Penemuan Mayat

5 Fakta Suami Bunuh Istri di Ketapang, Leher Dijerat Hingga Pengakuan Kades

Nelayan yang tengah mencari ale-ale di Muara Sungai Pawan Ketapang heboh dengan penemuan sosok mayat perempuan, sekitar pukul 10.00 WIB.

Editor: Nasaruddin
Tribunpontianak.co.id
Kolase 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Nelayan yang tengah mencari ale-ale di Muara Sungai Pawan Ketapang heboh dengan penemuan sosok mayat perempuan, sekitar pukul 10.00 WIB.

Mayat mengapung dengan kondisi mengenaskan.

Tangan dan kaki korban diikat, kepala ditutupi kain dan diberi pemberat.

Evakuasi dilakukan. Polisi bergerak cepat mengungkap identitas korban.

Kapolres Ketapang, AKBP Sunario menyampaikan hasil indentifikasi berupa pemeriksaan sidik jari hingga terungkap identitas mayat.

“Korban diketahui bernama Lilis berusia 47 tahun, warga Sukabangun Dalam,” kata Kapolres, Rabu (23/5/2018).

Baca: Ayung Sempat Terlihat Saat Tubuh Istrinya Ditemukan Mengapung

Baca: Anggota DPRD Kalbar Asal Partai Demokrat Terciduk Tengah Berduaan Dengan Wanita di Kamar Penginapan

Baca: Leher Lilis Dijerat, Lalu Tubuhnya Ditenggelamkan Suami ke Sungai Pawan

Baca: Ngeri! Usai Bunuh dan Tenggelamkan Istri, Ayung Gantung Diri

1. Hasil Pemeriksaan Dokter

Dari hasil pemeriksaan dokter, korban diduga dihabisi terlebih dahulu dengan cara dijerat lehernya.

Setelah itu korban ditenggelamkan dengan pemberat

"Kita lakukan visum luar. Dari keterangan dokter, lidahnya terjulur. Ini ciri- ciri gantung diri atau dijerat," ujar Kapolres.

2. Korban Dibunuh Suami

Kapolres membenarkan Lilis merupakan korban pembunuhan.

Pasalnya, korban ditemukan dalam kondisi mengambang dengan tangan dan kaki terikat.

Selain itu, kepala korban ditutupi kain dan tubuhnya diberi pemberat.

"Kita lakukan visum luar. Dari keterangan dokter, lidahnya terjulur. Ini ciri- ciri gantung diri atau dijerat," ujar AKBP Sunario.

"Dugaan sementara, korban tewas dibunuh suaminya atas nama AY," katanya.

Sebab berdasarkan keterangan sementara anaknya bahwa kedua korban sebelumnya berkelahi. Kemudian anak korban sejak Selasa (22/5/2018) dini hari tak tagi melihat ibunya.

“Sebab itu bisa jadi Lilis dibunuh oleh suaminya. Tapi kita tetap akan masih dalami lagi kasus ini apakah Ayong yang membunuh istrnya atau bukan.  Kita akan dalami apakah ada keterlibatan pihak lain atau tidak pada kasus ini. Jadi kita akan mintai keterangan saksi-saksi dan mencari tahu motifnya,” tutur.

Pihaknya juga akan memeriksa anak korban lagi. Hanya saja saat ini anak korban masih trauma jadi belum bisa diminta keterangan lebih dalam.

"Kita akan tanyai kapan dan dimana bapak dan ibunya berkelahi sebelumnya,” sambung Sunario.

3. Terduga Pelaku Saksikan Evakuasi

Terduga pelaku pembunuhan, Ayung (50) yang juga suami korban Lilis, sempat terlihat saat proses evakuasi mayat istrinya.

Hal itu sebagaimana disampaikan Kapolres Ketapang, AKBP Sunario kepada Tribun.

"Suaminya tadi pagi saat penemuan mayat masih terlihat. Sekarang suaminya gantung diri dan meninggal," ujar AKBP Sunario kepada Tribun, Rabu (23/5) sore.

4. Tewas Gantung Diri

Warga Desa Sukabangun Kecamatan Delta Pawan heboh!

Setelah temuan mayat di sungai, kali ini mayat ditemukan di rumah.

Ayung (50) ditemukan di sungai, tewas tergantung.

Ayung merupakan suami dari Lilis yang sebelumnya ditemukan mengambang di sungai.

Kapolres menyatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengetahui apa motif pembunuhan terhadap Lilis dan apa motif Ayung bunuh diri.

Polisi menduga, Ayung bunuh diri lantaran takut perbuatannya menghabisi istri terbongkar lantaran jasad sang istri ditemukan warga.

5. Pengakuan Kepala Desa

Kepala Desa Sukabagun Dalam, Harun mengungkapkan selama ini tak pernah mendegar pasangan tersebut bermasalah seperti berkelahi dan lain sebagainya.

Bahkan menurutnya terhadap kedua korban juga tak pernah dilaporkan bermasalah ke Kantor Desa Sukabangun Dalam.

 “Setahu saya mereka tidak ada apa-apa, selama ini baik-baik saja,” kata Harun kepada awak media saat di rumah duka.

Harun mengaku juga kurang mengetahui bagaimana keseharian kedua korban.

Meski pun dirinya sebagai kepala desa tapi baru menjabat sejak Januari 2018 lalu.

Kemudian korban tinggal di RT 16 sedang ia di RT 5 yang jaraknya sekitat 3 kilo meter.

“Keseharian dan kerjaan korban saya juga kurang tahu. Saya tinggal di RT 5 sedangkan korban ini kan di RT 16 yang jaraknya sekitar 3 kilo meter,” ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved