Banting Anak Hingga Tewas, Rekan Kerja Ungkap Gelagat Aneh Supardi, Begini Kisahnya!
Perilaku Supardi Supriyatman (36), yang tega membanting anaknya sendiri hingga tewas, Putri Aisyah (1,5) sisakan banyak cerita.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Agus Pujianto
Termasuk sesaat sebelum Supardi mendadak hilang kendali dan membanting anaknya di dapur.
"Waktu di ayunan. Memang dia setengah memaksa anaknya untuk tidur. Memang anak ini belum mau tidur. Saya mau ambil dia, mau saya susui. Dia bilang jangan,” tutur Hamisah kepada Tribunpontianak.co.id, Sabtu (24/11/2018).
Hamisha mengatakan, Putri Aisyah tak mau tidur dulu karena ingin mendengar dirinya bernyanyi.
“Dia mau dengar saya menyanyi,” ujar Hamisha yang ditemui rumahnya di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (24/11/2018) pagi.
Namun di saat bersamaan, suaminya juga hendak menidurkan Putri Aisyah sambil bernyanyi solawat.
“ Waktu itu suami saya nyanyinya lagu solawat. Saya biarkan dulu,” tutur Hamisha lagi.
Ketika dinyanyikan solawat oleh ayahnya, rupanya Putri Aisyah bukan malah diam.
Namun, bocah tak berdosa itu malah menangis kian keras.
Saat anaknya menangis itulah, dia memutuskan untuk mengambil Putri Aisyah dari suaminya.
"Tapi anak itu makin menangis. Terus saya paksa ambil. Kemudian saya bawa ke kamar tidur," katanya.
Hamisah memperagakan bagaimana dirinya merampas Putri dari tangan suaminya.
"Saya susukan di situ sambil baring. Lalu suami saya masuk lagi ke kamar mengambil anak itu, kemudian dibawa keluar,” ucapnya.
Saat itu, sebenarnya Hamisah ingin merebut kembali Putri dari suaminya.
“Saya mau rampas anak itu tidak bisa, karena saya lihat kondisi suami saya udah beda keliatannya," kenangnya.
“Kemudian dibawanya ke dapur. Saya kejar ke dapur. Saya tarik anak saya. Tidak mau dilepaskan sama dia. Anak itu sudah nagis-nangis, anak itu dipeluknya keras dan tidak mau dilepaskan,” tutur Hamisah.
Tak lama berselang, suaminya membanting Putri Aisyah hingga tak bernyawa.
Yuks tonton dan subscribe Youtube Channel Video Tribun Pontianak: