Kirab Satu Negeri di Landak Tegaskan NKRI Harga Mati
Ketua PC GP Ansor Abu Hisyam, dan seluruh Kader Ansor Banser se Kabupaten Landak dan sekitarnya, Fatayat NU, Muslimat NU, dan IPNU-IPPNU.
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Dhita Mutiasari
Saiful juga memohon doa agar rangkaian KSN ini dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT.
"Kita sudah melahirkan sebuah konsensus besar bagi bangsa ini, kita bersumpah bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu, yang sudah kita wujudkan dalam kemerdekaan kita dan akan terus kita pertahankan sampai kapan pun," tegasnya.
Ia juga menyampaikan, semoga ini bisa terwujud atas doa para Kyai dan Masyayikh. Ada pun alasan melaksanakan kegiatan ini, karena ada sekelompok kecil masyarakat yang mulai mengotak-atik konsensus nasional ini.
"Mengganggu komitmen kebhinekaan kita, mulai berani ingin mengganti Pancasila, mengoyak kebhinekaan, mengganti UUD 1945, bahkan akan mengganti NKRI," urainya.
Maka GP Ansor memberi pesan, pertama, GP Ansor dan Kyai-akyai di Pondok Pesantren tidak akan diam ketika Negara mulai diancam oleh mereka.
"Kita harus menyatukan semua potensi masyarakat, sadar kembali dalam berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
Kedua, adanya klaim kebenaran terhadap paham-paham Keagamaan. Mereka yang merasa paling benar atas nama agama, harus coba rajut kembali bahwa agama adalah Rahmah, kasih sayang, kebersamaan, bukan meniadakan pihak lain atas nama sepihak.
"Ketiga, kondisi masyarakat kita ini lebih banyak diam atas keadaan dan kondisi tersebut. Kita harus bersuara, karena yang diancam adalah NKRI. Komitmen NU kepada bangsa ini adalah ditanamkan rasa cinta tanah air," terangnya.
Keempat, Kondisi Internasional yang mengkhawatirkan di Negeri Timur Tengah, karena saling bunuh padahal agamanya satu, bahasanya satu, karena efek klaim kebenaran sepihak tersebut.
"Tak lupa, utusan PP GP Ansor memohon maaf jika ada ketidaknyamanan karena salah paham terhadap KSN ini," tutupnya.