Ustadz Abdul Somad Mengaku Pernah Minder, Singgung Hubungan Sesama Jenis, Tonton Videonya!
Ustadz Abdul Somad mengaku pernah tidak percaya diri alias minder. Hal itu ia ungkapkan saat tausiah di SMA Negeri 32 Jakarta Selatan.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Ustadz Abdul Somad Mengaku Pernah Minder, Singgung Hubungan Sesama Jenis, Tonton Videonya!
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Ustadz Abdul Somad mengaku pernah tidak percaya diri alias minder.
Hal itu ia ungkapkan saat dirinya memberikan tausiah atau ceramah di SMA Negeri 32 Sekneg Baru Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (2/11/2018).
Lantas, apa yang membuat Ustadz Abdul Somad tidak percaya diri?
Awalnya, Ustadz Abdul Somad mengingatkan para pelajar SMA Negeri 32 untuk tidak pacaran atau menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Alasannya karena mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Baca: Ustadz Abdul Somad Menolak Disebut Ustadz Sejuta Viewers, Begini Alasannya!
Alasan lainnya, karena mereka harus konsentrasi belajar menuntut ilmu.
“Pengajian pagi ini yang punya ikatan dengan perempuan, segera putuskan. Buanglah mantan pada tempatnya. Siap ikut nabi muhammad, siap tanpa hubungan,” kata Ustadz Abdul Somad.
Semua pelajar yang hadir lalu menjawab serentak, “Siap!”
“Nanti yang laki-laki ngaku, alhamdulillah ustadz, saya sudah tidak ada hubungan dengan perempuan Pak Ustadz. Alhamdu....lillah,” ujar Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad melanjutkan kalimatnya.
“Terus? Sekarang saya hubungan sesama laki-laki Pak Ustadz. Naudzubillah,” imbuhnya.
Ia kemudian berdoa kepada Allah SWT agar para pelajar SMAN 32 diselamatkan dari LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).
Baca: Ustadz Abdul Somad Tegaskan Bendera Tauhid Tak Hanya untuk Perang
“Ya Allah selamatkan anak-anak SMA 32 dari LGBT,” tegasnya.
Ustadz Abdul Somad kemudian menyinggung sejarah LGBT di zaman nabi.
“Kalau hidup LGBT di zaman Nabi Muhammad SAW, kalau kamu menangkap ada orang melakukan perbuatan Ummat Nabi Luth, pancung kepalanya,” tegas Ustadz Abdul Somad.
“Andai ada LGBT zaman Nabi, hukumannya pancung. Hukuman memberi efek jera,” katanya lagi.
Ustadz kondang ini lalu mengaku dahulu pernah tidak percaya diri (pede).
“Dulu saya termasuk orang yang nggak pede kalo deket laki-laki berotot, tegap. Kalau ada laki-laki berotot tegap, saya termasuk yang minder,” katanya.
Baca: Ustadz Abdul Somad: Ada Yang Berusaha Benturkan Pancasila dan Allahu Akbar, Tonton Videonya!
“Tapi setelah nonton televisi berita terakhir saya gak terlalu minder. Ternyata yang tegap-tegap homo. Insya Allah anak-anak SMAN 32 sehat semua,” kata Ustadz Abdul Somad.
Ia juga membagi pengalamannya saat di pesantren.
“Saya sekolah pesantren. Santrinya 1.800. Laki-laki semua. Gak ada perempuan. Kami lihat perempuan seminggu sekali. Setiap Hari Ahad. Itu pun nenek-nenek yang jenguk cucunya,” ucap Ustadz Abdul Somad disambut tawa.
Berikut video lengkap Ustadz Abdul Somad di SMAN 32 Jakarta Selatan:
Mengutip wikipedia, LGBT atau GLBT adalah akronim dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa komunitas gay karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender.
Baca: Ustadz Abdul Somad Tabligh Akbar di Sumatera Utara, Netizen Puji Pemuda Pancasila, Ini Alasannya!
Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender.
Maka dari itu, seringkali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili.
Contoh LGBTQ atau GLBTQ. Tercatat semenjak tahun 1996.
Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga digunakan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.
Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini.
Baca: Suara Ustadz Abdul Somad Bergetar Saat Ceritakan Mushab Mempertahankan Bendera Tauhid
Beberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini.
Beberapa orang menyatakan bahwa pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum LGB.
Terdapat pula keyakinan "separatisme lesbian & gay", yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain.
Selain itu, ada juga yang tidak menggunakan istilah ini karena mereka merasa bahwa: akronim ini terlalu politically correct.
Akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu.
Baca: Kini Populer, Ustadz Abdul Somad Dikenal Sederhana: Lihat Penampakan Rumahnya
Penggunaan akronim ini menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara.
Di sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT untuk membentuk "LGBTI" (tercatat sejak tahun 1999).
Akronim "LGBTI" digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action.
Tonton dan subscribe Youtube Channel Video Tribun Pontianak: