Pembunuhan Sungai Rengas

Motif Ayah Banting Anak Hingga Tewas, Aksi Saling Rebut Berujung 3 Hempasan Maut

Motif Ayah Banting Anak Hingga Tewas, Saling Rebut hingga 3 Hempasan Berujung Maut..

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
REKONSTRUKSI_Rekonstruksi penganiayaan Putri Aisyah (1,4) hingga tewas oleh ayah kandungnya sendiri Supardi Supriyatman yang digelar di Mapolresta Pontianak, Jalan Johan Idrus, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (6/12/2018) pagi. Sebanyak 19 adegan diperagakan oleh pelaku yang turut dihadiri ibu korban. 

Motif Ayah Banting Anak Hingga Tewas, Aksi Saling Rebut Berujung 3 Hempasan Maut

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Motif seorang ayah, Supardi Supriyatman alias Budi Peluru yang tega menghabisi putri kandungnya Putri Aisyah (1,4 tahun) akhirnya terungkap.

Putri Aisyah meregang nyawa akibat dibanting ayahnya sendiri dihadapan sang ibu.

Motif tersangka menghabisi putrinya itu terungkap lewat 19 adegan yang diperagakan tersangka saat pihak kepolisian melakukan rekonstruksi.

Supardi memperagakan adegan membanting putrinya disaksikan sang istri, ibunya sendiri serta keponakannya di Mapolresta Pontianak, Kamis (6/12/2018) siang.

Baca: Banting Anak Hingga Tewas, Rekan Kerja Ungkap Gelagat Aneh Supardi, Begini Kisahnya!

Baca: Polisi Ungkap Penyebab Ayah Banting Putrinya Hingga Tewas, Psikolog Angkat Suara

Baca: Kalbar 24 Jam - Sutarmidji Ganti 9 Kadis, Pria Terjebak di Truk hingga Pasar Beringin Kebakaran

Wakasat Reskrim Polresta Pontianak Iptu Muhammad Reski Rizal mengatakan dari 19 adegan tersebut terdapat adegan rebut-rebutan untuk mengambil korban antara tersangka dan ibu korban di ruang tamu kediaman SS dan istrinya.

Saat berhasil mengambil korban, tersangka sempat memukul ibu korban di dapur yang berusaha mencegah tersangka melakukan tindakan kekerasan tersebut.

"Saat berada didapur tersangka kemudian menghempas anaknya ke lantai sebanyak tiga kali. Setelah itu, istri tersangka yang juga ibu korban mengambil korban dan mendapati anaknya sudah tak bernyawa lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan berdasarkan reka adegan tersebut motif tersangka melakukan tindak kekerasan kepada anak kandungya lantaran emosional.

Sebelumnya diberitakan, Seorang oknum security atau Satuan Pengamanan (Satpam) tega menghabisi nyawa putrinya sendiri, Sabtu (24/11/2018) pukul 08.30 WIB.

Security bernama Supardi Supriyatman, itu membanting putrinya yang bernama Putri Aisyah yang berumur 1,4 tahun.

Akibat bantingan ayah berumur 36 tahun itu, Putri Aisyah yang mungil pun meregang nyawa.

Kejadian memilukan itu terjadi di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (24/11/2018) pagi.

Polisi yang tiba di lokasi kejadian, langsung melakukan identifikasi terhadap balita nahas tersebut.

Sementara ibu korban, Hamisha, terbaring lemah di rumahnya menatap putrinya yang terbujur kaku tak bernyawa.

Setelah diidentifikasi, polisi membawa Putri Aisyah ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Bocah perempuan yang dalam keadaan tidak bernyawa di bawa dengan menggunakan kain panjang.

Adalah Kanit Jatanras Polresta Pontianak, Iptu Jatmiko, yang membawa sendiri mayat Putri Aisyah dalam dekapannya.

Baca: Truk Molen Masuk Parit di Jalan Purnama, Seorang Pria Terjebak di Ruang Kemudi

Baca: M Zeet Resmi Dicopot, Gubernur Sutarmidji Juga Rotasi Jabatan 9 Kepala Dinas

Iptu Jatmiko membawa tubuh Putri Aisyah dari dalam rumah ke mobil patroli untuk dibawa ke RS Bhayangkara.

Sementara itu, Supardi Supriyatman, ayah Putri Aisyah yang tega membantingnya, diringkus polisi di kediamannya.

Sat diringkus, Supardi Supriyatman, masih mengenakan kaos dan celana seargam security.

Supardi Supriatman sendiri lahir di Meliau, Sanggau, pada tanggal 02 Februari 1982.

Dalam KTP alamat yang tertera di Jalan Usaha Baru, RT02/RW05, Dusun IV, Desa Sungai Rengas, Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.

Aksi penangkapan terhadap Supardi Supriyatman disaksikan warga sekitar.

Hingga berita ini diturunkan, polisi masih belum memberikan keterangan.

Namun dari informasi yang diperoleh Tribunpontianak.co.id, Supardi Supriatman membanting tubuh Putri Aisyah ke lantai.

Saat itu, Putri Aisyah sedang berada dalam ayunan.

Putri Aisyah sendiri sedang menyusu pada ibunya dalam posisi berbaring.

Putri Aisyah langsung direbut oleh ayahnya.

Supardi Supriatman kemudian memegang khaki putrinya itu.

Dengan kaki dalam genggamannya, Supardi Supriatman mengayunkan dan membanting putrinya sendiri ke lantai.

Ia membating darah dagingnya itu berkali-kali.

Melihat kejadian itu, Hamisha, mencoba melerai.

Karena kalah merebut Putri Aisyah dari suaminya, Hamisha jatuh pingsan.

Tak lama, datang Handira yang juga berusaha merebut Putri Asiyah dari tangan ayahnya.

Namun, Handira terdorong oleh tersangka dan langsung terjatuh.

Setelah puas menganiaya darah dagingnya sendiri, Supardi Supriatman, melarikan diri.

Ia lari ke arah hutan.

Setelah Supardi lari ke arah kuburan, Handira kemudain mengecek kondisi Putri Aisyah.

Saat itulah diketahui, bocah tak berdaya itu sudah tidak bernyawa lagi.

Ia pergi menghadap Sang Pencipta untuk selama-lamanya karena ulah biadab ayahnya sendiri.

Kesaksian Ibu Korban

Putri Aisyah yang berumur setahun lima bulan harus meregang nyawa di hadapan ibunya sendiri, Hamisah (38), Sabtu (24/11/2018).

Tindakan memilukan itu terjadi di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (24/11/2018) pagi.

Tetangga korban, Susilawati (48) mengaku mendengar suara hempasan dari arah rumah korban.

Susilawati menceritakan kejadian yang menimpa tetangganya.

Ia merasa sejak awal sudah ada keanehan pada pelaku.

"Kejadian tadi pagi memang sudah ada yang aneh aneh, ngaji tu teriak teriak seperti orang stres," ucapnya.

Susilawati sempat berpikir teriakan itu bukan berasal dari pelaku.

"Aneh mendengarnya. Saya pikir menantunya, saya intip ternyata suami Hamisah," ucapnya.

Dengan bibir bergetar-getar ia menjelaskan perasaannya ketika tahu Putri Aisyah meninggal tragis.

"Sedih udah pasti, namanya anak kecil sedang lucu-lucunya, ada rasa marah, kecewa, dan gak nyangka juga," ucapnya.

Menurut Susilawati, pelaku sangat menyayangi anaknya.

"Bapak nya ini sayang dengan anaknya. Tadi pagi aja masih sempat dia gendong anaknya," ucapnya.

Ketika kejadian suami Susilawati sudah berangkat kerja.

"Suami saya sudah pergi kerja, saya sama anak saya dengar suara hempasan," jelasnya.

Ditanya Tribunpontianak.co.id, Sabtu (24/11/18) pukul 12.34 "Berarti suara hempasan itu sampai terdengar kerumah ibu?,"

"Iya, kan lantang disini, saya disini, persis ditempat wawancara sekarang, lagi berdiri," jawabnya.

Susilawati mendengar dua kali hempasan keras.

"Hempasan saya dengar 2 kali dan nyaring. Kalau hempasan lantai dan semen itukan beda," tuturnya.

Ia bisa memprediksi kalau itu sesuatu yang dihempas di semen.

"Kalau lantai itu kan nyaring sekali, kalau semen kan agak medam," ucapnya.

Setelah dua kali hempasan ia mendengar Putri Aisyah menangis.

"Tidak lama Putri Aisyah menangis, setelah suara hempasan itu saya pikir Putri Aisyah terjatuh," ucapnya.

"Karena dulu pernah juga saya dengar aisyah itu jatuh," timpalnya.

Awalnya Susilawati tidak mengira kalau Putri Aisyah di aniaya oleh ayah kandungnya.

"Jadi saya teringat mungkin aisyah ini jatuh. Tidak lama kemudian ada ribut ribut," tuturnya.

Susilawati menerangkan bahwa rumahnya dengan korban berhadapan, berjarak sekitar 30 meter.

"Jarak antara rumah saya ke rumah korban sekitar 30 meter," ucapnya sambil mengakhiri cerita.

Penjelasan Kapolresta

Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir mengungkapkan saat kejadian Putri Aisyah sedang disusui oleh ibunya.

"Awalnya bapak mau menggendong anaknya ibu ingin menyusui, tidak lama kemudian menurut saksi istri dan adik ipar melihat pelaku tiba-tiba seperti kerasukan," kata Kapolresta.

Kemudian menurut Kapolresta penganiayaan ini terjadi di belakang rumah korban setelah pelaku membawa paksa anaknya tersebut.

"Setelah merampas paksa anaknya itu kemudian tersangka membawa kebelakang dan memegang kedua kaki anaknya kemudian dihempaskan ke dinding," ungkapnya.

Saksi yang saat itu berada di lokasi kejadian diakui oleh Kapolresta berusaha menyelamatkan korban tetapi tidak berhasil.

"Saksi berusaha mencegah tersangka dan berteriak ke tetangga namun korban tidak dapat diselamatkan," tuturnya.

Menurut Kapolresta tersangka juga pernah tersangkut kasus pembunuhan di wilayah hukum Sanggau.

"Satu catatan tersangka ini juga pernah melakukan pembunuhan di Sanggau saat itu kasusnya penipuan," katanya.

Kapolresta mengatakan bahwa menurut saksi tersangka sangat sayang kepada anaknya tersebut.

Hanya saja memang kejadian seperti kerasukan ini diakui keluarga baru kali pertama.

"Pengakuan saksi tersangka ini sayang dengan anaknya namun untuk kerasukan ini baru pertama kali. Ini akan kita dalami lagi," tuturnya.

Tersangka diakui Kapolresta dapat langsung diamankan di lokasi dan di bawa ke Polresta.

Sementara untuk korban Kapolres mengatakan akan berkoordinasi dengan keluarga untuk dilakukan otopsi.

"Pelaku sudah kita amankan, sementara untuk korban kalau sesuai SOP nya memang harus di otopsi. Namun kita akan koordinasikan lagi dengan pihak keluarga," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved