Gerhana Bulan Total
GERHANA BULAN - Ini 4 Keunikan dalam Fenomena Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018
Fenomena langka ini bisa disaksikan langsung dari seluruh Indonesia. Gerhana Bulan Total dipengaruhi oleh pergerakan orbit planet Mars.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sudah siap menyaksikan gerhana bulan?
Ya, Gerhana Bulan Total akan terjadi pada tanggal 28 Juli 2018.
Dikutip dari Serambinews, Selasa (24/7/2018), fenomena yang cukup langka ini bisa disaksikan secara langsung dari seluruh Indonesia.
Kali ini, Gerhana Bulan Total dipengaruhi oleh pergerakan orbit planet Mars.
Baca: Asyiiik! Gelaran Neon Run di Singkawang Perebutkan Hadiah Motor
Baca: Penerimaan CPNS Sudah Pasti, 7 Hal Ini Membantu Kamu Lulus Seleksi
Baca: Karyawan Panik, Sambaran Api Tiba-tiba Muncul di Dapur Pembuatan Kue Kaisar
Ilmuwan mengatakan bahwa Gerhana Bulan Total akan menjadi yang terlama pada abad ini.
Diperkirakan, durasi gerhana kali ini akan berlangsung sekitar 6 jam 14 menit.
Fenomena langka ini bisa dilihat secara kasat mata mulai pukul 01.24 WIB.
Gerhana Bulan Total merupakan salah satu fenomena alam yang terbilang langka dan unik.
Begitu juga dengan Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 28 Juli nanti.
Nah, kira-kira keunikan apa yang ada pada gerhana bulan kali ini?
Melansir dari Kompas.com, Rabu (25/7/2018), ini beberapa keunikan dalam peristiwa Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018.
1. Gerhana sekaligus minimoon
Apa itu minimoon?
Minimoon atau fenomena bulan kerdil merupakan kebalikan dari supermoon.
Saat puncak gerhana nanti, jarak Bumi dengan Bulan diperhitungkan sebesar 406.100 kilometer.
Ini berarti, jarak Bumi dengan Bulan akan jadi lebih jauh dari biasanya yang hanya sekitar 384.400 kilometer.
Fenomena ini terjadi karena orbit bulan yang mengelilingi bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, melainkan elips.
Orbit yang berbentu elips ini akan membuat jarak bulan lebih jauh dari bumi dan berpengaruh pada ukuran piringannya.
2. Warna biru
Selain menjadi gerhana bulan terlama, Gerhana Bulan Total kali ini menjadi istimewa karena sapuan warna biru di paras bulan.
Sapuan warna biru di paras bulan itu terjadi akibat hamburan cahaya Matahari oleh molekul-molekul Ozon.
3. Cuaca cerah
Keistimewaan lain pada Gerhana Bulan Total kali ini juga dipengaruhi oleh cuaca yang cerah.
Karena terjadi pada musim kemarau, langit akan relatif lebih bersih tanpa awan.
Ini berarti, Gerhana Bulan Total akan lebih mudah diamati karena risiko tertutup mendung kecil.
4. Didampingi Mars
Pada gerhana kali ini, bulan akan berdampingan dengan planet Mars di Indonesia.
Gerhana Bulan ini bertepatan dengan saat planet Mars berada pada posisi terdekat dengan Bumi dalam 15 tahun terakhir.
Magnitudo Mars diperkirakan mencapai -2,7.
Sementara normalnya hanya -0,5.
Hal ini menjadikan planet Mars lebih mudah untuk diamati.
Gimana, sudah siap jadi saksi fenomena unik nan langka ini? (*)
Do You Have Instagram, Follow us: