P. Leonard Paskalis Nojo : Natal Adalah Perayaan Kehidupan
Tidak hanya mempersiapkan baju baru, sepatu baru, dekorasi rumah yang baru, tetapi juga peribadi yang baru.
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -Natal tinggal menghitung hari, hari besar yang diperingati oleh seluruh umat Kristiani di seluruh dunia ini diperingati setiap tanggal 25 Desember.
Sebagai hari besar keagamaan, tentunya Natal memiliki makna yang istimewa bagi para umat yang merayakan.
Baca: Kabag Ops Polres Sambas Pantau Pos Pengamanan
Baca: Ucapkan Selamat Natal, Ini Pesan Pesan Ketua DPRD Sanggau
Tidak hanya mempersiapkan baju baru, sepatu baru, dekorasi rumah yang baru, tetapi juga peribadi yang baru.
Maka Natal harus menjadi kesempatan untuk merenungkan hidup dan peribadi kita masing-masing.
Yuk, simak renungan Natal dari P. Leonard Paskalis Nojo, OFMCap ini, mungkin bisa membuat Natal kalian lebih bermakna ya guys.
Renungan :
Perayaan Natal adalah perayaan kehidupan: Kehidupan bersama dengan Allah, dengan sesama, alam semesta beserta segala isinya, dan pokok kehidupan itu adalah Allah.
Keharmonian hidup manusia dengan sesamanya dan juga dengan ciptaan lain sangat tergantung mutu relasinya dengan Tuhan, pokok kehidupan itu.
Konsekuensinya, seluruh hidup manusia: Pikiran dan kehendaknya, perasaan dan tindakannya hendaknya mencerminkan pikiran dan kehendak, perasaan dan tindakan Allah sendiri.
Nah, ketika manusia menjauh dari Allah, manusia cenderung untuk mengikuti pkiran dan kehendaknya sendiri, yang belum tentu benar dan baik.
Memang benar bahwa Allah telah mengaruniakan akal budi (untuk membedakan yang benar dari yang salah) dan hati nurani (untuk membedakan yang baik dari yang jahat).
Akan tetapi, akal budi dan hati nurani itu perlu diterangi iman yang teguh akan Allah, agar seluruh hidupnya mencerminkan hidup Allah. Hidup seperti inilah yang dapat menciptakan keharmonian hidup bersama.
Nah, ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah tetap mencintai manusia. Karena cinta-Nya itu, Allah rela mengorbankan PuteraNya Yesus Kristus dengan mengutusNya ke dunia menjadi manusia (bdk. Yoh 3:16).
Yesus Kristus itulah penyataan diri Allah dan kasih-Nya atas manusia (bdk. Yoh 1:1-18). Karena itu, perayaan Natal bukanlah sekadar perayaan sakramental akan kedatangan Yesus Kristus 200-an tahun yang lalu, melainkan sungguh merupakan perayaan cinta Allah yang begitu besar atas manusia.