Buntut Tuntutan Ratusan Pendemo FPRK, PT Ketapang Ecology Minta Maaf

Pihak perusahaan mengakui bahwa apa yang dikatakan pendemo benar tapi tulisan nama dan patung sudah dibuang sebelum pendemo datang.

Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
FPRK dan lain-lain saat demo ke lokasi pabrik PT Ketapang Ecology atau biasa disebut PT BSM di Desa Sungai Awan Kanan Kecamatan Muara Pawan, Kamis (19/7). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Ratusan orang dari Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK) dan masyarakat dari beberapa desa demo ke kawasan pabrik PT Ketapang Ecology atau bisa disebut PT BSM di Desa Sungai Awan Kanan Kecamatan Muara Pawan, Kamis (19/7/2018).

Mereka menyampaikan beberapa tuntutan di antaranya agar membuang nama-nama jalan, simbol-simbol yang identik  dengan Tiongkok dan menggunakan aksara negara Tiongkok.

Baca: FPRK Demo ke Pabrik PT Ketapang Ecology

Baca: Pemkab Ketapang Raih Opini WTP Empat Tahun Berturut-turut

Serta patung besar yang disinyalir adalah tokoh Komunis dan lain-lain.

Pada saat aksi berlangsung apa yang dituntut pendemo tersebut sudah tak ada.

Misalnya nama jalan bertuliskan aksara tiongkokdan patung besar yang dimaksud tak ada lagi. Namun pada saat perwakilan pendemo bertemu dalam satu ruangan.

Pada pertemuan itu di antaranya dihadiri pihak perusahaan, Kapolres dan Dandim 1203 Ketapang serta lainnya.

Pihak perusahaan mengakui bahwa apa yang dikatakan pendemo benar tapi tulisan nama dan patung sudah dibuang sebelum pendemo datang.

Hal itu diungkapkan perwakilan pihak perusahaan, Ashiong yang disaksikan dan dibenarkan juga oleh jajaran pimpinan perusahaan lainnya.

Ia mengungkapkan tulisan nama dan patung tokoh negara Tiongkok  itu sudah ada belum sampai satu bulan.

“Memang ada tapi itu sudah kita buang. Saya katakan apa-apa yang tak diperbolehkan dan tak sesuai aturan segera dibuang,” katanya di hadapan para peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut dan disaksikan para wartawan juga.

Ia pun memohon maaf jika apa yang dilakukan pihaknya selama ini ada yang kurang berkanan apalagi melanggar aturan.

Terkait patung sebuah besar dan sekarang sudah diroboh pihaknya.

Ditegaskannya tak terkait sama komunis.

Menurutnya patung itu hanya sesosok seniman tukang kayu yang terkena pada jaman dahulu. Lantaran perusahaan bergerak dibidang perkayuan.

Maka dibangunlah patung tersebut untuk memotivasi para pekerja.

Sebab sosok patung itu merupakan tokoh yang ulet bekerja dibidang perkayuan pada jaman dahulu. Kemudian terkait nama jalan beraksara Tiongkok meski diakuinya ada.

Namun menurutnya tidak banyak dan ada juga jalan yang identik Indonesia.

Sehingga sebelumnya ada jalan bernama Shanghai, Surabaya dan lain-lain. Ia menegaskan apa yang dilakukan perusahaan sebelumnya karena ketidaktahuan.

Sebab belum lama datang dan beradaptasi sehingga tak tahu apa yang boleh dan tak boleh dilakukan di Indonesia.

“Jadi ketika berkonsultasi sama saya. Maka saya sampaikan itu tak boleh dan langsung suruh cabut,” ungkapnya.

“Pihak perusahaan patuh dan segera mencabut nama jalan dan patung itu. Jadi kejadian ini karena ketidaktahuan mereka saja. Saya mewakili perusahaan memohon maaf,” ucapnya.

Terkait pada patung yang diduga ada memegang barang seperti palu arit.

Ia menegaskan benda tersebut bukan palu arit.

Namun patung itu hanya memegang kapak yang merupakan seniman kayu. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved