Analisa Ekonomi Jelang Tahun Baru dan Pemilu 2019, Ini Kata Bidang Pengembangan Profesi Badko HMI
Di tengah ketidakpastian global serta dinamika politik domestik menjelang pemilihan umum (Pemilu)
Laporan Wartawan Tribun Pontianak David Nurfianto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Di tengah ketidakpastian global serta dinamika politik domestik menjelang pemilihan umum (Pemilu), pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi cukup tinggi pada tahun 2019 sebesar 5,4% - 5,8%.
Bidang Pengembangan Profesi Badko HMI Kalbar, Tio Rizki Kurniawan mengatakan bahwa sasaran pertumbuhan ini harus diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan di seluruh Indonesia.
Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja harus terus didorong.
"Industri pengolahan yang kontribusinya cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi juga perlu dipekuat dengan tetap mengembangkan produktivitas dan ketahanan sektor pertanian," ujar Tio kepada Tribun, Rabu (19/12/2018)
Baca: Luput Dari Maut, Pengendara Motor Nyaris Jadi Korban Jalan Ambles
Adapun dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif, menurut Tio Rizki Kurniawan pertumbuhan konsumsi rumah tangga perlu harus dijaga.
Sebagai bagian dari upaya tersebut pemerintah harus berupaya menjaga inflasi di tingkat yang rendah, mengingat tahun baru dan pemilu 2019 semakin dekat.
"Momentum pertumbuhan investasi dan ekspor juga harus dipelihara, berbagai perijinan dan regulasi yang menghambat baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus dihilangkan," paparnya.
Selain itu, lanjut Tio untuk pengendalian inflasi juga harus memperhatikan beberapa strategi diantaranya adalah menjamin ketersediaan stok, melihat keterjangkauan masyarakat, menjamin kelancaran distribusi dan komunikasi yang baik kepada masyarakat.
"Di luar itu, untuk mewujudkan pengendalian inflasi yang maksimal, harus adanya kesadaran secara bersama mengalakkan sosialisasi dari tokoh masyarakat sekitar yang berpengaruh ke semua elemen masyarakat. Untuk mensosialisasikan agar lebaran dan tahun politik ini masyarakat tidak mengkonsumsi secara berlebihan,” ungkap Tio.
Menanggapi hal tersebut, bidang pengembangan profesi Badko HMI Kalbar yang juga mahasiswa ekonomi islam di IAIN Pontianak ini, mengungkapkan bahwa ada dua faktor penunjang kemajuan ekonomi daerah, yaitu pengendalian inflasi yang akan berpengaruh terhadap nilai uang dan pertumbuhan ekonomi yang harus terus dipacu.
“Terkait dengan inflasi, secara prinsip kita melihat ada yang sifatnya soft dan hard. Secara hard itu seperti harga dan stok ketersediaan barang, sedangkan terkait wawasan, knowledge, nilai-nilai agama masuk ke dalam soft. Maka dari itu saya minta kepada setiap elemen yang berpengaruh di dalam masyarakat untuk turut membantu mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak terlalu konsumtif dan berlebihan sehingga inflasi dapat terkendali,” tutup Tio.