Citizen Reporter
Uskup Agus Gelar Misa Natal Bersama dengan Napi di Lapas Singkawang
Acara sudah disetting khusus untuk umatnya yang di Lapas, sebagai hiburan bapak Uskup sendiri langsung menyediakan tim musik Komsos Keuskupan Agung
Penulis: Stefanus Akim | Editor: Dhita Mutiasari
Citizen Reporter
Samuel
Staf Komsos Keuskupan Agung Pontianak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Masih dalam perayaan suasana hari natal, jadwal tahunan untuk mengunjungi umatnya secara khusus mereka yang ada di rumah tahanan (Rutan) dan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Uskup Agus kali ini (30/12/2018) mengunjungi Lapas Singkawang dengan mengadakan misa dan Natal bersama.
Adapun kelompok-kelompok umat yang ikut hadir dalam acara tersebut antara lain ada Dominikan Awam (dari Pontianak), Legio Maria (Gabungan Pontianak dan Singkawang) dan Ordo Fransiskan Sekular (Persaudaraan Singkawang) ikut besuk bersama Uskup Agus di Lapas Singkawang (30/12/2018).
Baca: Uskup Agus Rayakan Natal di Lapas Anak kelas II B Adisucipto
Baca: Lewat Momen Natal, Uskup Ketapang Harap Kabupaten Ketapang Lebih Baik dan Tetap Jaga Persaudaraan
Baca: Cara Mendapat Centang Biru Tanda Instagram Terverifikasi: Lakukan 5 Langkah Mudah Ini, Perlu KTP
Acara sudah disetting khusus untuk umatnya yang di Lapas, sebagai hiburan bapak Uskup sendiri langsung menyediakan tim musik Komsos Keuskupan Agung Pontianak dalam rangka Natal bersama kali ini.
Seperti biasa, sebelum masuk dalam misa perayaan Natal bersama, Bapak Uskup selalu mendahului dengan pantun. Ada tiga pantun yang membuat suasana sebelumnya tegang menjadi lebih cair.
“Untuk saudara-saudari ku yang tahun lalu bertemu saya, saya akan berpantun;
‘Sudah lama tidak ke ladang
Batang tebu sudah meninggi
Sudah lama kita tidak saling pandang
Rasa rindu setengah mati’
Untuk saudara-saudari yang baru bertemu dengan saya, ada dua pantun untuk kalian;
‘Honda baru, warnapun baru
Baru dipakai pergi ke desa
Anda baru, sayapun baru
Baru inilah kita bertemu muka’
‘Honda baru dipakai ke desa
Dipakai polisi mencari obat
Walau baru bertemu muka
Tapi hati sudah terpikat (mudah-mudahan).”
Usai bapak uskup melantunkan sebuah pantun, kemudian bapak Uskup memberikan peneguhan kepada semua umatnya untuk tetap berjuang dan menyadari bahwa manusia bukanlah apa-apa tanpa campur tangan dari Tuhan.
Baca: Video Viral Perempuan Diusir dari Pesawat, Anak Kecil Yang Dimarahi Perempuan Itu Ponakan Artis
Baca: Angin Puting Beliung Rusak 102 Rumah Warga di Kabupaten Melawi
Baca: Wanna One Bubar, Ini Prestasi-prestasi Monster Rookies Selama Berkarir
Peneguhan Uskup kepada Narapidana
Dalam kesempatan misa ini, uskup berpesan kepada semua umat terlebih secara khusus mereka yang berada di Lapas Singkawang,
“Pertama-tama, saya ucapkan selamat hari raya natal untuk kita di sini, seperti tahun-tahun yang sudah saya hadir di sini ingin merayakan natal bersama kalian semua. Karena saudara saudari sekalian juga adalah saudara saya,” katanya.
“Kita ini semua diciptakan Tuhan, dan kita semua ini juga suatu ketika akan kembali kepada Tuhan. Natal adalah bukti bahwa Tuhan, tetap mencintai kita siapapun kita. Adam dan Hawa telah berdosa berat karena menyangkal Tuhan itu sendiri, maka diusirnya dari taman Firdaus.
Sejak itu sebetulnya, keselamatan tidak ada pada diri manusia. Tetapi Tuhan begitu baik sehingga Ia tidak tega karena ciptaannya menderita dan tidak bisa selamat. Untuk Itulah Tuhan Yesus lahir ke dunia, agar kita selamat dan tentu saja dengan syarat, ikut ajaran-ajarannya,” ujarnya.
“Tuhan lahir ke dunia mengambil rupa seorang bayi yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Bayi itu adalah seorang yang polos, apa artinya; Tuhan mau mengingatkan kita semua. Sebab kita ini bayi semua, kalau Tuhan tidak mengulurkan tangan maka kita tidak punya daya apa-apa. Saya sebagai Uskup- kalau tidak dibantu Tuhan tidak bisa bekerja,” pesannya. (30/12/2018).
Setelah misa selesai, semua para umat diajak untuk foto bersama dengan Bapak uskup. Sambil menyiapkan acara selanjutnya, makan dan bernyanyi bersama dalam rangka menikmati suasana natal.
Nasi kotak, jeruk, air mineral, air kaleng dan roti sudah disiapkan untuk santapan makan bersama dengan para narapidana. Panitia gabungan dari Singkawang dan Pontianak ini membagikan bingkisan makanan kepada semua umat.
Suasana makan bersama diwarnai dengan nyanyian Bapak Uskup sambil mengajak para Napi untuk menyumbangkan suaranya juga.
Bagaimana tanggapan Narapidana?
Inisial “R” (umur 20 tahun) dan baru dua puluh hari berada di Lapas terkena kasus pencurian, terisak-isak menangis karena merasakan sentuhan atas kunjungan Bapak Uskup dan sekaligus menyesali apa yang ia buat.
"Saya merasa malu, menyesal, dan tidak pantas untuk kembali lagi ditengah keluarga saya. Akibat ekonomi dan saat itu memang serasa tidak ada jalan lain lagi, ditambah dengan “asutan” teman kerja maka terjerumus ikut dalam tindakan kriminal. Saya akan berjanji, saya tidak akan melakukan lagi, terima kasih banyak kepada Bapak Uskup yang mau memberikan peneguhan dan kekuatan kepada saya pribadi,” ujarnya saat diwawancarai.
Komentar yang sama oleh Inisial “A” akibat kecelakaan yang menewaskan orang, baru-baru masuk dalam lapas.
Masih pucat mukanya akibat trauma kecelakaan kini mencair setelah mendapat peneguhan dari Uskup Agung.
Sambil terbata-bata, ia mengatakan: “saya senang sekali, dikunjungi dan ikut merayakan natal bersama. Tidak terpikirkan sebelumnya, saya boleh ikut perayaan cara Katolik,” ujarnya.
Selaras dengan itu, inisial “B” juga berkomentar sama. Ia mengaku senang karena kunjungan ini bisa meneguhkan sekaligus menguatkannya semasa ia menjalani hukuman ini.
Sebagai perwakilan kata sambutan dari Napi, inisial ‘H’mengatakan; “kita boleh ‘dicap’ sebagai narapidana, tetapi ingat satu hal, mental kita jangan sampai mental narapidana,” pungkasnya.
Sebagai acara puncak, Panitia bersama bapak uskup membagikan kado natal kecil sebagai kenangan Uskup dan Pantia dalam natal bersama di Lapas Singkawang (30/12/2018).