Panik Teriakan Bom
Bom Joke di Bandara Supadio, Dosen Untan: Saya Yakin FN Tidak Menyatakan Bom
Dengan suaranya yang sangat kecil, saat bicara, kalau tidak terlalu konsen bisa salah arti dan salah tanggap.
Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Erdi Abidin menceritakan sisi FN yang ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian dengan kasus mengatakan membawa bom didalam pesawat Lion Air adalah anak yang baik serta santun selama mengikuti perkuliahan di kampus biru tersebut.
Ketika proses belajar mengajar itu, Erdi sebutkan FN memang agak kesulitan berbahasa Indonesia, sebagai dosennya yang care, terhadap orang-orang yang berkebutuhan khusus seperti FN, maka detiap kali jam pelajaran yang diampunya selalu meminta FN untuk tampil di depan berbicara.
Baca: Candaan Bom oleh Penumpang Lion Air di Bandara Supadio Pontianak, Menhub: Tidak Lucu
Baca: Pidanakan Penumpang yang Membuka Pintu Emergncy Lion air, Ini Penjelasan Lukman Nurjaman
"Oleh karena itu, saat mata kuliah yang diambilnya dan diampuh oleh saya, saudara FN ini selalu datang dan kalau tak datang ia dicari. Setiap dia datang saya suruh ngomong, supaya melatih vokalnya, karena intonasi Papua yang cepat, kemudian saat bicara seakan mulutnya penuh, itu fenomena yang memang tak bisa di hindari dari saudara kita itu," ucap Erdi Abidin saat diwawancarai, Rabu (30/5/2018).
Dengan suaranya yang sangat kecil, saat bicara, kalau tidak terlalu konsen bisa salah arti dan salah tanggap.
"Kedua kita melihat dari case atau kasus yang ada, case ini menurut saya sama sekali tidak logic atau tidak masuk akal, hal yang tak tak masuk logika adalah dari orang-orang Lion Air dalam hal ini adalah pramugarinya. Semestinya dengan sistem pelacakan dan kemanan yang dibangun di bandara itu apalagi sekelas internasional tidak mungkin bisa membawa bom, sekecil apapun logam atau yang membahayakan itu tidak bisa masuk dibandara apalagi dalam pesawat," tegasnya.
Hal yang tak logic itu adalah orang lion air sebutnya, mengapa ia katakan seperti itu.
Dengan kondisi sistem pengawasan di bandara harus dipercaya, kasus ini harus dilihat ketika yang bersangkutan sampai dipesawat artinya tidak mungkin membawa bahan berbahaya.
Logika selanjutnya adalah ketika masuk dalam sistem maka harus percaya pada sistem itu.
Seharusnya crew Lion Air, harus lebih hati-hati memberikan pengumuman pada publik dalam hal ini adalah penumpang.
"Harus clear dulu informasinya baru buat pengumuman, inikan belum clear dan sedang dalam proses lalu buat pengumuman yang mebuat penumpang panik. Jadi saya menyimpulkan sementara, saya yakin FN ini tidak menyatakan bom, kalau ia mengaku didepan penyidik mungkin karena tertekan dan kita minta rekamannya kalau memang ada dia ngucapkan bom, crew yang ada harus lebih banyak belajar lagi," tegas Erdi.
Ia meminta polisi harus melihat ini secara utuh dan runut, karena kasus ini tak masuk dalam logika dengan sistem keamanan yang ada dibandara dan FN sudah masuk dalam pesawat artinya tidak mungkin membwa bom.
"Saya melihat ini crew Lion Air lah tidak hati-hati dalam memberikan pengumuman dan membuat orang panik. Semestinya mereka membuat tenang, ini harus dijadikan pembelajaran bagi crew penerbangan bagaimana menenangkan penumpang," pungkasnya.
Insiden 'Bomb Joke', Lion Air Bantah Adanya Kesalahan Pramugari Berikan Instruksi Pada Penumpang
Terkait adanya korban akibat isu bom di pesawat tidak sedikit yang menyalahkan pramugari yang melakukan kesalahan dalam memberikan intruksi.
Hal tersebut dibantah oleh Distrik Manajer Lion Air Grup Pontianak, Lukman Nurjaman.

Dimana menurutnya sebelum melakukan tindakan tentu crew kabin telah melakukan koordinasi.
Termasuk intruksi dalam membuka pintu emergensi yang dibuka dengan inisatif penumpang.
"Pasti pramugari saat meminta penumpang keluar juga sudah koordinasi, itu sudah prosedurnya," ujarnya.
Saat kejadian diakuinya pula pramugari tidak mengintruksikan penumpang untuk keluar dari pintu emergensi.
Karena berbagai pertimbangan dan tentunya keamanan penumpang maka pramugari memang meminta penumpang untuk keluar dari pesawat.
"Pramugari memang meminta penumpang untuk turut namun itupun melalui jalur yang sudah ditentukan melalui pintu keluar yang berada di depan," tuturnya.
Penumpang yang Teriak Bom di Lion Air Ternyata Sarjana! Ini Kesaksian Pramugari
Pesawat dari maskapai Lion Air JT 687 di Bandara Internasional Supadio Pontianak terpaksa delay , Senin (28/5/2018) malam sekitar pukul 18.10 WIB, akibat satu di antara penumpang teriak bom di dalam pesawat.
Tak ayal, pintu darurat pesawat tersebut langsung dibuka.
Para penumpang panik dan turun melalui tangga darurat, hingga meloncat dari sayap pesawat.
Setidaknya 10 orang dilaporkan mengalami luka akibat peristiwa ini.
Lantas siapa sosok yang teriak bom tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.
Pesawat Lion Air JT 687 sedianya mengangkut 189 penumpang dan kru yang dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Supadio menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, lepas landas sekitar pukul 18.50 WIB.
Terkait teriakan bom tersebut, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono memastikan "Bomb Joke atau Candaan Bom".
Didi Haryono menuturkan “Bomb Joke” yang terjadi bermula adanya Iniatial Report Bomb Joke di pesawat Lion Air JT687.
"Berdasarkan keterangan dari pramugari, seorang penumpang menyebutkan tentang bom di bungkusan yang tertinggal di lantai pesawat," katanya.
Saat ditanya pramugari barang milik siapa, lanjut Kapolda pria yang diketahui berinisal FN (26) tersebut mengakui barang tersebut miliknya dan berisikan bom.

FN berusia 26 tahun, strata satu (S1) alumnus satu di antara perguruan tinggi di Pontianak.
Ia tercatat penumpang pesawat dengan kode booking TSHYUD.
"Saat itu pesawat sudah dalam keadaaan siap akan take off dan pintu kabin sudah tertutup. Akibat adanya Bomb Joke , suasana menjadi panik, sehingga penumpang membuka emergency exit door dan keluar melalui sayap pesawat," kata Kapolda.
Beginilah detik-detik kepanikan para penumpang Lion Air JT 687, di Bandara internasional Supadio Pontianak yang keluar melalui pintu darurat setelah mendengar ada seseorang teriak bom di dalam pesawat, Senin (28/5/2018) malam.
Tampak penumpang yang keluar dari pintu darurat dan berdiri di sayap sebelah kanan pesawat, karena tak ada tangga untuk turun.
Tak lama kemudian ada beberapa penumpang yang terjatuh.
Setelah itu kemudian beberapa penumpang yang lain pun turut panik dengan memilih melompat dan berlari.
Dalam video amatir yang diperoleh Tribunpontianak.co.id, teriakan histeris terdengar dan setelah terjatuh tampak sejumlah petugas membantu penumpang yang terjatuh.
Teriak Bom dan Hukumannya
Larangan yang satu ini sepertinya sudah lama diumumkan.
Sayang, tak sedikit orang yang mengabaikannya.
Satunya adalah bercanda soal bom ketika berada di kasawan bandara dan pesawat.
Beberapa kasus penumpang yang tidak diberangkatkan atau diturunkan dari pesawat oleh pihak maskapai sudah terjadi.
Sanksi tegas juga menanti bagi penumpang pesawat yang bercanda soal bom.
Orang yang bercanda soal bom berpotensi terkena sanksi, dipenjara.

Bagi siapapun yang bercanda soal bom di lingkungan bandara dan pesawat dapat dikenakan sanksi penjara paling lama satu tahun.
Peraturan tersebut tercatat di UU No. 1 Tahun 2009 tentang penerbangan yang menyebutkan "Setiap orang menyampaikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan penerbangan sebagaimana dimaksud Pasal 344 huruf e dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun."
Bercanda soal bom di lingkungan bandara dan pesawat juga membuat penumpang lain tidak nyaman dan penerbangan menjadi terlambat.
Maka jadilah penumpang pesawat yang cerdas, jangan pernah sekalipun bercanda soal bom baik di bandara atau pesawat, di dalam maupun luar negeri.
Beberapa waktu lalu penumpang pesawat Lion Air bercanda tentang bom.
Peristiwa itu membuat penerbangan Lion Air menjadi terlambat.
"Lion Air menyampaikan klarifikasi terkait keterlambatan (delayed) JT 618 dikarenakan gurauan bom (bomb joke) yang bersumber dari (ZN), seorang penumpang laki-laki yang ketika dalam proses masuk ke pesawat (boarding), ZN menyebutkan kata 'BOM' ke satu awak kabin (flight attendant/ FA)," sesuai siaran pers yang diterima KompasTravel Jumat (12/5/2018).
Peristiwa tersebut lantas membuat penerbangan Lion Air JT 618 dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang (CGK) menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka ditunda.
Sejumlah 148 penumpang dewasa, dua bayi, barang bawaan, serta barang di bagasi harus melalui tahapan cek ulang keamanan kembali.
"Sesuai prosedur atas sikap penumpang itu, Lion Air menurunkan (offload) ZN dan rombongan yang berjumlah empat orang beserta 10 bagasi dari JT 618. ZN harus menjalani pengamanan dan proses penyelidikan lebih lanjut di avsec airlines. Kemudian Lion Air menyerahkan mereka ke Avsec Angkasa Pura II cabang Soekarno-Hatta, otoritas bandar udara serta pihak berwenang," jelas pihak Lion Air.
Pada 2017, maskapai penumpang pesawat Garuda Indonesia bercanda soal bom di tasnya dan pada 2015 penumpang pesawat Batik Air juga pernah bercanda soal bom.
Seluruh penumpang yang bercanda soal bom tersebut diberi sanksi tegas oleh pihak maskapai dan keamanan bandara.