Patih Gumantar, Pemimpin Kerajaan Dayak Bangkule Rajakng

"Patih Gumantar ini adalah sosok pemberani yang memiliki wilayah jajahan luas, sampai datangnya Sultan Daeng Menambon

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ BELLA
Buku yang berjudul Kerajaan Bangkule Rajakng ditulis oleh Yohanes. S. Laon, 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sekilas mungkin kita masih cukup asing mendengar nama Patih Gumantar,  namun bagi sekelompok pemuda yang melakukan riset mengenai Kerajan Bangkule Rajakng, nama tersebut sudah tidak asing lagi.

Sebuah buku yang berjudul Kerajan Bangkule Rajakng ditulis oleh Yohanes S Laon, seorang novelis dan pecinta budaya lokal yang merupakan penduduk Kota Pontianak bersama teman-temannya menjelaskan soal Kerajaan Bangkule Rajakng.

Baca: Keseruan Bermain Kano di Sungai Kapuas Sambil Menunggu Waktu Berbuka Puasa

Sejak tahun 2002 Yohanes S Laon sudah aktif melakukan riset mengenai kebudayaan lokal, khususnya di Kalimantan Barat.

Bersama tim nya, Yohanes kemudian menggali sejarah mengenai Kerajan Bangkule Rajakng yang dimasa kejayaannya tahun 1340-1380 Masehi, dipimpin seorang raja bernama Patih Gumantar.

Baca: Disperindagnaker Mempawah Siap Gelar Sidak Makanan Kedaluwarsa

Satu di antara anggota tim yang melakukan riset, Andi Wiyata menyampaikan bahwa berdasarkan riset yang dilakukaan Yohanes S Laon beserta timnya sejak tahun 2016, kerajaan Bangkule Rajakng terletak di Kampung Pakana, Mempawah Hulu, Kabupaten mempawah saat ini.

Riset yang dilakukaan terhadap cerita rakyat, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di Kampung Pakana dan semua wilayah kekuasaan Kerajaan Bangkule Rajakng hingga daerah Pahuman di Kabupaten Landak itu berhasil mengumpulkan gambaran mengenai sosok Patih Gumantar.

Baca: Menyaksikan Grand Final Bujang Dara Gawai 2018, Ini Pesan Karolin

"Patih Gumantar ini adalah sosok pemberani yang memiliki wilayah jajahan luas, sampai datangnya Daeng Menambon dari Sulawesi yang kemudian menjalin komunikasi politik dan ekonomi serta menikah dengan putri Patih Gumantar.  Sehingga akhirnya Kerajaan Bangkule Rajakng menyatu dengan kerajaan Mempawah," terang Andi kepada Tribun.

Riset tersebut mendapat dukungan berbagai pihak yaitu Garda Borneo, Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya (IPDKR), Berbagai Sanggar, Dewan Adat Dayak (DAD), para pecinta budaya, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), serta kerajaan Mempawah itu melakukan launching perdana buku mereka di Rumah Radakng Pontianak pada Selasa, 22 Mei 2018. *
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved