Breaking News

Citizen Reporter

Jawab Polemik Isu Syirik Budaya Robo-robo, BEM STAI Mempawah Kupas Tuntas di Dialog Kebudayaan

Maka ketua badan eksekutif mahasiswa staim membuka ruang diskusi terhadap seluruh masyarakat kabupaten mempawah.

Penulis: Ferryanto | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Penyerahan piagam kepada narasumbernya dalam dialog kebudayaan. 

Dialog ini di hadiri juga oleh beberapa dosen dan alumni-alumni staim bahkan masyarakat yang penasaran akan hukum dari robo-robo tersebut.

Prosesi buang - buang pada acara robo robo hanya berupa telur, sirih,pinang dan lain-lain sebagai  simbol penyambutan terhadap kedatangan sultan, serta simbol membersihkan sifat dalam diri kita dan kembali ke alam (sesuai penjelasan Gusti Fauzi). 

Oleh sebab itu menurut bapak Bukhori, tdk ada hal - hal  yang mengarah pada syirik.

Sebab syirik itu terkait dengan aqidah, keyakinan, yang menyekutukan Allah SWT, menyembah dan meminta kepada selain Allah swt.

Prosesi tersebut  juga tidak bisa digolongkan pada perilaku tabdzir atau idho'atul maal. Kurang tepat juga kalau dihukumi pakai ayat  ولا تبذر تبذيرا ان المبذرين كانوا اخوان الشياطين seperti yang dituduhkan sebagian kalangan selama ini yang menganggap syirik.

Para ulama memiliki batasan tentang tabdzir.

Dalam kitab al-Bajuri dijelaskan membuang sesuatu (untuk keperluan tertentu) yang nilainya kecil maka hukumnya boleh, kalau banyak hukumnya makruh tanzih. 

Artinya, ada rincian dalam persoalan tabdzir, dan tidak memiliki korelasi langsung dengan kesyirikan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved