Persatuan Geofisika Amerika Ungkap Misteri Tsunami Palu Sulteng Ditemukan di Dasar Laut

berbagai investigasi yang dikumpulkan di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika di Washington DC pada 10-14 Desember 2018 perlahan mengungkap misteri

Editor: Rihard Nelson
ISTIMEWA
Kondisi bangunan masjid Baiturrahman yang hancur akibat Tsunami di jl Diponegoro, Kota Palu, Sulteng, Jumat (5/10). Masjid ini merupakan salah satu masjid terparah pasca gempa yang melanda kota palu. Hingga saat ini puluhan jenazah telah dievakuasi oleh tim basarnas dan diperkiran masih banyak dikawasan tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Persatuan Geofisika Amerika Ungkap Misteri Tsunami Palu Sulteng Ditemukan di Dasar Laut

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah gempa berkekuatan 7,8 menghantam Palu akhir September lalu, kini para ahli menemukan adanya penurunan signifikan di dasar laut.

Temuan ini didapat dari survei di pesisir pantai kota Palu.

Penurunan signifikan ini diyakini ikut menyebabkan air bergerak secara tiba-tiba yang kemudian menerjang daratan.

Lebih dari 2.000 orang kehilangan nyawa mereka setelah gempa dan tsunami menerpa Palu dan sekitarnya.

Saat itu, para peneliti mengaku cakupan gelombang tersebut mengejutkan mereka.

Namun, hasil awal dari berbagai investigasi yang dikumpulkan di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika di Washington DC pada 10-14 Desember 2018 perlahan mengungkap misteri dari fenomena ini. 

Gempa terjadi pada patahan sesar geser (strike-slip fault), di mana dua lempeng bumi berbenturan dan salah satu lempeng terus bergeser secara horisontal.

Konfigurasi ini umumnya tidak dikaitkan dengan tsunami besar.

Akan tetapi, inilah yang terjadi pada 28 September menjelang maghrib. 

Baca: LIVE BOLA Streaming Liverpool Vs Napoli dan Crvena Vs PSG (Jam 03.00 WIB), Liverpool di Ujung Tanduk

Baca: Sekjen DPP PAN Bebastugaskan Ketua DPW PAN Kalsel Muhidin Karena Dukung Jokowi-Maaruf Amin

Baca: Jokowi Blak-blakan Sebut Isu Kriminalisasi Ulama hingga PKI Disiapkan Matang Lawan Politiknya

Dua gelombang besar terpantau dan yang terakhir merupakan gelombang terbesar, menjangkau daratan sejauh hampir 400 meter.

Udrekh Al Hanif dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), mengatakan kepada pertemuan Persatuan Geofisika Amerika bahwa sumber tsunami semestinya berjarak sangat dekat dengan Kota Palu mengingat interval antara gempa dan munculnya gelombang besar hanya berkisar kurang dari tiga menit.

Dia dan rekan-rekannya berupaya mencari jawabannya pada peta kedalaman laut (bathymetric) di teluk sempit yang mengarah ke Palu.

Tim tersebut masih berupaya menemukan hasil-hasilnya, namun data mengindikasikan dasar laut di sebagian teluk merosot akibat gempa.

Udrekh berkata, kejadian ini digabungkan dengan gerakan lempeng secara tiba-tiba ke arah utara, hampir dipastikan menimbulkan tsunami.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved