Kirab Satu Negeri di Landak Tegaskan NKRI Harga Mati

Ketua PC GP Ansor Abu Hisyam, dan seluruh Kader Ansor Banser se Kabupaten Landak dan sekitarnya, Fatayat NU, Muslimat NU, dan IPNU-IPPNU.

Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ALFON PARDOSI
Acara Kirab Satu Negeri di Ngabang, Kabupaten Landak pada Minggu (7/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Alfon Pardosi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Rangkaian kegiatan Kirab Satu Negeri (KSN) di Kabupaten Landak berlangsung di Komplek Pondok Pesantren Nurul Islam Ngabang berjalan khidmad pada Minggu (7/10/2018).

Kegiatan KSN meliputan Khataman Al Qur'an massal dan ramah tamah yang dipimpin oleh Ust Taufiqurrohman.

Dalam dalam kesempatan itu pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman Sosok, Sanggau KH Zulkarnain, Pondok Pesantren Al Muslimun Ngabang KH Nur Kholis

Baca: Kepala Bank Indonesia Harap Masyarakat Bisa Belajar Pengembangan Mocaf di Landak

Baca: Sekda Landak Apresiasi Program Pengembangan Mocaf Bank Indonesia

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Ngabang KH Luqmanul Qasim SAg, Ketua PHBI Ahmad Fauzi, Kasat Kornas Zaenal Arifin, Ketua PW GP Ansor M Nurdin Kasar Korwil Ahmad Tohidin.

Ketua PC GP Ansor Abu Hisyam, dan seluruh Kader Ansor Banser se Kabupaten Landak dan sekitarnya, Fatayat NU, Muslimat NU, dan IPNU-IPPNU.

Ketua GP Ansor Landak Abu Hisyam menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini.

"Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyelenggaraan acara ini," ujarnya

Ketua PW GP Ansor Kalbar M Nurdi Nurdin dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas sambutan yang meriah dan support yang diberikan terhadap rangkaian Kegiatan dan tim KSN ini.

"Mari kita mendoakan saudara-saudara kita di Palu dan Donggala, korban gempa dan tsunami serta menggalang koin satu negeri dan pakaian pantas pakai untuk para korban bencana," ungkapnya.

Ketua PP GP Ansor Saiful Rahmat Basuki menyampaikan bersyukur dan bangga ajaran ahlussunah waljamaah terus berkembang dan membumi di bumi khatulistiwa termasuk Kabupaten Landak.

"Saat memasuki gerbang Pesantren Nurul Islam, melihat logo Pesantren yang di samping kiri kanannya ada bendera merah putih ini menunjukkan bahwa para mu'allim akan menjaga agama dan negeri ini dari segala macam kekacauan yang akan terjadi," bebernya.

Ia menyampaikan bahwa KSN dilaksanakan serentak di lima titik pada 16 September 2018, di Papua, Kota Merauke dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang satu kilometer (rekor MURI bendera terpanjang yang dipampangkan di perbatasan).

Selanjutnya, titik terluar selatan Pulau Miangas, Sulawesi Utara, titik terluar Utara Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Nunukan Kalimantan Utara yang akhirnya sampai di Kabupaten Landak.

Ujung Sumatra sebelah barat Provinsi Aceh, Sabang yang akan bertemu di Jakarta, ada yang langsung ke Banyuwangi dan puncaknya pada 27 Oktober 2018 di Yogyakarta.

Saiful juga memohon doa agar rangkaian KSN ini dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT.

"Kita sudah melahirkan sebuah konsensus besar bagi bangsa ini, kita bersumpah bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu, yang sudah kita wujudkan dalam kemerdekaan kita dan akan terus kita pertahankan sampai kapan pun," tegasnya.

Ia juga menyampaikan, semoga ini bisa terwujud atas doa para Kyai dan Masyayikh. Ada pun alasan melaksanakan kegiatan ini, karena ada sekelompok kecil masyarakat yang mulai mengotak-atik konsensus nasional ini.

"Mengganggu komitmen kebhinekaan kita, mulai berani ingin mengganti Pancasila, mengoyak kebhinekaan, mengganti UUD 1945, bahkan akan mengganti NKRI," urainya.

Maka GP Ansor memberi pesan, pertama, GP Ansor dan Kyai-akyai di Pondok Pesantren tidak akan diam ketika Negara mulai diancam oleh mereka.

"Kita harus menyatukan semua potensi masyarakat, sadar kembali dalam berbangsa dan bernegara," ungkapnya.

Kedua, adanya klaim kebenaran terhadap paham-paham Keagamaan. Mereka yang merasa paling benar atas nama agama, harus coba rajut kembali bahwa agama adalah Rahmah, kasih sayang, kebersamaan, bukan meniadakan pihak lain atas nama sepihak.

"Ketiga, kondisi masyarakat kita ini lebih banyak diam atas keadaan dan kondisi tersebut. Kita harus bersuara, karena yang diancam adalah NKRI. Komitmen NU kepada bangsa ini adalah ditanamkan rasa cinta tanah air," terangnya.

Keempat, Kondisi Internasional yang mengkhawatirkan di Negeri Timur Tengah, karena saling bunuh padahal agamanya satu, bahasanya satu, karena efek klaim kebenaran sepihak tersebut.

"Tak lupa, utusan PP GP Ansor memohon maaf jika ada ketidaknyamanan karena salah paham terhadap KSN ini," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved