Video Mesum Sambas
Anggota DPRD Sambas Ini Menilai Terjadi Krisis Akhlak di Masyarakat
Kemudian kepada para orangtua juga harus memberikan perhatian terhadap pendidikan anak, mendidik dan menjaga akhlak anaknya.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Satu di antara Anggota DPRD Sambas, Muazah Al Adawiah menilai, adanya kejadian asusila terhadap anak di bawah umur di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas merupakan suatu krisis akhlak di masyarakat.
"Dengan adanya korban asusila, pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Ini merupakan suatu krisis akhlak di masyarakat. Karena pelakunya ini tidak hanya satu orang, malah dilakukan banyak orang, beberapa orang. Sehingga ini perlu adanya suatu ketegasan dari pihak berwenang, terutama kepada kepolisian, untuk segera menindaklanjuti secara hukum kepada para pelaku," ungkapnya, Jumat (23/3/2018).
Baca: DPRD Kalbar Minta Pemerintah Berdayakan Masyarakat Vaksinasi Anjing
Kemudian kepada masyarakat, terutama kepada kepala desa maupun perangkat desa, ini harus betul-betul memberikan perhatian.
"Tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, agar masyarakat kita diberikanlah suatu pendidikan, suatu peringatan atau pemahaman, bagaimana supaya masyarakat kita ini jangan sampailah terjadi, terutama kepada anak-anak ini, yang menjadi korban masih di bawah umur," jelasnya.
Baca: DPRD Sambas Janji Berikan Perlindungan Kepada Korban Persekusi
Kemudian kepada para orangtua juga harus memberikan perhatian terhadap pendidikan anak, mendidik dan menjaga akhlak anaknya.
"Supaya anak-anaknya ini betul-betul menjadi anak yang baik. Bekali mereka dengan pendidikan agama. Jadi pendidikan itu bukan hanya sebatas di sekolah saja," terangnya.
Selain itu, awasi dan perhatikan perkembangan anak-anaknya. Terlebih, Muazah mengingatkan bagi kaum ibu untuk ekstra memberikan perhatian terhadap anak-anak gadisnya.
"Terutam ibu-ibu, anak gadisnya ini harus dilihat pergaulannya, dikontrol setiap waktu. Bila perlu jika anaknya keluar malam, dipantau dan dijaga, keluar malamnya kemana dan sama siapa. Harus dicari dan jangan sampai dibiarkan mereka ini keluyuran malam," papar anggota Komisi A DPRD Sambas ini.
Sehingga, jika tanpa pengawasan ketat. Anak akan menjadi bebas. Yang akhirnya, jika pergaulan salah, akan merugikan dirinya sendiri, keluarga dan warga masyarakat juga.
"Jadi anak-anak jangan sampai terlalu bebas. Kalau sekarang itu sering disebut anak zaman now. Nggak bisa, nggak boleh, harus kita jaga mereka. Saya lihat zaman sekarang ini segala-galanya mudah, apalagi lewat Hp ya ini, ada gambar-gambar porno dan sebagainya," ujarnya.
Menurut legislator Partai Golkar ini, pengguna teknologi saat ini harus bijak dalam menggunakan atau memanfaatkan teknologi untuk kehidupan.
Agar tidak menggunakannya dengan cara yang salah, terlebih lagi dapat merugikan diri sendiri atau bahkan orang lain.
"Bekali anak-anak kita diberikan pendidikan agama dan pendidikan umum. Jangan sampai mereka menjadi korban pelecehan seksua, terutama bagi anak-anak yang masih di bawah umur. Kabupaten Sambas ini cukup tinggi kasus kejahatan seksual yang terjadi. Dari Januari sampai sekarang, kalau tidak salah sudah ada 40 kasus yang terjadi," ungkapnya.
Ia menegaskan, dari kasus-kasus kejahatan anak yang terjadi. Sudah sangat penting bagi Pemerintah Kabupaten Sambas untuk waspada.
Bagaimana pun pemerintah harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait. Untuk bersama-sama mencegah agar kasus seperti ini tidak terjadi kembali.
"Baik itu pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan, sampai ke tingkat desa. Terutama kepala desanya nih, harus betul-betul melihat bagaimana bisa warganya bisa terjadi seperti ini. Saya minta, pelaku-pelaku ini ditindaklanjuti, ditindak secara hukum, sesuai hukum yang berlaku," sambungnya.