NGERI! Klaim Himpun Puluhan Triliun, Ternyata 1MDB Tak Punya Uang Sepeserpun untuk Bayar Utang
Sebelum Najib razak terguling, utang perusahaan yang menjadi ATM kroni di lingkaran Najib, ternyata dibayar dari kas Kementerian Keuangan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PUTRAJAYA - 1 Malaysia Development Berhad (1MDB) yang digadang-gadang sebagai sumber dana investasi jutaan dolar ternyata tak punya uang sama sekali.
Buktinya, perusahaan itu menyatakan tak mampu membayar utang yang jatuh tempo pada 30 Mei ini.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keunagan Lim Guan Eng kepada media setelah memanggil CEO 1MDB Arul Kanda, Rabu (23/5/2018).
Sebelum Perdana Menteri Najib razak terguling, utang perusahaan yang diduga menjadi ATM bagi kroni di lingkaran Najib, ternyata dibayar dari kas Kementerian Keuangan.
"Saya terkejut ketika dokumen pertama yanhg perlu tanda tangan sewaktu mulai bekerja ialah dokumen pembayaran utang 1MDB untuk akhir bulan ini. Saya tidak mau tanda tangan. Saya mau bertemu pimpinan 1MDB dulu," kata Lim.
Arul Kanda memang mendatangi Lim di kantornya, Rabu siang.
Dari pembicaraan itu terungkap jika perusahaan itu tidak punya uang.
Lim langsung menyatakan bahwa Arul Kanda "tidak jujur dan tidak dapat dipercaya".
Lin menuduh Presiden 1MDB menyanyikan lagu yang berbeda sekarang tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
Asal tahu saja, 1MDB sebelumnya menyebutkan bahwa mereka sudah menghimpin dana sekitar RM9,8 miliar atau sekitar Rp 34,3 triliun.
"Pernyataan Arul Kanda benar-benar mengejutkan dan tidak masuk akal," katanya.
Lim mengatakan, dirinya menginstruksikan penasihat hukum kementerian untuk meninjau posisi Arul Kanda sebagai CEO 1MDB.
Pertemuan hari ini sehari setelah Lim mengatakan bahwa selama ini utang perusahaan itu ternyata dibayarkan oleh Kementerian Keuangan dan nilainya mencapai RM7 miliar atau sekitar Rp 24,5 triliun sejak April 2017.
Lim mengatakan, Kemenkeu di bawah kepemimpinan Najib Razak juga telah melakukan pembayaran sebesar RM5,05 miliar kepada Abu Dhabi IPIC, sebagai bagian dari perjanjian penyelesaian atas investasi yang disengketakan.
Arul Kanda tiba di kantor Kemenkeu sekitar pukul 14.43 sore waktu setempat untuk bertemu dengan Lim.
Arul hanya diam dan senyum ketika ditanya wartawan mengenai tujuannya datang ke Kemenkeu.
Selain itu, 1MDB juga memiliki kewajiban sebesar RM143.75 juta yang jatuh tempo pada 30 Mei ini.
Selain itu, 1MDB juga harus membayar bunga obligasi sebesar RM810.21 juta antara September hingga November tahun ini.
"Saya diberitahu, masa jabatan Arul Kanda sebagai CEO 1MDB hingga 30 Jun ini," kata Lim yang juga ingin bertemu dengan Komisaris 1MDB Datuk Kamal Mohd Ali dan Datuk Norazman Ayob.
Atul Kanda sendiri sebelumnya mengatakan mampu melunasi utang 1MDB dari aset mereka.
Namun Lim menegaskan bahwa hal itu tidak benar karena ternyata utangnya dibebankan kepada pemerintah.
Bahkan, perusahaan itu juga bermaksud memindahkan semua asetnya kepada Kementerian Keuangan.
"Ini karena aset milik 1MDB, asalnya adalah milik Kementerian Keuangan yang dijual dengan harga yang sangat rendah kepada 1MDB," katanya.
"Kini, aset ini dikembalikan kembali kepada Kemenkeu, ibarat dari tangan kiri ke tangan kanan. Ini hanya satu permainan saja supaya bisa mengaburi mata rakyat mengenai jumlah uang yang telah dirampok dari rakyat Malaysia," katanya.
Lim sudah memerintahkan untuk melakukan audit khusus terhadap 1MDB
Lim mengatakan manajemen 1MDB telah berulang kali gagal untuk menghasilkan bukti tentang keberadaan investasi selama dua tahun terakhir.
Lim mengatakan dia juga meminta dewan direksi 1MDB untuk mengembalikan sekitar US $ 940 juta dari "unit investasi" yang sebelumnya dipegang oleh BSI Bank Singapura, dan US $ 1,56 miliar dana investasi luar negeri, milik 1MDB Global Investments Limited.
Namun dewan direksi mengaku tidak bisa menarik uang tersebut dengan dalih Bank BS sudah ditutup oleh Pemerintah Singapura dan fund manager menolak untuk berkomunikasi dengan 1MDB karena sedang dalam investigasi Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Jadi, kemana uang triliunan rupiah itu?