Gelar Kampanye Publik, HCC Ajak Masyarakat Pontianak Suarakan Lawan Hoaks   

Bentuk komitmen sudah jelas untuk melawan hoaks. Komitmen itu tidak abu-abu. Komitmen itu ya atau tidak saja

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / RIZKY PRABOWO RAHINO
Suasana kampanye publik anti hoaks yang digagas Hoax Crisis Center (HCC) Kalimantan Barat di arena Car Free Day (CFD), Jalan Ahmad Yani 1 Pontianak, Minggu (22/7/2018).   

“Itu lah yang dinamakan cuci otak. Cuci otak bisa dilakukan beberapa jam saja, jika hoaks itu sejalan dengan pikiran orang yang menerima. Secara geografis dan ekonomi, Kalbar menjadi daerah potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). Semua mata dunia tertuju ke Kalbar. Hargai pemberian Tuhan dengan cara merawat secara politik, budaya dan sosial,” tandasnya.

Sementara itu, Kapendam XII/Tanjungpura Letkol Inf Aulia Fahmi Dalimunthe memberikan apresiasi terhadap kampanye publik anti hoaks HCC Kalbar. Menurut dia, hal ini menandakan sudah ada komunitas dan masyarakat yang peduli terhadap hoaks di wilayah Pontianak.

“Harapan kita, ini tidak hanya sebatas Kota Pontianak tapi menyebar di wilayah Kalbar dan Kalimantan Tengah,” katanya.

Kapendam mengakui bahwa perkembangan hoaks dari hari demi hari kian menggila. Ia berharap kegiatan kampanye HCC bukan sekedar simbolis, namun harus ada peran lebih lanjut.

“Sehingga, ada upaya mengeliminir niat warga masyarakat menyebarkan hoaks. Sekarang ini bukan hanya menangani dan memerangi, tapi perlu menggencarkan sosialisasi ke segenap komponen dan elemen masayarakat. Khususnya, adik-adik kita yang masih sekolah. Kita harus rajin mensosialisasikan bahaya rawan dan negatif yang timbul dari hoaks,” jelasnya.

Kapendam menegaskan apa yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab melalui pemberitaan hoaks dapat memecah persatuan dan kesatuan NKRI. Jika persatuan dan kesatuan pecah, maka berujung pada kehancuran. Ia yakin bangsa Indonesia tidak ingin hancur dikarenakn hal seperti ini.

“Kita masih punya landasan Pancasila yang masih mempersatukan kita. Kita kembalikan lagi ke ideologi negara. Kita telah diajar dan didik sebagai Bangsa Indonesia harus berperilaku baik bagi diri sendiri, lingkungan, negara dan bangsa. Perilaku dan sifat yang tidak perlu dan dapat merugikan orang apalagi dapat membuat benturan antar suku agama dan ujaran kebencian harus dihindari bersama-sama. Supaya negara kita bisa tenteram, aman dan tertib nantinyaa,” pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved