Dunai eSports Miliki Program Beasiswa di Perguruan Tinggi Amerika Serikat
Program beasiswa esports di University of California, Irvine ini mengikuti langkah South Korean University, Korea.
Penulis: Destriadi Yunas Jumasani | Editor: Madrosid
Citizens Reporter
Diplomasi Kompetisi Virtual eSports Menuju Cabang Olahraga Resmi Pada Asian Games 2022
Ahmad Syahrial
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEMARANG - Perkembangan dunia eSports di Asia terutama Indonesia dari masa ke masa semakin meningkat, apalagi sekarang eSports sudah dimasukan ke dalam cabang olahraga yang dipertandingkan bahkan ada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sudah memasukan eSports sebagai mata pelajaran, salah satunya SMA 1 PKSD di Jakarta.
Saat inisudah resmi membuka edukasi game eSports pada tahun 2016 dan pemerintah Indonesia resmi mengukuhkan IeSPA (Indonesia e-Sports Association) sebagai organisasi yang mempunyai akses ke Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pengembangan eSports.
Baca: Milik Dampak Langsung Pada Petani, Kementerian RI Batalkan Pangkas Anggaran Program Hortikultura
Indonesia khususnya Jakarta bukanlah yang pertama dalam menerapkan program eSports di sekolah, akan tetapi negara-negara di Eropa seperti Norwegia dan Swedia.
Menariknya, bukan hanya sebatas dalam program pembelajaran tapi juga program beasiswa untuk eSports di perguruan tinggi Amerika Serikat yaitu University of California, Irvine dengan menawarkan beasiswa eSports 4 Tahun untuk League of legends (LOL) yang dapat diaskes via http://www.polygon.com.
Program beasiswa esports di University of California, Irvine ini mengikuti langkah South Korean University, Korea.
Electronic Sports/eSports yang dimaksudkan adalah cabang olahraga untuk kompetisi permainan video dengan pemain jamak.
Electronic Sports/eSports juga sudah dijalankan club Manchester City sejak 2016 dengan memberikan kontrak pada Kieran “Kez” Brown talenta game FIFA dari York untuk bermain game FIFA dan melakukan dokumentasi semua aktivitas Kieran yang berhubungan dengan eSports di akun YouTube Manchester City dan Twitch namun club West Ham United sudah terlebih dahulu menggelutinya.
Baru-baru ini kita mendengarkan informasi dari Ligagame melalui situs portal beritanya bahwa game moba Arena of Valor atau sering disebut AOV akan dilombakan dalam olimpiade Asian Games 2018 sebagai cabang olahraga exhibisi yang artinya belum ada mendali yang diperebutkan.
Federasi eSports Asia (AeSF) yang bermarkas di Hongkong mengkonfirmasikan alasan pemilihan game tersebut karena sangat populer di kawasan Asia.
Baca: 9 Profesi yang Banyak Dipilih Psikopat, Kamu Termasuk?
Game Arena of Valor sendiri sudah dimainkan di lebih dari 85 negara dunia, hal ini menjadi penting tentang kenapa AeSF memilih AOV ketimbang game lain seperti Mobile Legends atau Vainglory.
Pada januari 2018 lalu, pihak Federasi eSports Asia bertemu Erick Thohir, presiden dari Indonesia Asian Games 2018 Organizing Comitte (INASGOC) dalam rangka persiapan bagi eSports sebagai cabang olahraga exhibisi Asian Games 2018, dan meminta dukungan dari presiden AeSF, Sheikh Sultan bin Khalifa Ali Nahyan Al Shakhbut terhadap eSports sebagai cabang olahraga resmi di kompetisi olahraga terbesar di Asia.
Proses negosiasi juga dilakukan oleh pendiri Alibaba, Jack Ma dan mitranya Olympic Council of Asia untuk membawakan eSports kedalam kompetisi terbesar di Asia ini.
“Olympic Council of Asia (OCA) Selalu berkomitmen pada warisan, pengembangan, dann peningkatan olah raga Asia,” kata presiden OCA Ahmad Fahad Al-Sabah dalam siaran persnya seperti dilansir juara.net.
“Dan kami menantikan konsep berpikir kedepan dari olahraga oleh Alisports, yang akan membantu kami dengan kekuatan dan pengalaman mereka dalam esports,” katanya.
Peran Alibaba dalam dunia eSports bukanlah yang pertama, mereka telah dikenal di World Elecronic Sports Games (WESG) pada saat skuad Filipina TNC Pro Team mendapatkan penghargaan tertinggi awal tahun 2018, serta Jack Ma dikenal sebagai sosok yang sukses dalam merevolusi e-commerce.