"Nipah", Virus Mematikan Tanpa Obat Mewabah di India, Berpotensi Ancam Dunia
korban akibat terinfeksi Nipah bisa dibilang tinggi, mencapai 75 persen.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Serangan virus mematikan kembali mengancam kita. Virus langka bernama Nipah ini dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum ada obat maupun vaksin yang bisa digunakan sebagai pencegahan.
Bukan hanya itu saja rata-rata tingkat kematian pada korban akibat terinfeksi Nipah bisa dibilang tinggi, mencapai 75 persen.
Statistik ini menunjukkan bahwa Nipah berpotensi menjadi pandemi mematikan. Itu sebabnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukan Nipah dalam daftar prioritas penelitian penyakit yang mendesak dilakukan, selain penyakit seperti Ebola dan SARS.
Baca: Undian Perempat Final Piala Thomas dan Uber 2018 - Indonesia Vs Malaysia dan Thailand Vs Indonesia
Penyebaran Virus
Virus ini sendiri diketahui ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk di antaranya adalah manusia.
Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Saat itu, ada sekitar 265 orang terinfeksi dengan penyakit aneh yang menyebabkan ensefalitis atau peradangan otak setelah bersentuhan dengan babi atau orang sakit.
Ketika infeksi menular dari babi ke manusia, pihak berwenang membunuh lebih dari satu juta babi untuk mencoba menghentikan penyebaran penyakit. Namun terlambat, serangan wabah itu membuat 105 orang meninggal.
Sejak kejadian itu, sejumlah kejadian wabah lebih kecil ditemukan di India dan Bangladesh yang memakan korban hingga 211 orang.
Peneliti segera mengidentifikasi beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami dari virus. Dalam beberapa kasus, manusia terinfeksi setelah minum nira dari pohon kurma yang mungkin telah terkontaminasi oleh kelelawar.
Begitu juga pada 3 pasien meninggal di India. Laporan BBC menyebut jika ditemukan mangga yang telah digigit kelelawar di ketiga rumah pasen yang meninggal tersebut.
Kontak dengan hewan atau orang sakit juga dapat membantu penyebaran virus. Salah seorang korban meninggal juga diketahui merupakan perawat. Sebuah studi tentang transmisi virus Nipah mengungkapkan jika air liur pasien yang terinfeksi cenderung menyebarkan infeksi.
Baca: Piala Thomas 2018 - Penyesalan Jonatan Christie Usai Gagal Sumbang Poin untuk Indonesia
Gejala Infeksi Virus Nipah
Gejala Nipah bervariasi. Banyak pasien awalnya mengalami demam dan sakit kepala, diikuti oleh rasa kantuk dan kebingungan.
Beberapa pasien juga menunjukkan gejala seperti flu ketika terinfeksi. Gejala itu kemudian berkembang, korban infeksi bisa mengalami koma selama satu atau dua hari.
Sementara korban yang selamat dari infeksi awal dapat memiliki masalah kesehatan sepanjang hidupnya, termasuk perubahan kepribadian dan kejang terus menerus. Dalam beberapa kasus, virus bisa kembali aktif setelah beberapa bulan atau tahun semenjak terinfeksi dan menyebabkan kematian.