Mengulas Sejarah dan Asal Muasal Pontianak, Ada Yang Bilang Kota Kuntilanak!
Besok Selasa (23/10/2018) adalah hari istimewa bagi masyarakat Kota Pontianak. Kota Pontianak besok genap berusia 247.
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Pasir.
Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas.
Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur.
Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.
Mitos Masa Lalu Kota Pontianak
Banya orang yang tak tahu mengenai asal-usul kota yang ternyata berawal dari sebuah mitos masa lalu Kota Pontianak.
Melalui beberapa sumber yang dihimpun, nama Pontianak bermula dari kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu berwujud kuntilanak saat menyusuri Sungai Kapuas.
Baca: Viral, Ini Fakta Lagu Karna Su Sayang, Dalam Sehari Tembus Jutaan Penonton Youtube
Baca: Innalillahi wa Innailaihi Rojiun: Dunia Hiburan Berduka, Aktris Titi Qadarsih Meninggal Dunia
Pada awalnya tempat ini bernama Khun Tien yang banyak dihuni oleh para etnis Tionghoa di sepanjang pesisir Sungai Kapuas.
Ketika mencapai daerah pertemuan Sungai Kapuas Besar dan Sungai Landak, Syarif Abdurrahman yang merasa terganggu dengan ulah kuntilanak, melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu yang digambarkan berwujud sesosok perempuan berbaju putih dan berambut panjang ini.
Lalu pada tahun 1192, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama.
Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah menjadi penanda letak kekuasaannya.
Selain cerita di atas, sebagian masyarakat juga percaya bahwa asal usul Pontianak berasal dari legenda masyarakat Melayu yang mengambil nama itu dari kata-kata pohon punti.
Pohon punti berarti 'pohon-pohon tinggi'.
Pada masa itu, wilayah ini memang terkenal dikelilingi dengan pohon-pohon tinggi.
Bukti ini diperkuat dengan catatan sejarah yang ada pada baris ke-14 surat antara Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus (Rakyat Negeri Pontianak) kepada Sultan Syarief Yusuf Al-Kadrie.