Herman Hofi Munawar Sebut Anggaran Pemkot 2019, Sudah Lampu Kuning
Anggota DPRD Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar menuturkan APBD 2019 ini merupakan lampu kuning bagi Pemerintah Kota Pontianak.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pontianak dan Pemerintah Kota Pontianak telah mengesahkan peraturan daerah terkait APBD 2019.
APBD Kota Pontianak 2019 telah disepakati, Rp1.778.307.259.362 naik sebasar Rp83.394.423.104 dari tahun 2018 yang hanya sebesar Rp1.694.912.836.258.
Baca: Serawai Langka Elpiji 3 Kilogram, Disperindagkop Jelaskan Alasan dan Siapkan Solusinya
Baca: Kapolres Ajak Peserta Pemilu Hindari Isu Primordial
Anggota DPRD Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar menuturkan APBD 2019 ini merupakan lampu kuning bagi Pemerintah Kota Pontianak.
Walaupun ada peningkatan APBD dari tahun sebelumnya, tapi sangat memprihatikan. Rasio perbandingan antara jumlah penduduk Kota Pontianak baik itu yang bersifat menetap maupun imigrasi disebutnya tidak sebanding.
"Kebutuhan Kota Pontianak itu semakin besar, sementara pertumbuhan Kota Pontianak kecil. Rasio perbandingannya tidak seimbang, sektor-sektor penghasil PAD Kota Pontianak masih menggunakan pola lama. Misalnya dari 9 item pajak dan 5 retribusi," ucap Herman Hofi Munawar saat diwawancarai setelah pengesahan APBD 2019, Senin (26/11/2018).
Item pajak hanya berkutik pada rumah makan, pajak hiburan,hotel, reklame, pajal bumi dan pembangunan. Sementara kondisi lahan Kota Pontianak ini semakin kecil, kondisi eksaiting Pontianak sudah di atas 80 persen.
Untuk meningkatkan pendapatan daerah perlu peluang-peluag usaha baru, sehingga diharuskan membuat inovasi. Jika pemerintah tidak memiliki satu tim ekonomi yang kuat, bisa merancang perkembangan ekonomi Kota Pontianak lima tahun kedepan, maka ini akan menjai masalah besar. Saat ini PAD sudah jenuh cenderung menurun.
"Kita sekarang hanya mengandalkan dana pusat dan masih relatif kecil sekali. PAD kita masih berkisaran Rp500 miliar, sebenarnya menjadi masalah yang sangat besar kedepan," tambahnya.
Sementara infrastruktur maupun non infrastruktur semakin lama semakin besar kebutuhannnya. Sedangkan pendapatan malah sebaliknya.
"Kita masih tergantung pada dana transfer, maka ini berbahaya bagi daerah kita. Butuh penguatan pondasi ekonomi daerah, sehingga saat ada guncangan pada pemerintah pusat, daerah tidak goncang. Tapi saat ini sedikit saja meleset dari rancangan dana DAK-DAU maka daerah kelimpungan," tambahnya.
Oleh karena itu, ia meminta harus ada inovasi misalnya mengadakan even olahraga dan seni lain atau bisa di modifikasi antara event olahraga dengan seni budaya agar bisa menarik perhatian orang datang di Kota Pontianak. Selain itu, perlu didorong event-event nasional untuk diadakan.
Sementara postur anggaran, ia memastikan masih baik seperti tahun lalu. Rasio perbandingan langsung dan tidak langsung itu lebih banyak belanja langsung yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Untuk postur dan struktur APBD kita Allhamdulillah sangat bagus. Jika di bandingkan diseluruh kota di Kalimantan Barat, Kota pontianak masih di ataslah," pungkasnya.