Pilpres 2019

Andi Arief Kembali 'Tweet' Hal Mengejutkan, Sebut Mahfud MD dan Sandi Uno

Wasekjend Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun media sosial Twitter kembali membuat "tweet" yang mengejutkan.

TRIBUNPONTIANAK/TWITTER
twitter 

Mereka ialah Menteri Sekretaris Negara Praktikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.

Mahfud mengatakan, ketiga orang itu sudah menyiapkan skenario menjelang dirinya nanti diumumkan oleh Jokowi dan partai koalisi.

Bahkan Teten, sudah mensimulasikan waktu pendaftaran antara Jokowi-Mahfud naik motor dari Gedung Joeang menuju ke kantor KPU. 

Pun Mahfud diminta untuk menyerahkan CV oleh Pramono Anung.

 "Saya juga ditelepon Pak Pramonio Anung, 'Pak Mahfud saya minta CV ini untuk nanti deklarasi namanya harus persis’," kata Mahfud mengulang ceritanya sebelum batal diumumkan menjadi calon wakil presiden.

Batalnya Mohammad Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi pada detik-detik terakhir pengumuman cawapres, Kamis (9/8/2018) lalu, juga sempat diwarnai 'ancaman' dari PBNU kepada Jokowi agar memilih cawapres dari NU.

Mahfud mengatakan bahwa kiai Ma'ruf Amin adalah orang yang menyuruh PBNU mengeluarkan ancaman tersebut.

Baca: Minta Maaf Usai Diamankan Polisi, Pelaku Ungkap Alasan Menyiramkan Lem Besi Pada Korban

Baca: Warga Manca Negara Turut Ramaikan HUT RI ke-73 di Sungai Durian Kubu Raya

"Robikin yang menyatakan dan yang menyuruh itu kiai Ma'ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," kata Mahfud.

Semua detail sudah dibahas sampai tiba-tiba, semua rencana berubah.

"Seperti semua dengar, yang dipilih KH Ma’ruf Amin. Saya menerima itu sebagai realitas politik. Sebelumnya Pak Pratikno katakan sepertinya ada perubahan, coba kembali ke posisi semula dulu,” terang Mahfud.

Mahfud mengklaim tidak kecewa, tetapi kaget. Dalam politik hal itu biasa.

Menurutnya, kepentingan bangsa jauh lebih penting ketimbang nama Mahfud dan Ma’ruf. 

Ia pun bertemu dengan Jokowi setelah semua kejadian itu.

Dari Jokowi sendiri ia tahu bahwa para pimpinan parpol datang menghadap pada H-1 pengumuman cawapres membawa calon masing-masing. 

Mahfud mengatakan, Jokowi saat itu bercerita dihadapkan situasi serba sulit.

"Clear pak jokowi mengatakan, sampai kemarin sore memang sudah saya perintahkan mengerucut Pak Mahfud. Tapi sore tiba-tiba partai datang mengajukan calon-calon sendiri yang berbeda. Saya ndak bisa kemudian menolak. Sayakan bukan ketua partai," kata Mahfud menirukan yang disampaikan Jokowi.

"Lalu saya katakan, bapak tidak salah. Kalau saya jadi pak Jokowi, mungkin saya lakukan hal yang sama. Oleh sebab itu bapak tak usah merasa bersalah. Saya terima ini dengan ikhlas. Negara ini harus berjalan, saya bilang. Mari kita maju ke depan," cerita Mahfud.

Baca: Cuaca Tak Bersahabat, Rombongan Wakil Bupati Mempawah dan Pelindo Tinjau Test File dari Darat

Baca: Daniel Johan Berharap Presiden Jokowi Tinjau Lahan Pertanian di Ketapang

"Saya clear dengan pak jokowi, tidak ada sakit hati tidak ada masalah. Baik hubungannya. Keluarga juga biasa saja, tak pernah antusias. Paling cuma nelepon. Anak saya cuma ketawa-ketawa aja. Kami terbiasa menikmati hal seperti itu dan tak pernah menganggap sesuatu sebagai hal yang serba pasti di dalam kegiatan politik,“ ungkap Mahfud.

Tersinggung Pernyataan Ketua Umum PPP

Mahfud MD menyatakan dirinya tersinggung pernyataan ketua PPP, Romahurmuzy alias Rommy.

Pernyataan yang membuatnya tersinggung adalah saat Rommy menyatakan dirinya atas kemauan sendiri membuat baju.

"Begitu keluar dari ruangan (deklarasi) itu dia bilang, lho Pak Mahfud kan maunya sendiri. Bikin baju sendiri. Siapa yang nyuruh? Gitu. Saya agak tersinggung itu," kata Mahfud dalam Indonesia Lawyers Club TVOne, Selasa (14/8/2018) malam.

Mahfud mengatakan, padahal Rommy lah yang justru sehari sebelumnya memberi tahu bahwa Mahfud sudah final dipilih sebagai cawapres.

"Dia ke rumah saya hari Jumat dua minggu lalu. Dia memberitahu menyebut nama 10 itu memang betul Rommy dapat dari pak Jokowi dan itu betul dari pak Jokowi," ungkap Mahfud.

"Ada Ma'ruf Amin ada Din Syamsyudin, kenapa ada nama Din Syamsudin karena titipan dari halal bihal di Muhammadiyah kata Rommy agar disebut satu nama. Masa NU semua," kata Mahfud menirukan yang disampaikan Rommy.

Mahfud mengaku bingung saat Rommy menyatakan dirinya menginisiasi sendiri agar dipilih jadi cawapres Jokowi.

Padahal semula Rommy terang-terangan mendukungnya.

"Nah jadi Rommy sejak awal sudah ke saya bahkan sehari sebelumnya itu saya sudah komunikasi dengan Monoarfa, pak Mahfud saya bersama Rommy sudah menghadap presiden," cerita Mahfud.

"Rommy mengatakan kalau lawan pasangannya Prabowo itu Salim Segaf nanti lawannya pak Mahfud. Kalau pasangannya Prabowo itu AHY sama-sama millenial cawapresnya Rommy, gitu. Tapi sudah tahu dia kalau pak Jokowi memilih saya," ujar Mahfud.

Mahfud heran dengan dengan pernyataan Rommy tersebut.

"Saya ingatkan saja, mas Anda ini kok ngomongnya beda dengan yang waktu ketemu saya. Jangan main-mainlah," kata Mahfud seraya menceritakan Setya Novanto. (*)

Like Tribun Pontianak Interaktif on Facebook:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved