Reaksi Tegas Jokowi Atas Isu Negatif yang 'Menyerang' Dirinya! Sebut Tidak Beradab

Jokowi mengatakan salah satu cara tidak beradab yang dipakai untuk menyerangnya adalah tudingan dirinya adalah antek asing.

Editor: Marlen Sitinjak
Fabian Januarius Kuwado
Presiden Joko Widodo saat berpidato di depan seribuan relawan di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/4/2018). 

Presiden Joko Widodo juga menanggapi berbagai isu yang 'menyerang' dirinya.

Dia menegaskan banyak cara tidak beradab yang dipakai untuk 'menyerang' dirinya.

Jokowi mengatakan salah satu cara tidak beradab yang dipakai untuk menyerangnya adalah tudingan dirinya adalah antek asing.

Dia menegaskan isu ini merupakan pelemahan bangsa.

"Banyak yang dari kita ingin melemahkan bangsa kita dengan cara-cara yang tidak beradab. Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya. Jokowi itu antek asing, (isunya) gagal, hilang," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan isu antek asing kemudian gagal menggoyang dirinya.

Baca: Mantan Bos Bongkar Lucinta Luna Ikut Kontes Waria dan 7 Kali Ganti Nama

Namun isu serangan tak berhenti. Dia diisukan sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Ganti lagi, dia itu antek asing. Gagal, hilang lagi. Ganti lagi, isu PKI. Saya jawab saat itu, saya ke pesantren-pesantren, saya ngomong tahun '65 PKI dibubarkan saya baru berumur 3 atau 4 tahun. Masak ada PKI balita?" jelas Jokowi.

Dia juga mengatakan isu PKI tersebut diperkuat oleh foto yang menyebut dirinya bersama tokoh PKI, DN Aidit. Foto itu marak beredar di media sosial.

"Ada gambar di Medsos kayak gini coba. Ini waktu DN Aidit pidato tahun '55, saya lahir belum udah jejer sama DN Aidit coba," katanya.

"Ini isu apa-apaan? Nggak beradab seperti itu," tegasnya dengan nada tinggi.

Baca: Ditanya Moderator Terkait Tingginya Kematian Ibu dan Bayi, Ini Jawaban Karolin

Tak berhenti di situ, kata Jokowi, dirinya juga dilemahkan lewat isu infrastruktur.

"Isu PKI hilang, ganti lagi isu infrastruktur. Karena infrastruktur sekarang ini kita bangun besar-besaran dan rakyat mengapresiasi, dilemahkan dari situ," katanya.

"Kita mengerti bahwa membangun itu memang terkadang ada yang salah atau khilaf. Itu yang kita benahi. Kita ini manusia biasa yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Ia menegaskan tidak akan berhenti melakukan klarifikasi soal tuduhan miring tersebut jika isu itu masih menjadi konsumsi publik. (*)

Do You Have Instagram? follow us:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved