Ketua MUI Kalbar : Maknai 1 Muharram Dengan Semangat Persatuan

Dan dengan perpindahannya (Hijriah) tersebutlah yang enjadi momentum serta cikal bakal kejayaan Islam di seluruh dunia.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HAMDAN DARSANI
Ketua DPW Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalbar, HM Basri Har 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Ketua umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat HM Basri mengatakan, memaknai tahun baru Islam ini harus dirayakan dengan semangat persatuan dan kebangkitan.

Ia menjelaskan, peristiwa tahun baru Islam adalah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah.

Dan dengan perpindahannya (Hijriah) tersebutlah yang enjadi momentum serta cikal bakal kejayaan Islam di seluruh dunia.

Baca: Wali Kota Singkawang Lepas Pawai Taaruf 1 Muharram

Baca: PHBI Kota Pontianak Sebut Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Islam Tak Sekadar Pawai Biasa

"Satu Muharram ini biasanya kita sebut juga sebagai tahun baru Islam. Kita maknai sebagai momen yang dijadikan sebagai tahun baru Islam ini. Momen berpindahnya Rasullullah dari Makkah ke Madinah, dan menjadi awal kebangkitan Islam," katanya.

"Itu menunjukkan dengan tahun baru seharusnya kita semakin bangkit," ujarnya, saat di hubungi Tribun Pontianak, Selasa (11/09/2018).

Ia mengatakan, dengan semangat persatuan dan kebangkitan itu. Maka, dengan meneladani hijrahnya Rasulullah maka harus di ikuti juga dengan hijrahnya mental dan spiritual untuk lebih baik lagi.

"Hijrah bukan semata-mata hijrah fisik, tapi juga mental dan spiritual," tuturnya.

Ia menjelaskan, pada zaman Nabi dulunya juga ada salah satu sahabat yang hendak ikut berhijrah bersama Nabi ke Madinah. Namun Rasul tahu bahwa sahabat tersebut ingin hijrah bukan karena dilandasi keikhlasan, melainkan karena ada salah satu orang yang di cintainya yang juga ikut hijrah.

Maka orang yang berhijrah seperti itu, dan bukan karena keikhlasan atau bukan karena Allah. Tidak di inginkan oleh Rasullullah, karena pada hakikatnya berhijrah harus karena Allah.

Oleh karenanya, berhijrah itu adalah murni hanya karena Allah, jika sebelumnya orang yang belum hijrah masih sering melakukan hal yang negatif maka dengan demikian harus berhijrah ke yang positif.

Untuk itu, Ketua MUI Kalbar berpesan kepada masyarakat yang merayakan tahun baru Islam agar merayakannya dengan khidmat. Dan tidak boros atau berlebihan dalam merayakannya.

"Kita rayakan dengan khidmat, kita merenungkan bahwa umur kita hitungannya bertambah satu tahun, tapi kesempatan berkurang satu tahun. Jadi harus ada evaluasi terhadap apa yang di lakukan tahun lalu dan menyongsong tahun selanjutnya," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved