Langgar Kode Etik, Tenaga Kesehatan Promosikan Susu Formula

Bahkan Ibu-ibu pasca melahirkan pernah ada dibekali susu formula oleh pihak rumah sakit

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK/NINASORAYA
Ketua AIMI Kalbar Aditya Galih Mastika memberikan penjelasan tentang fungsi dan peran AIMI di Kalbar saat berdiskusi dengan Jurnalis Perempuan Khatulistiwa, Kamis (10/5/2018). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalimantan Barat (Kalbar) menyoroti tiga isu penting dalam hal menyusui. Satu di antaranya adalah terkait kode etik promosi susu formula (sufor) baik yang dilakukan oleh produsen sufor hingga petugas kesehatan.

Ketua AIMI Kalbar Aditya Galih Mastika membeberkan bahwa pihaknya kerap menemukan terkait adanya upaya untuk promosi sufor bagi anak usia di bawah enam bulan. Bahkan, hal itu dilakukan secara langsung oleh petugas kesehatan. Hal tersebut menurutnya telah melanggar kode etik.

"Bahkan Ibu-ibu pasca melahirkan pernah ada dibekali susu formula oleh pihak rumah sakit," ungkapnya saat diskusi dengan Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK), di Canopy Center, Kamis (10/5/2018).

Promosi produk sufor kerap dilakukan, kata Aditya, bahkan dengan menggaet pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Hal ini pun masih ditemukan di pelayanan kesehatan di Kota Pontianak.

"Masih ada kami temukan pelayan kesehatan yang turut mempromosikan sufor. Bahkan ada yang menjanjikan hadiah kepada petugas kesahatan yang mampu menjual produk-produk sufor tersebut," ungkap Wakil Ketua AIMI Kalbar, Rizky Pontiviana.

Iklan sufor bagi anak usia di bawah enam bulan memalui media elektronik selama ini memang secara ekspilisit belum ditemukan di media-media cetak dan elektronik. Namun ada upaya-upaya untuk mempromosikan susu pengganti ASI. Padahal menurutnya tidak ada satu produk susu pun yang bisa menggantikan peran ASI.

"Yang menarik sampai ada promosi susu hewan yang bilang kandungannya mendekati kandungan ASI bahkan sama dengan ASI. Itu kan sudah sangat ngawur. Karena ASI ini pakai komplit," ucapnya.

Selayaknya menurut dia, pelayanan kesehatan tidak terlibat dalam promosi sufor. Apalagi yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Selain itu, peran pemerintah menurutnya juga penting agar penegakan terkait kode etik ini dapat dilakukan. Teguran mestinya dilayangkan bagi perusahaan atau pelayanan kesehatan yang melakukan hal demikian agar memberikan efek jera.

ASI memiliki kombinasi sempurna dari protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat. Tidak ada yang lebih baik selain ASI untuk kesehatan seorang bayi. Sel leukosit hanya ditemukan dalam ASI dan mampu membantu melawan infeksi. Sel ini mempunyai sifat antibodi dan hormon yang membuat ASI menjadi minuman paling ideal. Namun, sel leukosit tidak dapat ditemukan di susu formula. (nin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved