LKTL Jakarta Akan Dokumentasikan Keberhasilan Dari Upaya Pelestarian Lingkungan Di Sintang

Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LKTL) akan melakukan pengambilan gambar tentang upaya dan keberhasilan Kabupaten Sintang

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Tim LKTL meminta saran dan pendapat dari berbagai pihak baik Pemkab Sintang, organisasi dan lembaga masyarakat yang selama ini sudah melakukan upaya pelestarian lingkungan di Kabupaten Sintang di Kantor Bupati Sintang, Rabu (3/10/2018) pagi. 

Perwakilan Credit Union Keling Kumang, Armando menyatakan siap bantu pihak LKTL jika ingin ambil gambar pada beberapa jenis usaha yang terkait pelestarian lingkungan seperti budidaya kelulut dan produksi sirup asam maram.

Dari Koperasi Rimba Harapan, Suwiryanto menjelaskan bahwa koperasinya banyak mengelola usaha pertanian dan perkebunan.

“Mungkin produk kami yang cocok terkait tema video adalah kebun jambu kristal kami di Desa Merarai Satu Kecamatan Sungai Tebelian. Kami sudah pernah produksi video mulai dari nol sampai kebun jambu kristal berhasil. Ada juga komoditas lain yg kami kembangkan ayam petelur, kelapa sawit, dan pisang. Kebun jambu kristal kami juga sudah kami buka menjadi salah lokasi wisata buah di Sintang. Kondisi sekarang jambu kristal sudah panen dan jual. Masyarakat juga dipersilakan untuk mengunjungi kebun jambu kristal sebagai lokasi wisata," terang Suwiryanto.

Kemudian dari Gemawan, Iik Sri Januarsih menjelaskan sedang membina kelompok tani khusus perempuan di Desa Merpak dengan membangun demplot pengembangan beras merah dan beras Hitam.

“Hanya saja saat ini baru mulai. Kami sementara masih fokus pada pengembangan padi. Kami juga komitmen untuk menggiling padi dengan bekisar. Padi hasil petani binaan kami tidak boleh giling padi dengan mesin melainkan dengan alat tradisional bekisar,” terang Iik Sri Januarsih.

Sedangkan dari Soldaridad, Billy M. Hasbi menjelaskan sedang mengembangkan green village di Desa Merpak, Kecamatan Kelam Permai yang mana saat ini sedang dibangun zero mass water yang mana kami mengambil air dari embun untuk konsumsi masyarakat.

"Satu panel bisa produksi lima liter air per hari. Di Merpak kami pasang lima panel. Dengan alat ini, semakin kemarau semakin banyak airnya. Dan rencananya pada 19 Oktober akan diresmikan operasional peralatan zero mass water ini," terang Billy M. Hasbi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved