Ngeri, Kucing Digantung dan Dikuliti untuk Bahan Jaket
Namun, di China hewan ini diperlakukan dengan mengerikan. Mereka dikuliti dan bulunya di produksi ulang untuk membuat jaket.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kucing merupakan hewan peliharaan yang teramat lucu.
Bahkan di Indonesia sendiri, hewan ini sangat digemari sebagai hewan peliharaan.
Tidak heran segala bentuk penyiksaan terhadap hewan ini akan dihujat banyak orang di Indonesia.
Sebab saking begitu banyaknya orang yang mencintai hewan ini.
Namun, di China hewan ini diperlakukan dengan mengerikan. Mereka dikuliti dan bulunya di produksi ulang untuk membuat jaket.
Bahkan untuk mendapatkanya cukup mudah dan dijual secara bebas dan pasaran di pasar Tradisional Hohhot.
Pasar ini tidak hanya menjual jaket bulu kucing saja, namun banyak produk eksotis lainnya seperti kuku Harimau, tanduk Antelope, dan anak anjing.

Hanya berjarak lima jam dari kota Beijing, Hohhot jelas merupakan lingkungan yang sangat aneh, dibandingkan dengan daerah pemukiman yang dikelilingi oleh gedung pencakar langit yang umum di negara ini.
Sangat sulit bagi siapa pun untuk menemukan kucing liar berkeliaran di trotoar Hohhot.
Dan semua tanda tanya akhirnya dijawab ketika beberapa foto yang diambil di pasar Hohhot mengungkapkan realitas yang sangat menyedihkan tentang bagaimana hewan peliharaan itu 'disajikan' di sana.

'Bulu kucing asli. Jangan sentuh jika Anda tidak berniat membelinya'.
Itulah kalimat yang diberikan oleh pedagang untuk mencegah orang merusak cat kucing di barang dagangan mereka.
Wisatawan asing sulit ditemukan di kota Hohhot, jadi dengan harga lokal serendah RM 133 (Rp472 Ribu).

"Setiap tahun di China, jumlah kucing yang ditangkap, digantung, dibiarkan berdarah dan mati, atau diikat dengan kawat adalah tidak terbatas," kata Direktur People for the Ethical Treatment of Animals (PETA).
"Hal itu karena bulu kucing dapat digunakan untuk menghasilkan pakaian, tetapi beberapa diekspor ke luar negeri."