Tsunami Banten dan Lampung

Dramatis! Kisah Perjuaangan Nelayan Rajabasa yang Digulung Tsunami di Dekat Gunung Anak Krakatau

Keletihan dan trauma terlihat jelas di raut wajah seorang nelayan bernama Puji (27), warga Desa Kenali, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Editor: Rizky Zulham
tribun Lampung/Dedi Sutomo
Raut trauma terlihat di wajah Puji saat ditemui di Dermaga Canti, Senin, 24 Desember 2018. Puji dan tiga rekannya sesama nelayan selamat usai diterjang tsunami saat mencari ikan di dekat Gunung Anak Krakatau. Sementara 11 rekannya belum 

Ia sempat terombang-ambing sebelum akhirnya terdampar di pulau.

Mereka lalu dibawa ke Pulau Sebesi.

Puji dan ketiga temannya sudah pulang ke rumahnya pada Senin siang.

Ia mengaku tidak mengetahui nasib teman-temannya yang lain karena tergulung gelombang.

“Ada 11 teman sesama nelayan yang belum diketahui nasibnya. Apakah mereka selamat atau sudah meninggal, kita tahu,” terang Puji.

77 Korban Jiwa 

Satu demi satu, korban tsunami Lampung ditemukan.

Dari data terakhir, Senin, 24 Desember 2018 sekitar pukul 17.00 WIB, sebanyak 77 korban tsunami ditemukan di Lampung Selatan dalam kondisi tak bernyawa.

“Sampai dengan sore ini, data dari BPBD Lampung Selatan ada 77 korban meninggal dunia,” kata Plt Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan Sefri Masdian.

Sementara korban luka-luka mencapai 547 orang.

Para korban dirawat di RSUD Bob Bazar, Kalianda.

Sefri memastikan upaya pencarian korban masih terus dilakukan.

Pasalnya, masih ada laporan yang kehilangan anggota keluarga dan kerabatnya pasca terjangan tsunami pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam lalu.

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan telah mendirikan posko tanggap darurat di Desa Way Muli dan Desa Kunjir.

Kedua desa itu terkena dampak terjangan tsunami paling parah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved