PMII Gelar Diskusi Globalizing Hadapi Tantangan Dunia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menjawab tantangan dunia era digital yang semakin pesat

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Foto bersama setelah diskusi PMII. 

Citizen Reporter
Rokib
Kader PMII

TRIBUNPONTIANA.CO.ID, PONTIANAK - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menjawab tantangan dunia era digital yang semakin pesat, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah organisasi harus di sertai dengan upaya-upaya yang maksimal.

Hal itu dilakukan demi kemajuan suatu organisasi, maka diskusi yang di laksanakan oleh pengurus PMII Cabang Kota Pontianak yang dilaksanakan di Aula Perpustakaan Provinsi Kalimantan barat lantai tiga, Jln. Letnan Jendral Sutoyo, sangatlah tepat bagi kader-kader PMII untuk menjawab tantangan zaman di era digital ini. Minggu (4/11/ 2018)

Abdul Wasi Ibrahim, dalam sambutannya bahwa dalam diskusi kali ini merupakan momentum yang sangat bermanfaat bagi semua, terlebih kedatangan sabahat Gus Romzi sebagai Pengurus Besar (PB) PMII Ketua Bidang Hubungan Internasional.

Baca: FRKP Karate Club Boyong 9 Medali di Senentang Karate Open

Peran mahasiswa terkhusus kader PMII harus mampu menyiapkan diri, untuk selalu menambah kompetensi (soft skill) menghadapi tantangan dunia kedepan. Terlebih di era digital ini kualitas mahasiswa sangat penting, menjunjung masa depannya.

Sanjungan dan merupakan sebuah apresisasi yang sangat besar bagi seorang Gus Romzi selaku PB PMII bidang hubungan internasional, karena ada ketua yang berani menyampaikan sambutan dengan bahasa yang lugas dan efektif di depannya.

Romzi mengungkapkan jarang sekali dan bahkan baru kali ini ia menemukan seorang ketua yang bisa menyampaikan kata-kata yang luar biasa dalam sambutannya.

Seakan-akan pokok pembahasan dari topik diskusi ini sudah tersampaikan oleh ketua PC PMII kota Pontianak karena sudah merangkum dari pokok pembahasan.

Dalam diskusi, Gus Romzi menyampaikan beberapa hal terhadap Globalizing PMII Dalam Tantangan Dunia, terkhusus kepada organisasi PMII harus terus berkembang kalau ingin berkembang harus ada transformasi.

Di usia 58 tahun ini PMII menurutnya sudah terlalu tua untuk terus-terusan begini, melalui proses yang sama, yang berulang-ulang dan sepertinya hanya prepetisi dari sejarah yang pernah dilalui.

Gus Romzi berharap PMII bertransformasi, tidak hanya mengulang sejarah akan tetapi memperbaiki citra dan nama baik PMII dalam sejarah , maka globalizing ini di anggap suatu kerja besar PMII.

PMII dikenal sebagai organisasi harus dikenal dari sudut pandang internasional, jejaringnya harus dibuat secara internasional, banyak kader-kader PMII yang bekerja di kedutaan-kedutaan luar negeri, salah satu contoh ada kader baru lulus dua tahun yang lalu yang sekarang menjadi konsulat.

PMII tak hanya terkenal di dalam negeri, namun juga harus terkenal di luar negeri melalui pengurus cabang-cabang yang berada di luar negeri.

Melalui Globalizing juga, kader-kader PMII harus mempunyai wawasan yang global, harus punya pengalaman global dan harus mempunyai keberanian yang bisa standup, tak hanya itu, Romzi juga menuturkan kepada kader-kader PMII terkhusus di Kalimantan Barat agar mempunyai kemampuan komunikasi dalam berbagai bahasa internasional maupun bahasa daerah, karena PMII ini organisasi besar.

Tidak hanya itu Gus Romzi, juga menuturkan ketika diwawancarai oleh salah satu jurnalis NU Muda Kalbar, ia menyampaikan ada dua cara yang bisa dilakukan oleh kader dalam menjawab tantangan zaman di era digital ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved