5 Bocah Pesta Lem di WC Sekolah Digerebek Warga, Ini Pengakuan Mereka
Kelima pelajar itu mengaku membeli lem fox dengan caru patungan. Mereka membeli dua kaleng lem fox 70 gram yang satu kalengnya seharga Rp 9 ribu.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Didit Widodo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak: Mg2/Syahroni/Prabowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Lima orang bocah yang masih berstatus pelajar lain sekolah diamankan di Pospol Alianyang karena ketangkap basah oleh warga sedang ngelem di WC SDN 28, Jl Putri Dara Hitam, Rabu (02/01/2019) pukul 15:00 WIB. Kelima bocah ini terdiri dari tiga siswa SMP, dan dua siswa SD.
Mereka adalah MS (12), AT (12), AD (12), MR (14), dan RA (14). MS dan AT mengaku sudah dua kali ngelem di tempat yang sama. "Kami sudah dua kali, minggu kemaren sama sekarang ini," kata MS sambil menunjuk ke arah AT. Sedangkan AD, MR, dan RA mengaku baru kali ini ngelem di sana karena mengaku diajak.
Kelima pelajar itu mengaku membeli lem fox dengan caru patungan. RA menyumbang Rp 10 ribu, sisanya menyumbang masing-masing Rp 2 ribu . Hanya MR yang memiliki tubuh paling besar dan tidak menyumbang.
Saat diinterogasi polisi, mereka mengaku membeli dua kaleng lem fox 70 gram yang satu kalengnya seharga Rp 9 ribu serta kantong plastik bening ukuran setengah kilogram seharga Rp 2 ribu.
"Kami patungan beli dua kaleng. Kalau lagi banyak duit bisa empat kaleng," ujar MS sambil merogoh sakunya lalu mengeluarkan kantong plastik berisikan lem fox yang sudah kering.
Mereka mengaku diajak oleh temannya bernama Rd lewat facebook yang saat digerebek warga berhasil melarikan diri bersama satu temannya berinisial FT.
Baca: Wali Kota Pontianak Serahkan Rencana Kerja, Minta OPD Langsung Aksi
MS mengatakan kalau mereka mendapat pesan dari facebook Rido berbunyi "yok cak yok (ngelem) kemudian mereka bertemu di SDN 28 dan ngelem di WC sekolah tersebut sejak pukul 12.00 siang.
Sementara RA, mengaku pada pagi harinya ia dan temannya diberi uang oleh guru olahraganya untuk membantu menyiram tanaman, kemudian datanglah Rd yang mengajak mereka menghirup lem. Mereka mengaku saat menghisap lem tersebut terasana nyaman dan bisa mengkhayal, dan itulah yang membuat mereka ketagihan.
"Rasanya enak, awalnya pedas-pedas terus pusing. Kalau sudah mulai mengkhaayal, barulah enak," ujar MS.

Digerebek Warga
Sebelumnya kelima bocah ini ditangkap basah warga sekitar sekolah yang sudah resah dengan perbuatan mereka sejak dua bulan terakhir.
Wagino (60), pensiunan polisi Polsek Barat yang ikut menggerebek mengatakan saat itu ia sedang main catur dan ada warga yang memberitahukannya soal pesta lem tersebut.
"Saya dikasi tahu sama Ahya, memang anak-anak ini sudah sering ngelem di situ. Saya saja sudah banyak menemukan dan membuang kaleng lem bekas mereka," tutur Wagino.
Wagino mengaku ketika digrebek anak-anak itu tidak bisa lari lagi. "Mereka hanya diam saja, kemungkinan sudah berat,” ujarnya.
Wagino yang berdomisili didepan sekolah itu mengaku pernah menangkap anak-anak ngelem di sekolah yang sama pada malam hari sebelumnya, diantaranya ada anak perempuan.
Saksi mata lain, Fahmi Ahyar (25) mengatakan sudah sejak siang mengintai bocah-bocah ngelem tersebut. Hingga pukul 15.00 WIB tingklah parah bocah makin merisaukan hingga ia pun mengadukannya pada warga lain.
"Mereka berisik, apalagi sudah sering mendapat laporan dari warga di depan sekolah," utur Fahmi yang rumahnya terletak di belakang sekolah.
Saat pertama kali melihat anak-anak itu, Fahmi sempat melaporkan ke Maman, Ketua RT namun tidak ada di tempat.
Ketika Maman sudah pulang Fahmi dan warga sekitar mengintai anak-anak tersebut, dan mengepungnya.
Ia kemudian mengejar dan menangkap anak-anak yang sedang ngelem itu dan berhasil mengamankan lima orang beserta tiga kaleng barang bukti berupa kaleng lem fox.
Sekitar pukul 15.00, Maman menelepon polisi dan mereka pun datang untuk mengamankan kelima anak tersebut ke Pospol Alianyang.
Fahmi mengakui saat kejadian ada dua orang anak yang melarikan diri, dan selain di WC sekolah mereka juga sering ngelem di kantin sekolah.
"Kalau hari libur seperti ini biasanya siang mereka ngelem, kalau malam minggu pasti ada mereka disitu," ujar Fahmi.
Saat di interograsi oleh warga, ternyata RA baru saja selesai disunat dan ia sempat melawan saat akan diamankan Polisi.
"Tadi dia sempat melawan tu si RA, dia bilang ke saya mau menuntut karena menangkap dia. Terus polisi juga ditanyai dia apa undang-undangnya menangkap orang ngelem, kecuali orang nyabu kata RA," tutur Fahmi menirukan ucapan RA.
Pola Asuh yang Salah
Di temukannya lima anak di bawah umur yang sedang pesta ngelem di WC sekolah menuai komentar dari Ketua Psikolog Kalbar, Fitri Sukmawati. Menurut dia anak-anak yang berperilaku menyimpang dalam pergaulannya, tak terlepas dari pola asuh orangtuanya.
Dalam hal ini yang benar-benar berperan penting adalah orangtua. Karena anak usia belasan tahun tersebut masih dalam bimbingan orangtua.
“Kenapa anak-anak ini bisa berperilaku menyimpang dengan mengelem, karena ada yang salah dalam pengasuhan. Saya melihat hal yang paling berpengaruh dan harus dipertanyakan pola asuh orangtuanya,” kata Fitri
Menueutnya perhatian atau bimbingan orangtua sangat diperlukan dalam mengasuh anak-anak yang beranjak dewasa ini, apabila orangtua tidak peduli maka anak menjadi tidak terkontrol dan berperilaku menyimpang seperti yang terjadi.
Orantua dimintanya harus mengarahkan anak-anaknya, selain itu, kepedulian harus dicurahkan sehingga mereka bergaul sesuai dengan arahan.
“Bukan berarti anak tidak boleh main, tapi kontrol lingkungan bermain anak. Kapan anak harus pulang dan jam berapa mereka kegiatan lainnya,” ujarnya.
Dikatakannya, kejadian anak-anak yang kedapatan ngelem di Pontianak bukanlah pertama, ini karena rusaknya pola asuh, orangtua yang masa bodoh dengan kelakuan dan perilaku anak.
Pola asuh itu banyak, ada otoriter, apatis dan demokratis. Sikap orangtua yang anaknya saat ini sudah menyimpang harus sadar bagaimana membimbing anak-anak.
“Kalau tidak diperhatikan maksimal maka akan bahaya dan lebih parah lagi. Yang jelas secara akademik anak ini berkurang, perilaku lainnya juga harus dikontrol. Kesadaran ornagtua haris mampu memberikan pendampingan,” imbuhnya.
Ia mengharapkan pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan mempunyai kewajiban untuk melakukan razia terhadap para penjual lem. “Mengapa anak-anak ini bisa mendapatkannya dengan mudah, itu kita pertanyakan,’ tukasnya.

Sebebakan Kerusakan Otak
Dokter RSUD dr Soedarso Pontianak dr Fujiyanto turut berkomentar terkait kelima bocah yang tepergok ngelem dalam WC sekolah, berikut analysanya dari segi kesehatan:
Hingga kini masih ada kasus anak-anak menghirup lem. Kebiasaan buruk ini memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan. Sebab, di dalam lem terkandung zat kimia aktif yaitu Lysergic Acid Dethyilamide (LSD).
Zat kimia ini merupakan narkoba sintetis yang diekstrak dari jamur kering. Efek berbahayanya karena mempunyai sifat halusinogen yang membuat orang menjadi high atau mabuk.
Efek mabuk itu memang dicari oleh orang-orang atau anak-anak dari aktivitas ngelem. Efek ngelem berbeda-beda untuk setiap individu. Otomatis, efek yang timbul juga berbeda-beda.
Bisa jangka pendek dan jangka panjang.
Efek jangka pendek, pada umumnya halusinasi yang sering membuat si pelaku kehilangan kendali atas emosi dan gerak tubuh.
Seseorang menjadi bingung, bahkan panik. Kemudian si pelaku juga bisa menjadi berdebar-debar, sakit kepala, mual dan muntah.
Sementara itu, efek jangka panjang adalah bisa terjadi kerusakan otak. Orang yang ngelem juga jadi cepat pikun, penurunan indera penciuman dan pendengaran, sakit kepala berkepanjangan, bahkan mempengaruhi perilaku seperti menjadi depresi.
Ngelem memang sangat berbahaya, meskipun cuma sekali hirup saja. Jika sudah melewati ambang batas toleransi tubuh maka dapat menimbulkan efek fatal seperti sesak nafas, jantung berdebar-debar, kehilangan kesadaran hingga kematian.
Anak-anak zaman now harus tahu bahaya ngelem. Jangan pernah coba-coba hal-hal negatif karena ngelem akan mempengaruhi psikologis diri hingga perubahan perilaku.
Hindari pergaulan yg terlalu bebas. Dulu kata orang tak boleh pilih-pilih teman, tapi kalau sekarang sudah gak bisa. Pilihlah teman yang membuat kita berkembang dan bisa menyalurkan hobi kita, bukan malah menjerumuskan.
Ia juga mengimbau para orang tua untuk meluangkan waktu yang cukup bagi anak. Pasalnya, sifat anak ingin disayangi dan diperhatikan.
Jangan terlalu dilarang itu ini juga. Ya, tentu pergaulan si anak juga harus tetap diawasi. Orangtua harus selalu memberikan contoh dan teladan positif bagi anak serta tidak lupa selalu mendekatkan anak dengan agama.
Efek Ngelem
Jangka Pendek
* Denyut jantung meningkat
* Mual dan muntah
* Halusinasi
* Mati rasa atau hilang kesadaran
* Susah bicara atau cadel
* Kehilangan koordinasi gerak tubuh
Efek Jangka Panjang:
* Kerusakan otak, mulai dari cepat pikun, kesulitan mempelajari sesuatu, dan parkinson
* Otot melemah
* Depresi
* Sakit kepala dan mimisan
* Keusakan saraf (Hilangnya kemampuan mencium dan mendengar)
Gejala Berat
1. Kematian mendadak
2. Sesak napas
3. Bunuh diri
4. Asphyxia
* Uap yang dihirup juga bisa mengikat oksigen di sistem pernapasan dan memicu asphyxia atau kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.
Sumber: Dokter RSUD dr Soedarso