B.Sc, S.H dari Matakin agama Konghuchu, dan yang terakhir adalah Pdt.Paulus Ajong dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI).
Ketua Rayon Abu Hanifah dalam sambutannya menjelaskan bahwa acara RTAR yang dikemas dengan dialog ini bertujuan menumbuhkan pemahaman kader tentang toleransi perekatt berbangsa dan bernegara. Ia menyarankan agar para kader PMII khsusunya kader Rayon Abu Hanifah tetap menjaga dan merawat multicultural yang ada di daerah sendiri.
Sedangkan Mabincab PMII Pontianak yaitu Didi Darmadi ketika menyampaikan sambutan dan mengapresiasi PMII Rayon Abu Hanifah yang telah menggelar dialog lintas agama ini. Ia berharap dengan acara ini membuat kader PMII menjadi berfikiran moderat. Ia juga menambahkan bahwa di era sekarang ini kader harus mampu berkopentensi, Karena jika tidak memiliki kopetensi akan ketinggalan jaman.
Dalam dialog ini Dr Zulkifli abdillah menyampaikan materi tentang keragaman agama dan tantangannya, kemudian Pdt, Paulus Ajong menjelaskan tentang beriman dan berbangsa dengan konteks kemajemukan di Indonesia, serta yang terakhir dari Suryanto. B.Sc S.H. Yang menjelaskan tentang kebangsaan dalam agama Konghuchu, Materi disampaikan secara gamblang dan para kader sangat antusias dengan menlontarkan pertanyaan demi menghidupkan dialog.
Yuk Follow Instagram Tribun Pontianak