Breaking News

Bersama Tomas, Kapolda Temui Ratusan Pengunjuk Rasa di Bundaran Tugu Digulis

Selain itu dalam aksi Aliansi Pemuda Kalimantan Barat yang mengajak kembali nilai-nilai kebangsaan menjadi sebuah kebulatan tekad pemuda

Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HADI SUDIRMANSYAH
Ratusan Pengunjuk Rasa ikrarkan diri dalam pernyataannya sebagai pemuda Kalbar untuk tetap setia terhadap Pancasila, UUD 1945 serta bersedia berkorban demi membela NKRI pada Jumat (2/11) sore di bundaran tugu digulis Pontianak. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hadi Sudirmansyah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ratusan Pengunjuk Rasa ikrarkan diri dalam pernyataannya sebagai pemuda Kalbar untuk tetap setia terhadap Pancasila, UUD 1945 serta bersedia berkorban demi membela NKRI pada Jumat (2/11) sore di bundaran tugu digulis Pontianak.

Baca: Timsel Akan Umumkan 10 Besar Calon Anggota KPU Kabupaten dan Kota Pada 6 November

Baca: Kompol SP Silaban Gantikan Posisi Kompol Alber Manurung Jabat Kabag Ops Polresta Pontianak

Unjuk Rasa yang di lakukan oleh sejumlah masyarakat yang menamakan dirinya Aliansi Pemuda Kalimantan Barat dalam melakukan aksi bela negara ini dalam isi ikrarnya tertera "kami pemuda kalimantan barat tetap setia terhadap Pancasila dan UUF 1945, Kami pemuda kalimantan barat siap mati membela bangsa dan negara Indonesia, Kami pemuda kalimantan barat siap berkorban demi kedaulatan bangsa dan negara, Kami pemuda kalimantan barat siap menumpas pihak manapun yang berniat mengganti ideologi negara, Kami pemuda kalimantan barat menyatakan bahwa bumi khatulistiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari negara kesatuan Republik Indonesia".

Selain itu dalam aksi Aliansi Pemuda Kalimantan Barat yang mengajak kembali nilai-nilai kebangsaan menjadi sebuah kebulatan tekad pemuda di Kalimantan Barat.

Aksi ini diikuti oleh ratusan peserta dari massa beberapa OKP serta organisasi kebudayaan yang ada di Kalimantan Barat, diantaranya DPD Pemuda Pancasila, DPD KNPI Kalbar, PMKRI PC Kota Pontianak, HMI Komisariat Untan, GMKI PC Kota Pontianak, PMII PK Kalbar, GMNI PC Kota Pontianak, HIKMAHBUDHI PC Pontianak. Ratusan massa aksi ini membawa berbagai atribut dan menyuarakan aksinya, disamping aksi juga ditampilkan beberapa kebudayaan dari organisasi kebudayaan yang ikut dalam aksi ini.

Di sela-sela unjuk rasa berlangsung, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono tampak hadir, saat turun dari kendaraan dinasnya, ia langsung menemui massa aksi di bundaran Digulis Untan Pontianak, semua masa aksi disapa dan diajak dialog olehnya.

Beberapa saat, seusai berdialog bersama perwakilan massa aksi, orang nomor satu di Kepolisian Polda Kalbar ini, menerima tiga lembar kertas berisi seruan yang disampaikan aksi bela Bangsa.

“Hari ini kita melihat spirit pemuda, yang kebetulan masih dalam suasana hari sumpah pemuda. Kalimantan Barat sangat multi etnis, kita bisa bersatu bersama-sama untuk menjaga dalam bingkai NKRI. Tentunya tadi kita telah mendengar poin-poin yang disampaikan perwakilan para pemuda di Kalbar. Jadi intinya adalah mengajak kita semua menjaga keutuhan bangsa dan mengajak bersama-sama menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kalimantan barat, dan alhamdulillah memang sampai saat ini, seluruh rangkaian aktivitas warga masyarakat di Kalimantan Barat memang kondusif,” ungkapnya.

Sebagai informasi tambahan, isi lembaran lengkap pernyataan sikap Aliansi Pemuda Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

Dijelaskannya didalam lembar tulisan, bahwa kita lahir dan hidup di Indonesia, negeri yang kaya raya ragam dan macam suku bangsa, agama, bahasa, ras etnis, golongan, budaya dan entah apalagi.

Tentunya keberagaman itu bisa berdampak positif maupun negatif. Implikasi negatif muncul ketika keberagaman dimaknai ancaman, bukan tantangan.

Sehingga tidak tumbuh sikap saling memahami atas perbedaan tersebut. Sebaliknya, jika diantara anak bangsa ini bisa menjalankan sikap saling memahami dan toleransi atas perbedaan itu, keberagaman akan menjadi sebuah kekuatan yang dasyat. Kita memiliki alat pemersatu perbedaan yang lahir dari nilai-nilai luhur bangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang 1945 dengan berbagai tatanan yang sistematis didalamnya.

Meski demikian, harus diakui bahwa persoalan kerukunan hidup beragama masih merupakan tantangan yang serius yang harus dihadapi.

Entah karena faktor provokasi dan tantangan dari luar maupun dari negeri kita sendiri. Tapi apapun tantangan dan persoalannya, kita yakin bahwa tuhan akan memberikan jalan penyelesaian.

Sebagai negeri yang besar dan kaya keberagaman memang banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi pasti banyak solusi yang bisa digali. Kerukunan agama bukan merupakan kebutuhan atau tuntutan dari pemerintah, itu merupakan kewajiban, yang lebih luasnya mengenai kemanusiaan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved