Waspada! Difteri Mudah Menular, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya Disini

Difteri juga dapat ditularkan melalui ulkus atau luka borok si penderita yang menyentuh langsung orang lain.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Rizky Zulham
Hello Sehat
difteri 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dr Andy Jap mengatakan difteri merupakan penyakit yang sangat mudah menular dari manusia satu ke manusia lain.

“Difteri sangat mudah menular, misalnya melalui percikan-percikan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dr Andy Jap, Selasa (29/5/2018).

Percikan itu, kata Andy, adalah air liur penderita yang berterbangan di udara ketika bersin atau batuk.

Percikan air liur merupakan cara penularan difteri mayoritas.

Baca: Andy Jap: Pencegahan Utama Difteri Adalah Imunisasi

Difteri juga dapat ditularkan melalui ulkus atau luka borok si penderita yang menyentuh langsung orang lain.

“Bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebabkan difteri mudah menginfeksi orang yang tidak mendapat vaksin difteri,” terangnya.

Andy memaparkan infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menghasilkan racun atau toksin akan menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Ada juga ditemukan kasus Difteri berdampak kepada kulit yang mengakibatkan luka borok atau ulkus.

“Toksin dari bakteri ini sangat berbahaya. Kalau sudah komplikasi bisa mengakibatkan kerusakan jantung, masalah pernapasan berujung gagal nafas dan kerusakan syaraf,” katanya.

Paling berbahaya adalah difteri hipertoksik yang dapat memicu pendarahan parah dan gagal ginjal bagi penderitanya. Terkait difteri, Andy menerangkan sama seperti penyakit lainnya yang memiliki masa inkubasi atau rentang waktu.

“Masa inkubasi sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala sekitar 2-5 hari,” imbuhnya.

Gejala-gejala penyakit difteri ditandai dengan terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. Si pengidap akan mengalami demam, menggigil, sakit tenggorokan, suara serak, sulit bernapas, napas cepat, lemas dan lelah.

“Kelenjar limfe leher membengkan dan terasa sakit. Gejala lainnya adalah pilek yang menghasilkan lendir kental dan bercampur darah,” tukasnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved