Mahasiswa IAIN Ini Nilai Tingkat Pendidikan di Indonesia Masih Rendah

Mahasiswa IAIN Pontianak, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fitri Rindiani Anwar nilai tingkat pendidikan di Indonesia masih rendah.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Tri Pandito Wibowo
REUTERS
SEORANG bocah duduk di atas rakit saat akan berangkat ke sekolah dengan menyebrangi sungai di Montalban, Rizal timur laut dari Manila, Filipina, Senin (13/6/2016). 

"Hambatan utama yang dihadapi adalah faktor ekonomi atau kemiskinan. Walaupun pemerintah sudah memberlakukan wajib utama pendidikan adalah 9 tahun dan membebaskan yang sekolah serta memeberi berbagai kemudahan dan beasiswa, tapi kemiskinan membuat banyak keluarga memutuskan untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka lebih lanjut," terangnya.

Hal ini dapat dipahami mengingat sekolah tidak hanya bayar uang sekolah tapi juga membeli seragam, biaya transfortasi, uang ajajn dan pungutan sekolah.

"Dari kedua pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keadaan ekonomi keluarga sangat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga, artinya bila ekonomi keluarga sangat minim maka akan menuntut orang tuanya selalu berusaha mencari nafkah keluarga," ungkap Mahasiswa IAIN itu.

Hal ini tidak jarang dilakukan oleh seorang ayah dan ibu. Bila kedua orang tua telah disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan mereka. Maka anggota keluarganya (anak-anak mereka) akan kehilangan pembinaan dan pembimbingnya.

Sehingga mereka tidak lagi terurus dan lain sebagainya, akibatnya moral serta tingkah laku anak tak terarah.

Oleh karena itu, pemerintah harus lebih memperhatikan masyarkatnya agar anak-anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan minimal tamatan SMA, supaya tingkat pendidikan di Indonesia meningkat dan dapat bersaing dengan negara lain.

Yuk Follow Instagram Tribun Pontianak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved